Pelatihan
Sekda Latih 60 Pegawai BPBA Terkait Manajemen Penyusunan Barang di Gudang
Dalam acara penanaman pohon, Sekda Aceh bersama Asisten II Setda Aceh, didampingi Kepala BPBA, Sunawardi dan sejumlah pejabat eselon III dan IV setemp
Penulis: Herianto | Editor: Ansari Hasyim
Laporan Herianto I Banda Aceh
SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Sekda Aceh dr Taqwallah M Kes bersama Asisten II H T Ahmad Dadek, MH, Minggu, (27/12) melatih 60 pegawai Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA) tentang ilmu manajemen pengelolaan dan penyusunan barang dan asset daerah untuk penanggulangan bencana alam di daerah.
Sebelum memberikan materi pelatihan penyusunan barang di gudang BPBA, acara dimulai dengan melakukan penanaman pohon hijau di kompleks pergudangan BPBA tersebut.
Dalam acara penanaman pohon, Sekda Aceh bersama Asisten II Setda Aceh, didampingi Kepala BPBA, Sunawardi dan sejumlah pejabat eselon III dan IV setempat.
Sekda Aceh, dr Taqwallah M.Kes mengatakan, kegiatan tanam pohon di kompleks BPBA ini dilaksanakan, karena di kompleks BPBA, belum terdapat pohonan hijau agar tiga tahun ke depan di kompleks ini, sudah banyak pohon yang hidup dan menjadi tanaman penghijau lingkungan.
Baca juga: Hati- Hati, Pakai Foto Kasatpol PP Lhokseumawe, Pelaku Minta Pulsa Via Whatshapp
Baca juga: Staf Kedubes Jerman Datangi Petamburan, Habiburokhman Minta FPI Tak Berkolaborasi dengan Pihak Asing
Baca juga: Hanyut di Pantai Sehari Sebelum Pesta Pernikahan, Mempelai Pria Ditemukan tak Bernyawa di Tepi Laut
Program tanam pohon ini dilakukan, kata Sekda Aceh, selain untuk penghijuan kompleks pergudangan BPBA, dua minggu lalu, GubernurAceh, Ir H Nova Iriansyah MT, yang melakukan sidak ke kompleks pergudangan BPBA yang berada di belakang Stadion Lhong Raya menyebut masih gersang, belum banyak tanaman pohon hijau di sekitarnya.
Sedangkan kegiatan pelatihan singkat manajemen pengelolaan dan penyusunan barang/asset daerah di gudang BPBA dilaksanakan, kata Sekda Aceh, juga atas perintah dan saran serta usul Gubernur Aceh, dimana pada saat ia berkunjung, melihat tumpukan barang/aset daerah, yang berada di gudang BPBA, belum tersusun dengan rapi .
Kondisi itu menunjukkan bahwa, sebanyak 60-100 orang pegawai yang ada di BPBA, kurang peduli dengan pengelolaan dan penataan susunan barang/asset daerah, yang akan digunakakan untuk penanganan bencana alam, pada saat terjadi bencana alam.
Taqwallah mengatakan, kritikan Nova terhadap lingkungan kompleks BPBA yang belum ada penghijuan dan susunan barangnya di gudang belum rapi, tujuannya adalah untuk menjadikan pergudangan BPBA menjadi gudang yang bersih dan rapi, serta karyawan yang berugas bertanggung jawab penuh dan peduli terhdap letak dan susunan barang yang ada di dalam gudang.
"Kenapa kita perlu meletakkan barangan dalam gudang BPBA teratur dan rapi pada tempatnya, tujuannya pada saat barang itu mau digunakan untuk penanganan bencana alam di daerah, bisa cepat dipindahkan ke lokasi bencana alam dan barangnya masih layak pakai," ujarnya.
Tapi sebaliknya, jika penempatan barangan itu tidak diletakkan pada tempat yang sudah disiapkan, kondisi barangnya akan cepat rusak, dan jika mau memanfaatkan sudah tidak layak pakai lagi.
Barang yang sudah tidak layak pakai dipindahkan satu temat, dan jika masa pemusnahannya sudah jatuh tempo, dimusnahkan, dan buang ketempat pembuangannya.
Nova mengatakan, pergudangan milik swasta, kenapa barangnya bisa tersusun dengan rapi dan teratur menurut jenisnya, sementara pergudangan pemerintah, yang biaya operasi penjagaannya setiap tahun di keluarkan, tidak terpelihara dengan rapi.
Apa yang dikatakan Gubernur Aceh, Nova Iriansyah itu, kata Sekda Aceh, sangat benar, karena itu ia ditugaskan untuk melakukan pembinaan dan mengajarkan manajemen penyusunan dan pengelolaan barangan/asset daerah yang ada di kompleks pergudangan BPBA pada hari Minggu ini.
Taqwallah mengatakan, setiap bangunan gedung yang ada di kompleks BPBA ini, harus ada orang yang menjadi pengelola dan penanggung jawabnya, untuk mencatat jenis barang yang disimpan, kebersihan gudang serta susunan barangnya.
“Tujuannya, pada saat barang tersebut mau dipakai untuk lepentingan penanganan bencana alam, bisa cepat diambil, cepat didistribusikan ke lokasi bencana alam dan masih layak pakai,” pungkas Taqwallah.(*)