Syekh Ali Jaber Meninggal
Kisah Syekh Ali Jaber yang Ingin Berdayakan Tunanetra di Aceh untuk Jadi Muazzin, Qari & Imam Shalat
Ulama sekaligus pendakwah asal Madinah, Arab Saudi, yang berkewarganegaraan Indonesia ini meninggal dunia di Rumah Sakit Yarsi Jakarta pagi tadi
Penulis: Masrizal Bin Zairi | Editor: Mursal Ismail
Alquran seharga Rp 1.250.000 ini dibagikan secara simbolis kepada 20 tuna netrasaja.
Sedangkan sisanya dibagikan setelah acara peringatan maulid selesai sesuai dengan data penerima yang telah dicatat sebelumnya oleh tim dari Pemerintah Kota Banda Aceh.
Untuk Banda Aceh, Al-Quran Braile digital ini disediakan sebanyak 200 unit. Kegiatan ini merupakan wujud kerjasama Pemko dengan Yayasan Ali Jaber Indonesia.
Wali Kota Illiza Sa’aduddin Djamal saat itu mengatakan sebagian dari Alquran Braille Digital ini juga akan diserahkan kepada tunanetra di kabupaten Aceh Besar, karena untuk Banda Aceh sudah melebihi.
Lanjut Illiza, pemberian Alquran tersebut merupakan kewajiban dari Pemko Banda Aceh sebagai bentuk perhatian kepada masyarakat dari kalangan tuna netra, di samping juga memperhatikan kesempatan kerja, pendidikan dan kesehatan bagi kalangan tunanetra.
Selain itu, Illiza berharap pemberian Al-qur’an itu juga untuk pencerdasan Al-quran bagi kalangan tuna netra sebagaimana layaknya masyarakat normal lainnya.
Sementara Syekh Ali Jaber mengatakan pemberian Al-Quran di Banda Aceh merupakan yang terbanyak dari yang diserahkan yayasannya selama ini.
“Misi kami ingin memberdayakan para tuna netra dan merasa lebih berkontribusi dalam kehidupan mereka.
Saya ingin membina mereka agar nanti muncul Muazzin, Qari, bahkan imam shalat. Nabi juga pernah mempunyai muazzin dari tunanetra,” kata Syeikh Jaber dalam ceramahnya saat itu. (*)