Sejarah KMP Gurita
Kisah Ucok Sibreh yang Selamat dari Tenggelamnya KMP Gurita di Teluk Sabang Setelah Terkatung 17 Jam
Hari itu, Jumat 19 Januari 1996, Ucok Sibreh dan teman sebayanya Indra, berencana pergi ke Kota Sabang untuk melakukan suatu urusan sekalian liburan.
Penulis: Agus Ramadhan | Editor: Muhammad Hadi
Temannya bernama Indra pun berinisiatif mengajak Ucok untuk melompat ke laut.
Namun sayang rekannya ternyata belum bisa berenang sehingga hilang ditelan arus laut.
Baca juga: Isak Tangis Pecah Saat Jenazah Ibu Anak Korban Jatuhnya Pesawat Sriwijaya Air Tiba di Rumah
Baca juga: Korban Sriwijaya Air Datangi Anak Lewat Mimpi: Papa Jatuh Tak Ada yang Tolong
Sedangkan Ucok tanpa disadarinya telah terlempar jauh dari kapal, Ucok pun berusaha berenang kesana sini menggapai apa yang bisa dipegang untuk mengapung.
Dan seperti mukjizat, akhirnya Ucok berhasil mendapat pertolongan dari seorang Anak Buah Kapal bernama Adi.
Adi memberinya tempat pegangan pada pelampung kapal lifebuoy yang ada padanya.
Setelah terkatung-katung selama kurang lebih 17 jam di laut dalam keadaan lapar haus dan letih.
Ucok dan Adi pun ditemukan oleh kapal tanker Laju Perkasa 4 yang sedang lewat.
Menurut ucok kejadian ini merupakan mukjizat dari Allah dia bisa selamat.
Sebab dari 387 penumpang, cuma Ucok beserta 40 orang yang selamat.
Sedangkan 54 orang dinyatakan meninggal dan 284 orang dinyatakan hilang.
Setelah dievakuasi ke kapal penolong, Ucok dan Adi pun bersujud syukur kepada Allah SWT kerena telah diselamatkan dari maut lautan.
“Alhamdulillah” ungkapnya berkali-kali dengan mata masih berkaca-kaca mengenang peristiwa itu.
Baca juga: Suara Misterius Terekam Petugas saat Cari Pesawat Sriwijaya Air: Teriakan dan Tangis Minta Tolong
Baca juga: Basarnas Kumpulkan 17 Kantong Jenazah Berisi Body Part Korban Sriwijaya Air SJ-182
Ucok menyesalkan hingga saat ini tidak adanya perhatian pihak terkait terhadap korban.
Padahal semua korban selamat membeli tiket resmi dan ada asuransinya.