Gubernur Resmikan Masjid Nurul Hasanah Aceh di Palu
Gubernur Aceh, Ir Nova Iriansyah MT, Minggu (22/11/2020), meresmikan berfungsinya Masjid Jami’ Nurul Hasanah Aceh
* Pasha Ungu Jadi Muazin
PALU - Gubernur Aceh, Ir Nova Iriansyah MT, Minggu (22/11/2020), meresmikan berfungsinya Masjid Jami’ Nurul Hasanah Aceh di Kelurahan Pengawu, Kecamatan Tatanga, Kota Palu, Sulawesi Tengah (Sulteng).
Seperti diketahui, pada 2018 terjadi bencana beruntun yaitu gempa Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB) pada 5 Agustus 2018. Gempa disusul tsunami dan likuifaksi di beberapa wilayah Sulteng pada 28 September 2018, dan tsunami Selat Sunda pada 22 Desember 2019.
Merespons bencana itu, Plt Gubernur Aceh, Nova Iriansyah menyerukan penggalangan bantuan kemanusiaan. Hasil penggalangan terkumpul dana kemanusiaan untuk korban gempa Lombok dari pemerintah dan masyarakat Aceh sebesar Rp 1,9 miliar, untuk Palu sebesar Rp 3,3 miliar dan untuk korban tsunami Selat Sunda Rp 296.526.532.
Untuk Lombok dan Palu disepakati membangun kembali dua masjid di kedua daerah itu yang hancur akibat bencana. Sedangkan untuk korban tsunami Selat Sunda diserahkan dalam bantuk uang tunai melalui Pemkab Pandeglang, Banten pada 19 Desember 2019.
Di Lombok, masjid yang dibangun yaitu Masjid An-Nur di Desa Gondang, Kecamatan Gangga, Kabupaten Lombok Utara. Masjid berkonstruksi bambu yang diselesaikan selama enam bulan itu--selanjutnya ditabalkan namanya An-Nur Aceh--diresmikan oleh Plt Gubernur Nova Iriansyah pada 28 April 2019.
Kemudian pada 13 Desember 2019, Plt Gubernur Aceh, Nova Iriansyah meletakkan batu pertama menandai dimulainya pembangunan Masjid Jamik Nurul Hasanah di Kelurahan Pengawu, Kecamatan Tatanga, Kota Palu, Sulteng.
“Alhamdulillah, hari ini saya datang lagi kemari untuk meresmikan Masjid Nurul Hasanah Aceh yang menjadi simbol persaudaraan Aceh-Palu,” kata Gubernur Aceh, Nova Iriansyah yang ikut didampingi istrinya selaku Ketua TP PKK Aceh, Dr Ir Dyah Erti Idawati MT.
Di hadapan Gubernur Sulteng diwakili Wagub Rusli Dg Palabbi bersama jajaran Forkopimda dan Plt Wali Kota Palu Sigit Purnomo Said alias Pasha Ungu bersama jajarannya, termasuk tokoh-tokoh Kota Palu, Muspika Tatanga dan Kelurahan Pengawu, termasuk pengurus dan imam besar Masjid Nurul Hasanah Aceh, Gubernur Nova mengatakan, kehadirannya di Palu mengikutsertakan sejumlah bupati dan pimpinan DPR Aceh.
Gubernur kemudian memperkenalkan satu per satu, yakni Bupati Aceh Singkil Dulmusrid, Bupati Aceh Barat H Ramli MS, Bupati Aceh Jaya Drs HT Irfan TB, Bupati Aceh Tenggara Raidin Pinim, dan Bupati Aceh Tamiang H Mursil SH MKn. Juga hadir dua unsur pimpinan DPR Aceh yaitu Hendra Budian dan Ichsanuddin MZ, serta Ketua DPD I Golkar Aceh TM Nurlif.
Juga bergabung Kepala Badan Penghubung Pemerintah Aceh di Jakarta Almuniza Kamal bersama pejabat SKPA terkait dengan pembangunan Masjid Nurul Hasanah Aceh Palu, di antaranya dari Dinas Perkim dan BPBA.
Pasha Ungu muazin
Rangkaian peresmian Masjid Nurul Hasanah Aceh kemarin selain ditandai penandatanganan prasasti, pemotongan pita, juga shalat zuhur berjamaah perdana dengan Gubernur Aceh dan rombongan. Shalat zuhur tersebut diimami oleh Bupati Aceh Barat H Ramli MS sedangkan muazin Plt Wali Kota Palu Sigit Purnomo Said alias Pasha Ungu.
Milad ke-57 Nova Iriansyah
Masih dalam rangkaian peresmian Masjid Jamik Nurul Hasanah Aceh, pihak panitia juga menggelar acara khusus berupa pembacaan doa atas milad ke-57 Nova Iriansyah.
Mengenai milad Nova Iriansyah sempat disinggung oleh Pasha Ungu dalam
sambutannya. “Hari ini meski ada yang disembunyikan oleh kakanda Nova, namun kami sudah tahu bahwa beliau berulang tahun ke-57. Pak Imam nanti kan memimpin doa milad untuk beliau,” ujar Pasha Ungu disambut gemuruh ucapan selamat ulang tahun dari hadirin.
Dalam kunjungan ke Palu kemarin, Gubernur Nova Iriansyah juga dijamu makan malam oleh Wagub Sulteng. Selain itu Gubernur Nova juga bertemu dengan masyarakat Aceh di Palu.
Sedangkan bersamaan dengan peresmian Masjid Nurul Hasanah Aceh, Bupati Aceh Barat H Ramli MS juga melakukan penandatanganan peresmian Balai Pengajian Pesantren Hikmatussunnah, Kelurahan Duyu, Kota Palu. Balai pengajian itu merupakan bantuan Pemkab Aceh Barat dan masyarakatnya sebagai bentuk kepedulian terhadap bencana yang terjadi pada 2018 lalu.
Simbol persahabatan
Masjid Nurul Hasanah Aceh dirancang dan sekaligus dilaksanakan pekerjaannya oleh Dr Ing Andry Widyowijatnoko ST MT yang juga Dosen Institut Teknologi Bandung (ITB). Andry selaku ketua pelaksana desain dan pembangunan melaporkan, dalam melaksanakan amanah pemerintah dan masyarakat Aceh tersebut dia membentuk tim yang terdiri atas anak-anak muda asal Palu, yaitu Imam Prasetyo ST Mars yang juga mantan mahasiswanya di Program Magister Arsitektur ITB, Ir Rahmat
Kosasi ST IPM, Eko S Danaputra ST, Manggala Idul SSkom, dan Ir Muhammad
Rahmani ST MT.
“Tim inilah yang membantu saya dalam mendesain dan membangun masjid ini, sehingga setiap rupiah yang disumbangkan digunakan semaksimal mungkin untuk keperluan pembangunan masjid,” kata Andry.
Desain masjid ini terinspirasi oleh arsitektur tradisional Sulawesi Tengah dan Aceh dan menyatukannya dalam sebuah pola geometri arsitektur Islam sebagai simbol persahabatan kedua provinsi. Masjid ini menggunakan struktur kayu karena potensi meterial ini sangat besar di Sulawesi Tengah.
Bentang lebar 20x20 meter diselelesaikan dengan struktur lattice yaitu struktur yang terdiri dari tiang-tiang dan balok-balok rapat yang membentuk
bidang-bidang jajaran genjang yang dikombinasikan dengan struktur bidang lipat. Struktur bentang lebar seperti ini didesain agar masjid tidak memiliki kolom yang dapat memotong shaf pada bagian tengahnya.
Waktu pembangunan masjid ini hampir 21 bulan. Empat bulan di antaranya terdapat penundaan pekerjaan akibat perubahan administrasi keuangan. Kendala teknis terbesar adalah konstruksi atap yang didirikan dengan cara manual dengan hanya menggunakan katrol. Balok-balok struktur atap terbuat dari laminasi papan-papan dengan beban balok terberat mencapai lebih dari 1 ton dengan panjang 18 meter. Pekerjaan atap yang serba manual ini memakan waktu hingga 11 bulan.
“Kami sangat beruntung bisa dibantu oleh tukang-tukang lokal yang tidak kenal kata menyerah menerima tantangan ini,” demikian Andry Widyowijatnoko.(nas)