Berita Luar Negeri

Perbuatan tak Senonoh Marak, Ternyata Mi Instan asal Indonesia Dipakai Pria Merayu Wanita di Ghana

Kelezatan mi instan asal Indonesia ini ternyata menjadikan alat rayuan para lelaki di Ghana untuk melakukan perbuatan tak senonoh terhadap para gadis

Penulis: Agus Ramadhan | Editor: Muhammad Hadi
Tribunnews.com
Ilustrasi Mi Instan 

SERAMBINEWS.COM – Di Ghana, Mi Instan Asal Indonesia Dijadikan Alat Rayuan Pria untuk Lakukan Perbuatan tak Senonoh

Mi Instan bagi masyarakat Indonesia adalah makanan yang memiliki cita rasa terenak.

Makanan tersebut kerap dijadikan santapan sendiri atau bersama keluarga dan teman.

Mi Instan merk Indomie asal Indonesia pernah dinobatkan sebagai makanan paling enak dunia oleh Los Angeles Time, tahun 2019.

Namun, kelezatan mi instan asal Indonesia ini ternyata menjadikan alat rayuan para lelaki di Ghana untuk melakukan perbuatan tak senonoh terhadap para gadis.

Dalam sebuah dialog nasional tentang kekerasan seksual dan berbasis gender saat pandemi, yang diadakan oleh STAR-Ghana Foundation, mengungkapkan mi instan asal Indonesia menjadi penyumbang utama kehamilan.

Mengutip dari World of Buzz, Senin (28/12/2020), sebuah studi yang dilakukan oleh Bashiratu Kamal, mengungkapkan bahwa Indomie adalah salah satu penyebab meroketnya angka kehamilan remaja di Ghana.

Baca juga: BREAKING NEWS - Tangan Putus Total, Perawat RSUTP Abdya Ditemukan Tergeletak di Jalan Sepi

Baca juga: 4 Alasan Kita Tak Boleh Makan Mi Instan Berlebihan, Berdampak Buruk Bagi Kesehatan

Baca juga: Tak Pernah Terpikirkan, Begini Cara Mudah Keluarkan Bumbu Minyak Mi Instan dari Sachet sampai Bersih

Kamal yang seorang pakar gender dan ketenagakerjaan mengatakan, tingkat kemiskinan di Ghana ditambah dengan pandemi Covid-19, menambah daftar panjang kehamilan remaja.

“Selama pandemi Covid-19, gadis-gadis muda didorong untuk melakukan hubungan transaksional di mana pria akan menjanjikan mereka barang sebagai imbalan,” katanya.

Menurut hasil studi itu, barang-barang tersebut termasuk Indomie, pulsa, dan uang untuk membeli ponsel.

Dalam studinya tersebut, Kamal menceritakan bahwa dalam beberapa kasus, ia menemukan adanya praktik ‘seks transaksional”.

“Di mana beberapa orang tua juga mendorong anak-anak mereka untuk ikut serta, sehingga mereka bisa mendapatkan cukup uang untuk menghidupi diri sendiri," ujarnya.

Dia melanjutkan, para ibu mendorong putrinya untuk berpartisipasi dalam 'seks transaksional'.

Karena dia percaya bahwa pria hidung belang itu dapat membantu putrinya lebih dari yang dia bisa.

“Orang tua mereka tidak bekerja, mereka di rumah dan mereka harus bertahan hidup. Jadi mereka melakukan ini untuk mendapatkan uang," ungkap Kamar.

Baca juga: STOP! Mencampur Mi Instan dengan Nasi Berbahaya Bagi Kesehatan, Ini yang Akan Terjadi Pada Tubuh

Halaman 1 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved