Infrastruktur
Jembatan Rangka Baja Bintah Selesai, 250 KK di Aceh Jaya Bebas Rakit
Rakit merupakan satu-satunya alat penyeberangan bagi masyarakat Bintah dan Sarah Raya, untuk memenuhi kebutuhan pokok dan lainnya.
Penulis: Herianto | Editor: Ansari Hasyim
Laporan Herianto I Banda Aceh
SERAMBINEWS.COM, BAND ACEH - Sekitar 250 KK Masyarakat Bintah dan Sarah Raya Kecamatan Tenom Kemukiman Pasi Raya, Kabupaten Aceh Jaya, sejak November 2020 lalu, sudah terbebas dari rakit.
“Setelah pembangunan jembatan rangka baja Bintah se
Baca juga: VIDEO Ketua DPRK Aceh Besar Rehab Rumah Janda Kecelakaan Jalan Tol Sigli-Banda Aceh
panjang 160 meter, selesai dikerjakan bulan November lalu, masyarakat Bintah dan Sarah Raya sudah terbebas dari rakit,” kata PPTK pelaksana pembangunan jembatan rangka baja Bintah, Kecamatan Teunom, Julianto ST dalam laporannya kepada Asisten II Setda Aceh, H T Ahmad Dadek, saat berkunjung ke lokasi pembangunan jembatan rangka baja Bintah, di Kecamatan Teunom, Aceh Jaya, Jumat (4/12/2020).
Baca juga: Pemuda Ini Nekat Jadi Kurir Sabu Demi Biaya Nikah, Akhirnya Ijab Kabul di Kantor Polisi
Setelah mendengar laporan dari PPTK pelaksan pembangunan jembatan rangka baja Bintah Asisten II Setda Aceh, H T Ahmad Dadek, menemui sejumlah masyarakat Bintah dan Sarah Raya, yang sedang melintasi jembatan rangka baja Bintah.
Aminah, seorang penduduk Gampong Bintah yang dimintai tanggapannya terkait sudah mulai fungsionalnya jembatan rangka baja Bintah mengatakan dirinya sangat senang, sejak bulan November lalu, tidak naik rakit lagi, jika mau menyeberangan sungai Bintang yang lebarnya mencapai 200 meter.
Pembangunan proyek jembatan Bintah itu, ungkap Aminah, sudah dimulai tahun 2015 lalu, tapi baru tuntas pada November 2020 lalu.
Sejak itu pula, masyarakata Desa Bintah dan Sarah Raya, sebanyak 250 KK lebih terbebas dari rakit.
Sebelum ada jembatan rangka baja Bintah ini, ungkap Aminah, masyarakat Bintah dan Sarah Raya yang ingin memasarkan hasil pertanian dan perkebunannya, berupa jagung, kelapa sawit, pinang nilam, dan lainnya, harus menggunakan rakit.
Baca juga: Sambut HUT GAM ke 44, Mantan Kombatan di Aceh Selatan Berziarah ke Makam Syuhada
Selain itu, anak-anak Gampong Bintah dan Sarah Raya yang sudah masuk SMP dan SMA, kalau mau pergi sekolah menggunakan rakit, karena sekolah SMP dan SMA, berada di sebarang sungai, di Gampong Twi Priya.
Yang sering menjadi keluhan masyarakat, kalau ingin berobat ke Puskesmas kecamatan, pada waktu musim hujan deras, dimana air sungai sangat deras, rakit yang mau ditumpangi untuk menyeberangan ke Gampong Twi Priya, susah dioperasikan, dan harus menunggu esok harinya, menunggu air surut.
Rakit merupakan satu-satunya alat penyeberangan bagi masyarakat Bintah dan Sarah Raya, untuk memenuhi kebutuhan pokok dan lainnya.
"Setelah lantai jembatan Bintah ini selesai dicor, November lalu, dan pihak rekanan mengizinkan untuk dilalui, sejak itu, masyarakata kami tidak lagi menggunkan rakit,” ujar Anisah, dengan tersenyum.
“Syukur alhamdulillah kami ucapkan kepada Allah SWT, dan berterima kasih kami kepada Pak Bupati dan Pak Gubernur yang sudah memberikan perhatian,” tutur Anisah.
Usai menemui masyarakat Asisen II Setda Aceh, H T Ahmad Dadek, meminta kepada rekanan yang membangun jembatan rangka baja Bintah, sisa pekerjaan fisik yang belum selesai sekitar 7 persen lagi itu, yaitu pembangunan tanggul jembatan sebelah kanan dan pengaspalan, segera diselesaikan sebelum akhir tahun.
“Setelah pembangunan seluruh jembatan ini selesai 100 persen, masyarakat yang melintas pun, menjadi lebih aman dan nyaman,” pungkas Dadek.(*)