Breaking News

Bupati Intan Jaya: KKB Papua Sering Rampas Dana Desa, Uangnya untuk Beli Senjata Api dan Amunisi

Situasi keamanan di Kabupaten Intan Jaya kurang kondusif karena aktivitas kelompok kriminal bersenjata (KKB) di wilayah tersebut beberapa waktu terakh

Editor: Faisal Zamzami
Facebook TPNPB
Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) melalui akun Facebook Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB) memberikan pernyataan atas pembantaian puluhan pekerja PT Istaka Karya. 

"Kalau dana desa dari dulu setiap dana desa keluar dia (KKB) selalu minta jatah, kalau tidak dikasih mereka tidak aman saat kembali ke kampungnya," kata Wayan.

Wayan menyebutkan, dana desa yang dirampas itu dipakai KKB untuk membeli senjata api dan amunisinya.

"Sebagian dari situ untuk membeli senjata, amunisi, itu sudah salah satu pemasukan KKB," ungkap Wayan.

 Wayan mengaku aparat keamanan belum bisa berbuat banyak mencegah KKB mengintimidasi kepala desa.

Lokasi kampung dan akses yang tak bisa dilalui kendaraan bermotor menjadi penyebab utama aparat keamanan tak bisa melakukan pengawalan.

"Lokasinya jauh-jauh, semua tidak bisa ditempuh dengan jalan kaki kecuali yang di sekitar Sugapa saja," kata dia.

KKB Tantang TNI dan Polri Perang Terbuka, Tanggapan Wakapolda Papua: Kami Tidak Takut

Dua Prajurit TNI Gugur Ditembak KKB di Papua, Deberondong Saat Melaksanakan Shalat Subuh

Kepala Desa Sering Diadang usai Ambil Dana

Pencairan dana desa di Intan Jaya hanya bisa dilakukan di kantor Bank Papua yang merupakan satu-satunya kantor perbankan di Intan Jaya. Kantor Bank Papua berada di Distrik Sugapa.

Menurut Wayan, KKB mengincar kades yang baru kembali mengambil dana desa di Distrik Sugapa, ibu kota kabupaten Intan Jaya.

"Kalau dana desa dari dulu setiap dana desa keluar dia (KKB) selalu minta jatah, kalau tidak dikasih mereka tidak aman saat kembali ke kampungnya," kata Wayan.

Aparat keamanan juga belum bisa memberi bantuan untuk mencegah perbuatan KKB tersebut.

Lokasi desa dan akses yang tak bisa dilalui kendaraan bermotor menjadi penyebab utama aparat keamanan tak bisa mengawal para kades yang baru saja mengambil dana.

"Lokasinya jauh-jauh, semua tidak bisa ditempuh dengan jalan kaki kecuali yang di sekitar Sugapa saja," kata dia.

Dari data yang dikeluarkan Polda Papua, selama 2020, KKB beraksi sebanyak 49 kali di tujuh kabupaten.

Kejadian paling banyak terjadi di Intan Jaya yakni 23 kali, Mimika sembilan kali, Nduga delapan kali, Pegunungan Bintang enam kali, dan Keerom satu kali.

Halaman
1234
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved