Breaking News

Pendidikan Dayah

Nyanyian Miris Yatim Piatu dan Anak Duafa di Dayah Darul Amna, Berharap Asrama tak Lagi Bocor

“Mudah-mudahan kami bisa segera membangun asrama baru agar anak-anak bisa tidur lebih lelap dan aman.”

Penulis: Nasir Nurdin | Editor: Nasir Nurdin
ACT Aceh/For Serambinews.com
Santri Dayah Darul Amna di Gampong Dayah Usi, Kecamatan Mutiara Timur, Kabupaten Pidie berfoto di asrama mereka yang dihuni berdesak-desakan. 

Sorot mata Yana teduh,  sesekali ia tersenyum malu-malu. Di usia 3 tahun, Yana bersama kakaknya, Rahmi (8 tahun, juga nama samaran) dan abangnya, Arel (12 tahun, nama samaran), ditinggal pergi oleh orang tua mereka yang kini berada di luar negeri. 

Kemudian Yana tinggal bersama nenek dari keluarga ayahnya. Tak jarang ia mendapatkan perlakuan tidak baik dari sang nenek. Sementara ibunya dari Nusa Tenggara Timur tinggal di luar negeri. Tidak ada satu orang pun yang tahu persis bagaimana ceritanya kakak beradik itu tiba di Darul Amna.

Yana hampir tidak pernah mendapatkan kasih sayang dan perhatian orangtua layaknya anak-anak lain seusianya. Harapan hidupnya tumbuh tatkala Waled memberikannya tempat nyaman untuk berlindung dari siksaan. 

Baca juga: VIRAL Siswa SMA Maki Polisi Ditegur Tak Pakai Masker, Sebut Corona Konspirasi, Akhirnya Minta Maaf

“Banyak anak-anak di sini yang tidak kami tahu asal-usulnya. Kami menerima mereka dengan ikhlas,” ujar Waled.

Di Darul Amna juga ada Diniati (8 tahun, nama samaran), berasal dari Matang Glumpang Dua, Bireuen.

Kedua orang tua Diniati bercerai dan sampai sekarang tidak diketahui keberadaan mereka.

Dulu Diniati tinggal bersama neneknya yang berusia lanjut. Untuk memenuhi kebutuhan sendirinya saja sulit. Akhirnya sang nenek menitipkan Diniati ke Yayasan Darul Amna.

Tak jarang beberapa anak asuh di sana menyendiri dengan mata berkaca-kaca. Oleh karena itu sesekali Waled membawa mereka jalan-jalan ke pantai, sungai, dan tempat-tempat wisata murah menggunakan becak atau naik mobil tua peninggalan almarhum ayahnya.

Waled berusaha sedapat mungkin mengurangi kesedihan anak-anak asuh akibat terpisah dengan orangtua.

Amanah Ayah sebelum Ditembak OTK

Amanah mengasuh anak-anak diterima Waled saat masih kuliah di UIN Ar-Raniry, Darussalam, Banda Aceh. Ia rela meninggalkan pendidikannya demi menjalankan amanah tersebut.

Pada Rabu pagi, 22 September 2003, sebelum Tgk Zakaria mengembuskan nafas terakhirnya, ia berpesan kepada Waled untuk meneruskan pekerjaannya sebagai pengasuh di Dayah Darul Amna

“Nak, nanti malam saya akan ditembak oleh si fulan. Mohon kamu tidak dendam, dan doa dari kalian semua yang Abi harapkan. Tolong nanti ketika saya meninggal, kamu bantu urus anak-anak yatim dan duafa di sini,” ucap Tgk Zakaria, kala itu. Mendengar ucapan Abinya, Waled menjadi gelisah dan was-was.

Malamnya, suasana masih berjalan seperti biasanya. Waktu itu Tgk Zakaria sedang memasak air bersama anak asuhnya.

Tepat pukul 22.30 WIB, tiba-tiba datang orang tak dikenal (OTK) membawa senjata api. Suasana menjadi gaduh.

Baca juga: Polisi Briptu MI Tewas Tertembak di Mushala, Ucapan Terakhir Sebelum Bunuh Diri: Saya Ingin Mati

Halaman 2 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved