Berita Aceh Besar

Tanah Bergerak di Lamkleng Semakin Aktif, Pohon Bertumbangan hingga Kuburan Rusak

Kuburan tua di Desa Lamkleng turut terkena imbas dari tanah bergerak ini. Banyak kuburan rusak akibat tanah bergerak ini.

Penulis: Firdha Ustin | Editor: Mursal Ismail
For Serambinews.com
Pohon bertumbangan di dekat lokasi tanah bergerak, Gampong Lamkleng, Kecamatan Kuta Cot Glie, Kabupaten Aceh Besar, Rabu (20/1/2021). 

SERAMBINEWS.COM - Kondisi tanah bergerak di Desa Lamkleng, Kecamatan Kuta Cot Glie, Kabupaten Aceh Besar, semakin aktif hingga mengkhawatirkan warga di sekitar. 

Laporan terbaru wartawan Serambinews.com Asnawi Luwi di lokasi memperlihatkan tanah anjlok mencapai 2-3 meter.

Kondisi pada hari ini, Rabu (20/1/2021) pohon-pohon, baik kecil maupun besar mulai bertumbangan diakibatkan pergeseran tanah dan juga hujan lebat yang terjadi dini hari di Desa Lamkleng.

Sementara itu hampir setengah badan  juga amblas hingga mencapai dua meter.

Tepatnya pada pukul 03:00 WIB dini hari, hujan deras, menyebabkan suara pohon ambruk terdengar jelas di desa tanah bergerak.

Kuburan rusak 

Menurut penuturan seorang warga, Fakhrizal, hujan deras yang mengguyur Desa Lamkleng mulai sekitar pukul 20:00 WIB hingga menjelang subuh.

Baca juga: Tanah Bergerak di Lamkleng Aceh Besar Semakin Mengkhawatirkan, Tanah Turun Sampai Dua Meter

"Kejadiannya sekitar jam 3 lebih hampir subuh, hujan deras mulai habis Isya sampai pagi. Masyarakat lagi di rumah pada saat itu, lagi panik semua," ujar Fakhrizal kepada Serambinews.com.

Ia juga menyebutkan kuburan tua di Desa Lamkleng turut terkena imbas dari tanah bergerak ini.

Banyak kuburan rusak akibat tanah bergerak ini.

"Kuburan lama yang patah banyak lah pak," ujar Fakrizal saat diwawancarai Serambinews.com.

Tak hanya itu, jalan di Desa Lamkleng banyak tidak bisa dilalui akibat pohon besar yang berusia puluhan tahun tumbang hingga menutup badan jalan.

Tanah bergerak mengakibatkan amblas hingga mencapai 3 meter.
Tanah bergerak mengakibatkan tanah turun hingga mencapai 2-3 meter. (Serambinews.com)

Kondisi pohon tumbang bukan hanya karena hujan lebat tetapi juga akibat tanah yang bergerak sejak 10 Januari lalu hingga saat ini.

Akibat kejadian tersebut, Tim Peneliti prodi Teknik Geologi USK Banda Aceh Banda Aceh masih melakukan tahap penyelidikan.

Di lokasi Tanah bergerak sudah diberi garis polisi atau police line.

Wilayah yang sudah diberi tanda garis polisi tidak diperbolehkan warga melintas, tanah tersebut dinilai masih rawan dan semakin aktif bergerak.

Baca juga: Tanah Bergerak Lamkleng, Pohon Bertumbangan dan Warga Semakin Was-Was

Saat siaran langsung Serambinews.com, juga terlihat satu rumah permanen yang terancam ambruk, tanah tepat di bagian belakang rumah sudah amblas total.

Kondisi salah satu rumah di Desa Lamkleng nyaris amblas akibat tanah bergerak.
Kondisi salah satu rumah di Desa Lamkleng nyaris amblas akibat tanah bergerak. (Serambinews.com)

Sementara itu, warga yang terkena imbas tanah bergerak ikut mengungsi ke posko pengungsian.

Beberapa pengungusi mengeluhkan rasa ketidaknyamanan berada di psoko lantaran lembap.

Lantai tenda pengungsian terlihat hanya dilapis dengan sehelai tenda plastik.

Untuk melihat kondisi terkini, Gampong Lamkleng, bisa disaksikan pada video di bawah ini.

Beberapa komentar warganet pada Facebook mengenai tanah bergerak di Desa Lamkleng, Aceh Besar. 

"Dunia sdah tua jdi harus bnyak bertaubat saudara saudaraku maksiat ad dmn2a," tulis Nanin Setia

"Cikal bakal sungai baru," Idrus Sulaiman

Baca juga: BMKG Ungkap Penyebab Utama Tanah Bergerak di Kuta Cot Glie, Aceh Besar

"Kita ingat semua yg terjadi di bumi ini adalah ulah dari manusia itu sendiri, manusia makhluk yg paling sarakah di bumi semua dikuras habis, batu, kayu, tanah semua dijadikan santapan untuk kebutuhan hidup, jadi tak salah apa yg kita rasakan sekarang," Darmawati Darmawati. 

"Waspada slalu musim hujan ini," Zainal Abidin.

Hasil Penelitian Prodi Teknik Geologi USK, Tanah Bergerak di Gampong Lamkleng Akibat Rayapan Tanah

Tim Prodi Teknik Geologi Universitas Syiah Kuala (USK) Banda Aceh, Khairul Ummam, mengatakan, pergerakan tanah yang terjadi sejak sepekan ini di Gampong Lamkleng, Kecamatan Kuta Cot Glie, Kabupaten Aceh Besar, untuk tahap awal ini, tim bisa simpulkan pergerakan tanah yang terjadi akibat rayapan tanah.

Rayapan Tanah adalah jenis tanah longsor yang bergerak lambat.

Jenis tanahnya berupa butiran kasar dan halus.

Jenis tanah longsor ini hampir tidak dapat dikenali.

Setelah waktu yang cukup lama longsor jenis rayapan ini bisa menyebabkan pohon, atau rumah miring ke bawah.

"Kondisi tanah dibawah datar dan diatas berjalan secara perlahan-lahan," ujar Anggota Tim Prodi Teknik Geologi USK Banda Aceh, Khairil Ummam kepada Serambinews.com, Minggu (17/1/2021).

Baca juga: Fenomena Alam Tanah Bergerak Lamkleng, Delapan Kepala Keluarga Sudah Mengungsi

Kata dia, dalam peta geologi, tidak ada patahan sesar Sumatera di kawasan itu.

Namun, pergerakan ini murni karena kerentanan tanah.

Kondisi tanah yang rentan tak sanggup menampung beban di atas seperti bangunan, sehingga secara perlahan-lahan lereng tanah turun.

Kemungkinan, pergerakan tanah ini bisa lambat terjadi apabila musim kemarau.

Sementara  itu, salah seorang warga Lamkleng, Bahtiar, mengaku, ada suara bunyi seperti angin pada malam hari dan tanah yang turun itu kini semakin parah, sudah mencapai 2 meter (Serambinews.com/Firdha Ustin)

Baca juga berita lainnya

Baca juga: Fakta Kakek 85 Tahun Digugat Anak Kandung Rp 3 Miliar, Menangis hingga Ingat Saat Sekolahkan Anak

Baca juga: Nindy Ayunda Gugat Cerai Suaminya Askara Parasady yang Ditangkap Kasus Narkoba, Ini Kata Kuasa Hukum

Baca juga: Batal Nikahi Gadis Aceh, Sahrul Gunawan Cari Calon Istri Jelang Dilantik Jadi Wakil Bupati Bandung

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved