Breaking News

dr Aslinar, ASI dan Imunisasi Bentengi Anak dari Penyakit

Air Susu Ibu (ASI) dan imunisasi punya peran penting dalam membentuk kekebalan tubuh anak agar terhindar dari berbagai penyakit menular

Editor: bakri
zoom-inlihat foto dr Aslinar, ASI dan Imunisasi Bentengi Anak dari Penyakit
IST
Ketua Aceh Peduli ASI, dr Aslinar SpA MBiomed

Air Susu Ibu (ASI) dan imunisasi punya peran penting dalam membentuk kekebalan tubuh anak agar terhindar dari berbagai penyakit menular. Duet ASI dan vaksin diperlukan sebagai benteng pertahanan bagi tubuh anak. 

Ketua Aceh Peduli ASI, dr Aslinar SpA MBiomed, mengatakan, imunisasi bertujuan untuk memberikan kekebalan tubuh kepada anak sejak lahir. Imunisasi yang diberikan antara lain hepatitis B saat bayi lahir, pada usia satu bulan disuntik vaksin Bacillus Calmette-Guérin (BCG) untuk melindungi dari tuberkulosis (TB) dan polio.

Ketika anak berusia dua hingga empat bulan diberikan imunisasi difteri, pertusis, dan tetanus (DPT) serta haemophilus influenza tipe B (HiB), dan hepatitis B. Selain itu ditambah vaksin polio tetes dan polio suntik. Lalu, pada usia sembilan bulan diberikan vaksin campak rubella dan ketika anak duduk di bangku sekolah dasar (SD) baru dilakukan imunisasi lanjutan.

Sementara ASI, kata Aslinar, pada enam bulan pertama anak hanya diberikan ASI eksklusif tanpa ditambah makanan dan minuman. Usia selanjutnya hingga dua tahun, anak tetap diberi ASI serta dibarengi dengan makanan dan minuman tambahan. "Kalau ditanya apakah ASI bisa menggantikan vaksin? Jawabannya tidak. Sebab, ASI dan imunisasi tidak bisa saling menggantikan, tapi keduanya berjalan beriringan," ungkap dr Aslinar yang juga Sekretaris Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Aceh.

Ia menjelaskan, imunisasi ada dua macam yaitu imunisasi aktif dan pasif. Imunisasi aktif dihasilkan oleh sistem imun tubuh yang membentuk antibodi bila tubuh terpapar kuman. Sedangkan ASI merupakan imunisasi pasif yang perlindungannya tidak spesifik. Perlindungan ASI, sambung Aslinar, memang efektif tapi tidak bertahan lama. Aslinar menyarankan orang tua menduetkan imunisasi dan ASI untuk membentuk kekebalan tubuh anak.

"Ada beberapa penelitian yang menyatakan, bayi yang diberi ASI dan imunisasi, kadar antibodi dalam tubuhnya lebih tinggi dari bayi yang diimunisasi saja tapi nggak dapat ASI. Sebaliknya, ada bukti yang menunjukkan bayi yang mendapat ASI dan diberikan imunisasi, maka antibodinya jadi lebih tinggi dibanding bayi yang diberi susu formula," jelas Aslinar. Menurutnya, bayi yang baru diimunisasi kemudian diberikan ASI akan merasa nyaman serta rasa sakit yang didapat seusai disuntik bakal cepat hilang.

Dokter spesialis anak ini menyayangkan karena belakangan marak beredar isu negatif tentang imunisasi yang disebar oleh kelompok antivaksin. Kelompok tersebut punya slogan 'Imun is ASI' yang diambil dari kata imunisasi. Mereka kerap mengampanyekan stop imunisasi dan cukup memberi ASI saja kepada anak. Kampanye itu membuat orang tua enggan mengimunisasikan anaknya. Sehingga, cakupan imunisasi makin menurun. "Padahal, ASI dan imunisasi adalah dua hal yang beda caranya namun sama-sama untuk melindungi bayi," bebernya.

Bagi anak yang hanya mendapat ASI, sambung Aslinar, perlindungan kekebalan tubuhnya tidak lama serta tak spesifik. Anak yang tidak diimunisasi rentan terjangkit penyakit menular seperti hepatitis B, TB, difteri, tetanus, campak, dan rubella. Ia berharap, orang tua tidak terpengaruh dengan kampanye yang digaungkan kelompok antivaksin. Orang tua diminta menanyakan langsung ke petugas terkait seperti dokter atau bidan bila mendapat informasi hoax tentang vaksin. Selain itu, ibu yang punya masalah saat menyusui juga dianjurkan berkonsultasi dengan tenaga medis sehingga tidak langsung memberikan susu formula untuk anaknya. (*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
KOMENTAR

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved