Internasional

Iran Setuju Bayar Kompensasi Keluarga Korban Pesawat Penumpang Ukraina Jatuh Ditembak

Pemerintah Iran, Rabu (30/12/2020) menyetujui dana kompensasi untuk membayar keluarga dari 176 korban pesawat penumpang Ukraina.

Editor: M Nur Pakar
AP
Puing-puing berserakan di tempat pesawat Ukraina jatuh di Shahedshahr baratdaya ibu kota Teheran, Iran pada 8 Januari 2020. 

SERAMBINEWS.COM, DUBAI - Pemerintah Iran, Rabu (30/12/2020) menyetujui dana kompensasi untuk membayar keluarga dari 176 korban pesawat penumpang Ukraina.

Pesawat itu ditembak jatuh oleh pasukan Iran di luar Teheran pada Januari 2020 lalu.

Iran akan membayar 150.000 dolar AS atau sekitar Rp 2,1 miliar untuk setiap korban, TV pemerintah melaporkan, tanpa menentukan batas waktu.

Dilansir AP, pengumuman itu datang ketika keluarga korban bersiap menandai peringatan kecelakaan pada 8 Januari 2021.

para diplomat dari negara-negara yang kehilangan warganya mendorong Iran untuk lebih banyak bekerja sama dalam penyelidikan dan masalah kompensasi.

Belum ada komentar segera atas pengumuman Iran dari lima negara dalam pembicaraan dengan Iran tentang reparasi.

Selama berhari-hari, Iran membantah bahwa militernya bertanggung jawab atas jatuhnya pesawat tersebut.

Tetapi dengan bukti ekstensif yang muncul dari laporan intelijen Barat dan pembangunan tekanan internasional, Iran mengakui.

Bahwa militernya secara keliru menembaki pesawat jet Ukraina pada saat ketegangan yang meningkat antara Iran dan Amerika Serikat.

Baca juga: Penumpang Pesawat  Dirapid Test Antigen

Permusuhan telah mencapai puncaknya seminggu sebelumnya atas serangan pesawat tak berawak Amerika yang menewaskan jenderal tinggi Iran Qassem Soleimani di Baghdad.

Sehingga meningkatkan kekhawatiran akan kekerasan lebih lanjut di wilayah tersebut.

Para pejabat dan analis intelijen Barat yakin Iran menembak jatuh pesawat itu dengan sistem Tor buatan Rusia, yang dikenal NATO sebagai SA-15.

Teheran menyalahkan kesalahan manusia atas penembakan itu.

Dalam sebuah laporan yang dirilis selama musim panas bahwa mereka yang menjaga baterai rudal permukaan-ke-udara yang tidak sejajar salah mengidentifikasi pesawat.

Sehingga penerbangan sipil diangga sebagai ancaman dan melepaskan tembakan dua kali tanpa mendapatkan persetujuan dari pejabat tinggi. .

Pihak berwenang Kanada menuduh Iran belum mengungkapkan semua bukti yang relevan atau memberikan jawaban yang memuaskan untuk sejumlah pertanyaan yang masih ada.

Termasuk identitas mereka yang bertanggung jawab atas jatuhnya pesawat tersebut.

Rangkaian kejadian yang tepat yang menyebabkan Pengawal Revolusi melepaskan tembakan.

Termasuk keputusan untuk membiarkan wilayah udara Iran terbuka untuk lalu lintas sipil pada malam yang sama ketika Iran meluncurkan rentetan rudal balistik ke pasukan AS di Irak.

Pesawat Boeing 737 yang dioperasikan oleh Ukraine International Airlines menuju ibu kota Ukraina Kyiv, membawa 167 penumpang dan sembilan anggota awak dari beberapa negara.

Termasuk 82 warga Iran, 57 Kanada, 17 Swedia, 11 Ukraina, empat warga Afghanistan dan empat warga Inggris.

Rute ini populer bagi mereka yang melanjutkan perjalanan ke Kanada.

Baca juga: Heboh Bocah 7 Tahun Punya Kemampuan Terbangkan Pesawat, Begini Kisah Awalnya

Selama berbulan-bulan, pemerintah dari lima negara yang terkena dampak telah menuntut agar Teheran menerima"tanggung jawab penuh atas kecelakaan itu.

Bahkan, harus membayar kompensasi kepada keluarga korban sesuai dengan perjanjian internasional.

Iran, pada bagiannya, telah mengirimkan pesan yang beragam tentang masalah kompensasi.

Gholamreza Soleimani, kepala badan asuransi utama negara itu pada Oktober 2020 mengatakan akan menolak membayar kompensasi.

Karena jet tersebut diasuransikan oleh perusahaan-perusahaan Eropa.

Tetapi pejabat Iran lainnya telah berjanji untuk merundingkan kompensasi dengan lima negara.

"Kami melakukan kesalahan, tetapi dasar kompensasi harus diputuskan," kata Mohsen Baharvand, Wakil Menlu Iran pada September 2020.

Baca juga: Pesawat Pembom Rusia dan China Terbang Bersama, Melakukan Patroli di Pasifik

"Kami telah memberi tahu rekan Ukraina bahwa peraturan internasional adalah dasar kami," jelasnya.

Asosiasi yang mewakili keluarga korban merilis pernyataan pekan lalu yang mengecam tawaran kompensasi Iran dan menuntut penyelidikan independen dan transparan.

"Keluarga waspada dan tidak akan menandatangani dokumen apa pun," bunyi pernyataan itu.

Pembunuh tidak bisa memainkan peran sebagai pelayat, kata mereka.(*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved