Kupi Beungoh
Allahyarham Abu Paloh Gadeng, Wasiatnya Tentang Petani, Peternak, dan Akar Kemiskinan Pedesaan Aceh
Ia tak pernah memuji penguasa secara berlebihan, tidak pernah menganjurkan muridnya untuk membenci orang lain yang fiqihnya berbebeda
Ahmad Humam Hamid*)
Ulama sederhana, dan bersahaja itu telah berpulang menemui cintanya, Sang Khalik.
Ia pergi meninggalkan keluarga, muridnya, jemaah pengajiannya, dan kita semua.
Semua kita tahu, ia sangat rendah hati, terbuka dan berterus terang dan sangat luwes dalam bergaul.
Ia tak pernah memuji penguasa secara berlebihan, tidak pernah menganjurkan murid dan jemaah pengajiannya untuk membenci orang lain yang fiqihnya berbeda, dan ia memperlakukan semua orang sama.
Banyak orang yang tahu banyak tentang kiprah keagamaan beliau, tentang keluasan pengetahuannya, tentang dayahnya, tentang interaksinya dengan para ulama lain, yang lebih tua, yang sebaya, maupun yang muda.
Tidak ada rekam jejak almarhum yang membuatnya “kurang”, walau sedikitpun.
Abu Paloh Gadeng adalah ulama ummat.
Baca juga: Ribuan Warga Antar Abu Paloh Gadeng, Putra Pertama Imami Shalat Jenazah
Baca juga: Abu Paloh Gadeng, 22 Tahun Belajar Ngaji di Dayah Al-Madinatuddiniyah Babussalam Blang Bladeh
Kendaraan Surga dan Makanan dari Kebun Orang
Beberapa bulan yang lalu ada sebuah klip video yang beredar luas, sekalipun tidak sangat viral di berbagai WA group di Aceh tentang sebuah masalah sangat kecil, mungkin sangat sederhana dari beliau.