Internasional

China Jadi Ancaman Terbesar AS dan Dunia, Ingin Mendominasi Seluruh Planet

Pemerintah China telah menjadi ancaman terbesar bagi Amerika Serikat dan seluruh dunia sejak Perang Dunia II.

Editor: M Nur Pakar
AP
Direktur Intelijen Nasional, John Ratcliffe melihat Presiden Donald Trump menyerahkan Presidential Medal of Freedom kepada mantan pelatih sepak bola Lou Holtz, di Gedung Putih, Washington, Kamis (3/12/2020). 

SERAMBINEWS.COM, WASHINGTON - Pemerintah China telah menjadi ancaman terbesar bagi Amerika Serikat dan seluruh dunia sejak Perang Dunia II.

Direktur Intelijen Nasional AS, John Ratcliffe mengatakan pemerintahan Trump meningkatkan retorika anti-China untuk menekan Presiden terpilih Joe Biden agar bersikap keras di Beijing.

"Intelijennya jelas, Beijing bermaksud mendominasi AS dan seluruh planet ini secara ekonomi, militer dan teknologi," tulis Ratcliffe dalam sebuah opini yang diterbitkan Kamis di The Wall Street Journal, Jumat (4/12/2020).

"Banyak inisiatif publik utama China dan perusahaan terkemuka menawarkan selapis kamuflase untuk aktivitas Partai Komunis China," jelasnya.

Baca juga: NATO Khawatirkan Kebangkitan Militer China, Meskipun Rusia Tetap Menjadi Musuh Utama

"Saya menyebut pendekatan spionase ekonomi dengan merampok, mereplikasi dan mengganti'," kata Ratcliffe.

"China merampas kekayaan intelektual perusahaan AS, mereplikasi teknologi, kemudian menggantikan perusahaan AS di pasar global," ujarnya.

Di Beijing, juru bicara kementerian luar negeri Hua Chunying menolak editorial itu sebagai langkah lebih lanjut untuk menyebarkan informasi palsu.

Bahkan, China menilai sebagai virus politik dan kebohongan dengan merusak reputasi China dan hubungan China-AS.

"Itu tidak menawarkan hal baru tetapi mengulangi kebohongan dan desas-desus yang ditujukan untuk mencoreng China," kata Hua.

"Jangan mempermainkan ancaman China dengan cara apapun," kata Hua pada briefing harian pada Jumat (4/12/2020).

"Ini adalah tipuan kebohongan lain yang dibuat oleh departemen terkait di AS. pemerintah untuk beberapa waktu. " katanya.

Baca juga: AS Jatuhkan Sanksi ke Perusahaan China dan Rusia, Terkait Dukungan Nuklir Iran

Pejabat pemerintahan Trump telah meningkatkan retorika anti-China mereka selama berbulan-bulan, terutama selama kampanye kepresidenan.

Ketika Presiden Donald Trump berusaha menangkis kesalahan atas penyebaran virus corona.

Di jalur kampanye, Trump memperingatkan bahwa Biden akan bersikap lunak terhadap China.

Meskipun presiden terpilih setuju bahwa China tidak mematuhi aturan perdagangan internasional, memberikan subsidi yang tidak adil kepada perusahaan China dan mencuri inovasi Amerika.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved