Internasional

Arab Saudi Kecam Penerbitan Ulang Kartun Nabi Muhammad, Tolak Hubungan Islam dengan Terorisme

Kementerian Luar Negeri Arab Saudi mengatakan kerajaan menolak setiap upaya untuk menghubungkan Islam dan terorisme, lansir SPA, Selasa (27/10/2020).

Editor: M Nur Pakar
AFP/STR
Warga Saudi dan ekspatriat melaksanakan shalat Ashar di Masjidil Haram, Mekkah, untuk pertama kalinya setelah pembatasan Covid-19 selama berbulan-bulan pada 18 Oktober 2020. 

SERAMBINEWS.COM, RIYADH - Kerajaan Arab Saudi, Selasa (27/10/2020) menolak dengan tegas hubungan Islam dengan terorisme.

Kementerian Luar Negeri Arab Saudi mengatakan kerajaan menolak setiap upaya untuk menghubungkan Islam dan terorisme, lansir SPA, Selasa (27/10/2020).

Kemlu Saudi juga mencela kartun Nabi Muhammad yang diizinkan oleh Prancis.

Ulama Arab Saudi mengutuk penerbitan karikatur, tetapi juga mengutip belas kasihan, keadilan dan toleransi Nabi.

Syekh terkemuka lainnya meminta umat Islam untuk tidak bereaksi berlebihan.

Kelompok Hamas membakar potret Presiden Prancis Emmanuel Macron dengan cetakan sepatu di atasnya unjuk memprotes komentarnya atas kartun Nabi Muhammad, di luar markas Pusat Kebudayaan Prancis di Gaza, Selasa (27/10/2020)
Kelompok Hamas membakar potret Presiden Prancis Emmanuel Macron dengan cetakan sepatu di atasnya unjuk memprotes komentarnya atas kartun Nabi Muhammad, di luar markas Pusat Kebudayaan Prancis di Gaza, Selasa (27/10/2020) (AFP/MAHMUD HAMS)

Baca juga: Mantan Direktur CIA Brennan: Memalukan Trump Undang Putra Mahkota Arab Saudi ke AS

Arab Saudi juga mengecam penerbitan ulang karikatur Nabi Muhammad.

Kerajaan juga mengutuk tindakan teroris apapun, terlepas dari pelakunya.

Arab Saudi menyerukan kebebasan intelektual dan budaya untuk mempromosikan rasa hormat, toleransi, dan perdamaian.

Presiden Prancis Emmanuel Macron telah berjanji untuk memerangi kelompok Islam radikal setelah pemenggalan kepala
seorang guru sejarah pada 16 Oktober.

Guru itu telah menunjukkan kartun Nabi Muhammad kepada murid-muridnya dalam diskusi kelas tentang kebebasan berbicara.

Tetapi negara-negara mayoritas Muslim terus memperlihatkan kemarahannya.

Orang-orang membakar gambar Macron di Suriah dan penduduk membakar bendera Prancis di ibu kota Libya, Tripoli.

Demonstran membawa poster selama demo mengutuk Presiden Prancis Emmanuel Macron di depan Kedutaan Besar Prancis di Baghdad, Irak, Senin (26/10/2020).
Demonstran membawa poster selama demo mengutuk Presiden Prancis Emmanuel Macron di depan Kedutaan Besar Prancis di Baghdad, Irak, Senin (26/10/2020). (AFP/AHMAD AL-RUBAYE)

Baca juga: VIDEO - Peringati Hari Kelahiran Nabi Muhammad, Presiden Turki Erdogan Serukan Boikot Produk Prancis

Protes juga telah diadakan baru-baru ini di Irak, Turki, Jalur Gaza dan di daerah oposisi di baratlaut Suriah yang
dikendalikan oleh pemberontak yang didukung Turki.

Di Timur Tengah, toko Kuwait telah menarik yogurt Prancis, keju, dan botol air soda dari rak mereka,

Universitas Qatar membatalkan pekan budaya Prancis.

Bahkan menyerukan untuk menjauh dari jaringan toko bahan makanan Carrefour milik Prancis

Baca juga: Prancis Desak Negara Arab Menghentikan Seruan Boikot Produknya

Boikot Produk Prancis menjadi tren di media sosial Arab Saudi dan Uni Emirat Arab (UEA), serta sejumlah negara Arab lainnya.(*)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved