Korban Tanah Bergerak di Ciamis Ketakutan, Warga Tak Bisa Tidur hingga Mengungsi

Sebanyak 22 rumah warga di satu RT yang berada di Dusun Cilimus, Desa Indragiri, Kecamatan Panawangan, Kabupaten Ciamis dikosongkan.

Editor: Faisal Zamzami
KOMPAS.COM/CANDRA NUGRAHA
Salah satu rumah ambruk atap bagian depannya akibat tanah bergerak di Dusun Cilimus, Desa Indragiri, Kecamatan Panawangan, Kabupaten Ciamis, Selasa (5/1/2021).(KOMPAS.COM/CANDRA NUGRAHA) 

SERAMBINEWS.COM, CIAMIS - Pergerakan tanah terjadi di Dusun Cilimus, Desa Indragiri, Kecamatan Panawangan, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat terus menghantui warga.

Pergerakan tanah mulai terjadi pada Jumat (1/1/2020) malam.

Warga sangat ketakutan dengan adanya bencana ini.

Mereka khawatir rumahnya rubuh secara tiba-tiba.

Sebanyak 22 rumah warga di satu RT yang berada di Dusun Cilimus, Desa Indragiri, Kecamatan Panawangan, Kabupaten Ciamis dikosongkan.

Penghuninya mengungsi ke rumah kerabat maupun menumpang di bale dusun.

Sejak Jumat malam (1/1/2021), terjadi bencana pergerakan tanah di dusun ini.

Dinding dan lantai rumah warga di sana retak-retak. Bahkan ada lantai yang ambles sedalam 30 centimeter.

Akibat bencana ini, warga menjadi ketakutan. Mereka khawatir bencana ini lebih parah.

"Malam hari, anak dan istri numpang tidur di rumah saudara. Siang hari, ada warga kembali ke rumah karena ada sejumlah perabotan yang tidak dipindahkan, takut hilang," jelas Asep Asikin, warga yang rumahnya rusak akibat tanah bergerak, saat dikonfirmasi melalui sambungan telepon, Rabu (6/1/2021).

Pasca-kejadian Jumat malam, Asep dan para bapak warga dusun mengadakan ronda malam secara bergantian. Mereka siaga karena khawatir tanah di kampungnya ambles secara tiba-tiba.

"Pernah dua malam tidak tidur, begadang," ucap Asep.

Selain bencana susulan, warga juga khawatir rumahnya disatroni maling.

Kondisi rumah yang kosong bisa saja dimanfaatkan penjahat untuk beraksi.

Asep menceritakan, ia dan warga lainnya kerap waswas ketika melihat keadaan rumah di siang hari.

Musababnya, kayu atap rumah sering berderit menandakan terjadinya pergerakan pada pondasi rumah.

"Warga melihat keadaan rumah dari teras, ruang tamu.

Saat melihat rumah sering terdengar deritan suara dari atap dan kusen pintu maupun jendela. Itu berarti tanahnya masih bergerak," kata Asep.

Suara retakan lantai keramik yang pecah juga kerap terdengar.

Selain itu, lantai yang awalnya rata beberapa jam berikutnya bisa tiba-tiba menyembul seolah terangkat dari bawah.

"Lantai rumah di beberapa bagian awalnya tidak rusak. Kini terkelupas, bisa diambil dengan tangan.

Sejumlah pintu juga macet, tak bisa masuk ke kusen karena pondasi rumah bergeser," kata Asep.

Lebih lanjut, Asep meminta bantuan pemerintah supaya menyediakan lahan untuk relokasi permukiman warga.

"Harapannya sih ada relokasi dari pemerintah," ucapnya.

Warga lainnya, Sahli mengatakan tidak masalah jika pemerintah merelokasi tempat tinggalnya.

Saat ini, beberala retakan terdapat di rumah Sahli.

"Warga ikut pemerintah. Jika (rumah saat ini) tak layak pakai, enggak apa-apa direlokasi di tempat aman," katanya.

Lantai rumah warga di Dusun Cilimus, Desa Indragiri, Kecamatan Panawangan, Kabupaten Ciamis, ambles sedalam 30 centimeter akibat tanah bergerak. Sebanyak 22 rumah dikosongkan akibat bencana ini.(KOMPAS.COM/CANDRA NUGRAHA)
Lantai rumah warga di Dusun Cilimus, Desa Indragiri, Kecamatan Panawangan, Kabupaten Ciamis, ambles sedalam 30 centimeter akibat tanah bergerak. Sebanyak 22 rumah dikosongkan akibat bencana ini.(KOMPAS.COM/CANDRA NUGRAHA) 

Bukit retak sepanjang 170 meter

Selain menyebabkan kerusakan rumah, tanah bergerak juga menyebabkan retakan sepanjang 170 meter di sebuah bukit.

Yang lebih ngeri, bukit ini tepat berada di atas permukiman warga.

"Di atas bukit, ada retakan tanah, memanjang," kata Asep Asikin.

Satu hari setelah kejadian tanah bergerak, kata Asep, warga fokus menyelamatkan diri dengan mengungsi ke rumah saudara.

Hari kedua hingga hari keempat, warga fokus untuk memindahkan perabotan dari rumah.

"Setelah selesai pindahan, warga fokus menutup retakan tanah di bukit tersebut," kata Asep.

Dia menambahkan, petugas dari BPBD Kabupaten Ciamis sudah meninjau lokasi bencana di Dusun Cilimus.

Hasil peninjauan, kata Asep, BPBD meminta warga untuk segera menutup retakan-retakan tanah tersebut.

"Harus ditutup biar retakan tidak bertambah besar," katanya.

Sebelumnya, bencana tanah bergerak terjadi di Dusun Cilimus pada Jumat malam (1/1/2021).

Selepas salat Isya, lantai rumah warga tiba-tiba retak.

Retakan juga terdapat di dinding rumah.

Seminggu sebelum kejadian, wilayah Cilimus dan sekitarnya memang diguyur hujan deras yang cukup lama.

Khawatir ada bencana susulan, warga di satu RT terpaksa mengosongkan rumah.

Mereka memilih sementara tinggal di rumah saudara yang dirasa aman. 

Baca juga: VIDEO - 5 Orang Teroris Diamankan, Diduga dari Kelompok PKK

Baca juga: VIRAL Video Sekelompok Orang Deklarasikan Diri Tentara Allah, Ini Kata MUI

Baca juga: Rumah Tangga Aa Gym & Teh Ninih: Menikah di Tahun 1988, Kini Diisukan Cerai Setelah Sempat Rujuk

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Kisah Korban Tanah Bergerak di Ciamis, Tak Bisa Tidur dan Takut Saat Dengar Atap Rumah Berderit"

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved