Berita Banda Aceh
Orang Tua Mengeluh dan Berharap Anaknya Kembali Belajar Tatap Muka, Begini Tanggapan Kemenag Aceh
“Untuk mengatasi keluhan orang tua bisa kita laksanakan pembelajaran tatap muka, termasuk di zona merah. Tapi dengan syarat orang tua setuju...
Penulis: Masrizal Bin Zairi | Editor: Nurul Hayati
“Untuk mengatasi keluhan orang tua bisa kita laksanakan pembelajaran tatap muka, termasuk di zona merah. Tapi dengan syarat orang tua setuju anaknya belajar di madasah. Sedangkan madrasah siap, karena keputusan tertinggi hari ini ada di madrasah,” pungkasnya.
Laporan Masrizal | Banda Aceh
SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH – Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Bidang Pendidikan Madrasah Kanwil Kementerian Agama (Kemenag) Aceh, Zulkifli SAg MPd mengungkapkan, pelaksanaan proses belajar tatap muka di masa pandemi Covid-19 ini sangat tergantung dengan kondisi daerah.
Apabila daerah tempat madrasah tersebut tidak ada kasus Covid-19, maka bisa dilaksanakan pembelajaran tatap muka.
Tapi jika ada warga di daerah itu yang terkonfirmasi Covid-19, maka madrasah di wilayah itu akan diliburkan sementara dan proses belajar mengajar dialihkan ke daring.
“Kalau kita melakukan pembelajaran tatap muka pada zona yang dilarang dalam regulasi, ditakutkan ini akan menambah klaster penyebaran Covid-19,” kata Zulkifli saat menjadi narasumber dalam Program Serambi Podcast Edisi Bincang Pendidikan, Senin (2/11/2020).
Zulkifli mengakui, bahwa pembelajaran secara daring yang berlangsung selama ini kurang efektif untuk meningkatkan mutu pendidikan anak didik.
“Di masa pandemi tidak memungkinkan kegiatan pembelajaran berlangsung normal, itu kita akui,” ungkapnya.
Baca juga: 10 Negara Ini Dinilai Paling Korup di Muka Bumi, Ternyata Satu Diantaranya Ada di Asia Tenggara
Bahkan ia mengakui, ada 44 persen madrasah di seluruh Aceh tidak melaksanakan pembelajaran daring.
Hal itu dikarenakan kondisi daerah tersebut tidak terakses jaringan internet, ada guru tidak memiliki Hp android, hingga ada siswa tidak memiliki kuota.
“Ini yang membuat pembelajaran daring selama ini tidak efektif. Di samping itu kita juga mempunyai kendala dimana guru kesulitan mengelola pembelajaran. Padahal kita sudah menyusun kurikulum darurat, namun guru kita masih mengacu pada kurikulum nasional,” kata Zulkilfi.
Dalam kesempatan itu, Zulkifli juga mengakui, adanya orang tua anak didik yang mengeluh dengan sistem pembelajaran daring.
Dia mengatakan, memang tidak mudah untuk menjadi guru.
“Kami saja yang guru mendidik anak sangat sulit, apalagi bukan guru,” ujarnya.
Terkait keluhan orang tua yang meminta agar pembelajaran kembali dilakukan secara tatap muka, menurut Zulkilfi sangat memungkinkan dilaksanakan, sekalipun di daerah dengan status zona merah.