Wanita Abdya Meninggal Tergantung
Ismail, Suami dari Wanita Meninggal Tergantung di Abdya Sedih Ketika Anak-anak Bertanya, Kemana Ibu?
Empat hari setelah Ibu Rumah Tangga (IRT) S bin A (33 tahun) meninggal dunia, rumah duka di Dusun I, Gampong Geulumpang Payong....
Penulis: Zainun Yusuf | Editor: Jalimin
Laporan Zainun Yusuf| Aceh Barat Daya
SERAMBINEWS.COM, BLANGPIDIE – Empat hari setelah Ibu Rumah Tangga (IRT) S bin A (33 tahun) meninggal dunia, rumah duka di Dusun I, Gampong Geulumpang Payong, Kecamatan Blangpidie, ramai dikunjungi pelayat yang menyampaikan duka cita sangat mendalam, Rabu (6/1/2021).
Ibu dari lima putra-putra putri ini ditemukan meninggal dunia dalam posisi tergantung di ruang tamu rumah ibu mertuanya, Minggu (3/1/2021) pagi. Tentu, anak-anak sangat kehilangan atas kepergian sang ibu untuk selama-lamanya.
Amatan Serambinews.com pada hari keempat, Rabu (06/01/2021), rumah duka yang terletak di ujong gang (lorong kecil) di Jalan Irigasi menuju bendungan Irigasi Teknis Krueng Susoh (Kuta Tinggi), ramai orang melayat.
Di ujung gang itu berdiri dua unit rumah. Satu unit rumah permanen milik adik dari Ismail dan satu rumah sederhana semi permanen, milik orangtuanya, dan di rumah inilah ditemukan sang istrinya meninggal dalam kondisi tergantung.
Selain masyarakat, juga guru-guru dari TK Dharmawanita Blangpidie dan SMPN 1 Blangpidie, tempat anak almarhumah bersekolah untuk menyampaikan belasungkawa. Kedatangan pelayat diterima Ismail alias Ma’in (40), suami dari almarhumah S bin A.
Baca juga: Menteri Keuangan AS Kunjungi Sudan, Siap Kucurkan Bantuan Miliaran Dolar
Baca juga: Bocah Asal Nagan Raya yang Tenggelam di Aceh Jaya belum Ditemukan, Tim Gabungan Perluas Pencarian
“Doa samadiayah untuk almarhumah pada malam hari diikuti warga dalam jumlah lumayan,” kata Ismail kepada Serambinews.com. Kecuali itu, rumah duka juga ada beberapa anak dari keluarga Ismail sendiri sehingga kehadiran mereka membuat anak-anak yang ditinggalkan almarhumah sedikit terhibur.
Lima putra-putri yang ditinggalkan almarhumah S, masing-masing Zia Arahman (13), laki-laki murid kelas I SMPN 1 Blangpidie, Atifa Naila, perempuan murid kelas II SDN 5 Kuta Tinggi, Aditia Noval, laki-laki kelas O (nol besar) TK Dharmawanita Blangpidie.
Raiyan, laki-laki belum sekolah dan bungsu yang masih bayi, Bisqis Ania Rahma, perempuan (umur 2,5 bulan). Memasuki hari keempat, Rabu (06/01/2021) ditinggal sang ibu untuk selama-lamanya, anak-anak mulai bertanya kepada ayahnya, kemana ibu?
“Anak saya yang nomor tiga dan empat (Noval dan Raiyan) yang belum sekolah mulai bertanya kepada saya, kemana ibu?” kata Ismail kepada Serambinews.com dengan raut wajah sedih sangat mendalam.
Anak tertua yang duduk di kelas I SMP, yang nomor dua kelas II SD juga sangat kehilangan sang ibu. Sedangkan anak bungsu yang masih bayi sudah dititipkan kepada adik dari Ismail.
“Bayi yang berusia 2,5 bulan memang kami serahkan kepada adik saya, sekitar tiga hari sebelum ibu dari anak-anak berpulang,” ungkap Ismail.
Dia menambahkan, suana rumah di rumah memang ramai pelayat dan anak-anak asyik bermain dengan teman seusianya.
“Beberapa hari ke depan suana menjadi agak sepi, anak-anak pasti makin sering bertanya kepada saya, kemana ibu?” ujarnya.
Baca juga: Disdikbud Kota Subulussalam Terapkan 3 Opsi Proses Belajar Mengajar, Kadis: Tetap Dievaluasi
Ismail yang berprofesi sebagai teknisi pemasangan sumur itu menuturkan tentang musibah yang menimpanya. Ayah lima anak mengaku tidak ada firasat apa-apa sebelum terjadi peristiwa menyedihkan itu.