Viral Medsos

Viral Video Seorang Ibu dan Remaja Dianiaya Oleh Satpol PP: Ditendang, Dibanting Hingga Terkapar

Dari video yang beredar, remaja wanita tersebut ditendang dan dibanting oleh sekelompok petugas Satuan Polisi Pamong Praja atau Satpol PP. Begitupun

Penulis: Yeni Hardika | Editor: Amirullah

SERAMBINEWS.COM - Media sosial baru-baru ini sedang diramaikan dengan sebuah tayangan video aksi kekerasan yang dilakukan terhadap seorang remaja dan ibu.

Dari video yang beredar, remaja wanita tersebut ditendang dan dibanting oleh sekelompok petugas Satuan Polisi Pamong Praja atau Satpol PP.

Begitupun si ibu yang juga dibanting tubuhnya ke atas tanah hingga tergeletak dan pingsan.

Diketahui, antara remaja dan ibu yang dibanting hingga pingsan tersebut terlibat bentrok dengan satpol pp.

Dari informasi yang beredar, aksi kekerasan yang terekam di dalam video tersebut menimpa masyarakat adat Besipae, di NTT pada Rabu (14/10/2020) siang.

Sementara video yang merekam keributan hingga tindakan penganiayaan itu semula diunggah oleh akun Twitter @BPANusantara.

Baca juga: Refly Harun Singgung Jokowi Klarifikasi Hoaks UU Cipta Kerja: Tak Ada Draf Resmi, Dasarnya Apa?

"Kejadian di Besipae tadi sore, Pol PP bersama preman menganiaya ibu2 dan anak2 yang tinggal di lokasi," tulis akun @BPANusantara seperti dikutip Serambinews.com dalam tweetnya, Kamis (15/10/2020). 

Dalam tayangan video berdurasi 45 detik tersebut, terlihat keributan terjadi antara sejumlah masyarakat dengan sekelompok satpol pp.

Terlihat disana ada puluhan pria yang mengenakan seragam dinas, dan beberapa lainnya mengenakan pakaian biasa.

Aksi saling tarik menarik yang melibatkan beberapa orang berpakaian biasa pun terjadi.

Hingga ibu berkaus hijau tersebut dibanting tubuhnya ke atas tanah oleh seorang pria.

Seketika itu pula, si ibu langsung tergeletak tak bergerak.

Baca juga: Bentrokan Antar Geng Monyet di India Pecah, Tujuh Orang Tewas, Ahli Primata Ungkap Penyebabnya

Baca juga: Pendaftaran Permohonan Bantuan Dana UMKM Gratis, Pemohon Hanya Perlu Lengkapi Syarat & Ketentuan Ini

Sementara remaja wanita yang mengenakan kaus berwarna kuning terlihat dikeroyok oleh beberapa orang.

Ia sempat mendapat tendangan beberapa kali oleh seorang wanita yang memegang kamera hingga dibanting oleh seorang pria, lantaran terus melawan dan berusaha memukul.

Melansir dari Kompas.com, peristiwa tersebut dilaporkan terjadi di Desa Pubabu- Besipae, Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS) pada Rabu (14/10/2020) siang.

Salah seorang tokoh masyarakat Desa Pubabu-Besipae, Niko Manoe membenarkan aksi kekerasan yang terjadi di wilayah tersebut.

Dikatakan oleh Niko, ibu yang dicekik dan dibanting tersebut bernama Damaris.

Sementara remaja perempuan yang ditendang dan juga dibanting itu bernama Novi (15).

Baca juga: Bentrokan di Santiago, Polisi Chili Lempar Anak Berusia 16 Tahun dari Atas Jembatan ke Sungai

“Benar, ada kejadian itu, seperti video yang beredar di media sosial. Kejadian bermula sekitar jam 12.00 WITA, siang tadi hingga akhirnya ada tindakan represif dari pihak pemerintah provinsi kepada warga kami,” kata Niko saat dihubungi oleh Kompas.com, Rabu (14/10/2020).

Selain dua orang itu, ada juga beberapa perempuan lainnya yang mendapat perlakuan sama.

Menurut Niko, pertikaian tersebut bisa dihindari ketika petugas Satpol PP dan Dinas Peternakan Provinsi NTT turun melakukan kegiatan di lahan itu.

Warga menolak karena lahan itu masih berstatus sengketa.

Sehingga tak dibenarkan untuk melakukan kegiatan di dalamnya.

“Beberapa warga kami perempuan yang terluka. Ada ibu yang dicekik di leher hingga masih ada luka yang membekas,” ungkapnya.

Baca juga: Bentrok Mahasiswa Unimed dan Gerombolan Pria Berseragam Loreng, Begini Kejadiannya

Satpol PP membantah

Dikutip Serambinews.com dari Kompas.com, Kamis (15/10/2020), Kasat Pol PP NTT Cornelis Wadu membantah aksi kekerasan yang dilakukan sejumlah pria dan anak buahnya di Desa Pubabu-Besipae.

"Itu tidak benar. Nanti untuk lebih jelasnya konfirmasi langsung ke Plt Kepala Badan Pendapatan dan Aset Daerah NTT Weli Rohimone," ujar dia singkat.

Pelaksana tugas (Plt) Badan Pendapatan dan Aset Daerah Welly Rohi Mone pun membantah kekerasan itu.

Menurutnya, jusru anak buahnya yang menjadi korban kekerasan.

“Anak buah saya yang justru jadi korban dan mengalami memar di bagian belakang atas kepala,” ungkapnya.

Welly menjelaskan, kedatangannya ke Pubabu untuk membuka lahan demi menyukseskan program tanam jagung panen sapi milik Pemprov NTT.

“Kami datang untuk persiapan lahan, karena dekat musim penghujan. Kami juga tidak usik warga setempat yang bolak-balik di depan kami,” katanya.

Kedatangan Pemprov NTT bersama dengan Korem 161 Wirasakti Kupang untuk melihat lahan yang akan dimanfaatkan untuk program Tanam Jagung Panen Sapi (TJPS).

Ia menjelaskan, sejumlah warga melarang saat mobil tangki mengisi air.

Sehingga, terjadi tarik menarik selang antara warga dan aparat keamanan.

Saat tarik menarik itu terjadi, kata Welly, seorang ibu terpeleset dan jatuh.

Salah staf Welly mencoba membantu ibu tersebut bangun.

“Orang belum pegang sudah jatuh. Satu ibu terpeleset, namun hendak ditolong, justru dipukul,” katanya.

Welly pun melaporkan kasus dugaan penganiayaan itu ke Polsek Amanuban Selatan.

“Ini baru selesai visum. Kami sudah buat laporan, karena staf saya alami penganiayaan,” jelasnya. (Serambinews.com/Yeni Hardika)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved