Berita Luar Negeri
Gempa 7,5 SR Guncang Alaska, Picu Gelombang Tsunami, Warga Lari ke Dataran Tinggi
Gempa berkekuatan 7,5 skala richter (SR) di Alaska, Amerika Serikat memicu gelombang tsunami setinggi 1,3 meter. Warga lari ke dataran tinggi
Penulis: Agus Ramadhan | Editor: Muhammad Hadi
SERAMBINEWS.COM - Gempa berkekuatan 7,5 skala richter (SR) di dekat Sand Point, Alaska, Amerika Serikat memicu terjadinya gelombang tsunami, Senin (19/10/2020) sore waktu setempat.
Hal itu disampaikan oleh Scott Langley dari Pusat Peringatan Tsunami Nasional AS.
Langley mengatakan, tsunami itu menyebabkan terjadinya dua gelombang, masing-masing setinggi 1,3 meter.
Namun, pos pengamat yang berada di darat melaporkan gelombang itu setinggi 45,7 sentimeter dan 61 sentimeter di atas permukaan air pasang.
Melansir dari CNN, Selasa (20/10/2020) Pusat itu juga memantau pelabuhan di area 500 mil di sepanjang garis pantai Alaska.
Baca juga: Viral Pria Berdiri di Samping Sepeda Motornya Saat Menunggu Lampu Lalu Lintas

Peringatan tsunami telah dikeluarkan setelah gempa bumi berkekuatan 7,5 SR.
Tetapi peringatan itu telah dicabut beberapa jam setelahnya.
Alarm peringatan tsunami itu ditujukkan untuk Semenanjung Alaska dan Alaska Selatan.
Langley mengatakan bahwa area yang menjadi pusat peringatan gelombang tsunami berada di wialayah yang cukup terpencil.
Baca juga: Gempa Bumi Tektonik 5,4 SR Guncang Simeulue, Kedalaman 10 Km, tidak Berpotensi Tsunami
Baca juga: Gempa 5,2 SR yang Menghentak Aceh Barat dan Nagan Raya Siang Tadi tak Berdampak Kerusakan
"Untuk pantai Pasifik AS dan Kanada lainnya di Amerika Utara, tidak ada ancaman tsunami," kata pusat peringatan tsunami di Palmer, Alaska.
Pusat gempa tercatat berada di 60 mil dari Sand Point, dekat Semenanjung Aleut di bagian barat daya Alaska.
"Kami benar-benar merasakannya, Ini yang besar," kata karyawan toko, Lorna Osterback setelah gempa itu.
Osterback mengatakan penduduk kota akan menuju tempat yang lebih tinggi dari saat sirine ancaman tsunami berbunyi.
Jeanette Piniones Navales berlari bersama keluarganya dari Pulau Kodiak ke tempat yang lebih tinggi di Gunung Pillar ketika peringatan tsunami berbunyi.
Dia mengatakan telah tinggal di Kodiak sejak 2014 dan ini adalah kali keenam dia mengalami peringatan tsunami.
Baca juga: Sukses Dalam Operasi Militer Hingga Difilmkan, Ternyata Ini 5 Kegagalan Terburuk Pasukan Khusus AS
Baca juga: Memahami Gempa Megathrust Lewat Potensi Tsunami 20 Meter Selatan Jawa, Ini Penjelasannya