Berita Abdya

Usir Hama Burung Pipit, Petani Abdya Bertahan di Sawah dari Pagi Hingga Sore

Petani harus berada di areal sawah dari pagi sampai sore atau hingga menjelang malam untuk menghalau burung pipit dalam jumlah besar.

Penulis: Zainun Yusuf | Editor: Taufik Hidayat
Serambinews.com
Petani areal sawah Cot Seutui Desa Keude Siblah, Blangpidie, Abdya, harus menjaga tanaman padi yang mulai mulai berisi sejak pagi sampai sore karena diserang hama burung pipit, Minggu (15/11/2020) 

Laporan Zainun Yusuf | Aceh Barat Daya

SERAMBINMEWS.COM, BLANGPIDIE – Hama burung pipit dalam jumlah besar, menyerang tanaman padi sawah di hamparan blang (sawah) Cot Seutui, Desa Keude Siblah dan Desa Kuta Bahagia (Paya), Kecamatan    Blangpidie, dan blang Beuah Desa Pawoh dan Pantee Parak, Kecamatan  Susoh, Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya).

Tanaman padi Musim Tanam (MT) Gadu 2020 program Indek Pertanaman 300  (IP 300) dari Distan Aceh tahun 2020 itu, sebagian sudah keluar malai,  berisi serta dan bulir  mulai mengeras. 

Tanaman padi program IP300 tersebut memang ditanam lebih cepat atau sejak Sepetember lalu. Sementara hamparan sawah di sejumlah desa lain di Kecamatan Blangpidie dan dan Susoh, baru selesai tanam atau masih dalam proses penanaman.

Padahal, tanaman padi yang ditanam tidak serentak sangat rentan serangan hama.

Paling tidak, sekarang ini dialami para petani yang mengembangkan tanaman padi  di hamparan blang Cot Seutui, Desa Keude Siblah dan Desa Kuta Bahagia (Paya),  Blangpidie, dan blang Beuah Desa Pawoh dan Pantee Parak, Susoh,

Para petani setempat harus berada di areal sawah dari pagi sampai sore atau hingga menjelang malam untuk menghalau burung pipit dalam jumlah besar.

Areal tananam padi dijaga secara bergiliran melibatkan seluruh anggota keluarga, tidak kecuali para ibu rumah tangga.    

“Jika tidak, dipastikan hasil panen akan berkurang secara drastis akibat dimangsa burung,” kata Suib, salah seorang petani Desa Keude Siblah, Blangpidie kepada Serambinews.com, Minggu (15/11/2020).

Menurut keterangan, Distan Aceh melalui Program IP300 mengembangkan mengembangkan tanaman padi 148 hektare (ha) di lokasi areal blang Cot Seutui Desa Keude Siblah dan Kuta Bahagia, Kecamatan Blangpidie, dan 115 ha lokasi blang beuah Desa Pawoh dan Pantee Perak, Kecamatan Susoh.

Suib menjelaskan kawanan burung pipit dalam jumlah besar tergolong ganas. “Ketika dihalau berpindah ke lokasi yang tidak terlalu jauh, dan kalau pun terbang jauh  dalam waktu tidak lama, kemudian kembali lagi,” katanya.

Tanaman padi yang mulai berisi dan mengeras itu jika tidak serius dijaga pemiliknya, maka bulir padi berubah warna menjadi putih dan tangkainya menjulang ke atas setelah dimangsa burung.

Mengatasi serangan hama burung, selain harus dijaga ketat, sebagian besar petani mengusir burung dengan cara memasang potongan platik warna perak dan hitam yang diikat pada bentangan tali di hamparan sawah.

Plastik warna perak tampak berkilau ketika dihembus angin sehingga diharapkan bisa mengusir burung. Beberapa petani lainnya, seperti di Desa Kuta Bahagia, petani memasang jaring di atas permukaan hamparan sawah sehingga tidak mampu diterobos burung.

Namun, untuk memasang jaring di atas hamparan sawah butuh biaya lumayan besar.

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved