Edanur Yildiz Tak Sendirian ke Aceh, Ada Elif Kubra Gadis Turki yang Kisahnya Pernah Ditulis Serambi
Bersama Yildiz, Elif Kubra, gadis asal Istanbul, Turki ini menghabiskan waktu selama seminggu berpetualangan di Aceh.
Penulis: Zainal Arifin M Nur | Editor: Zaenal
SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH – sosok Edanur Yildiz (22), gadis asal Inegol provinsi Bursa barat laut Turki, dalam dua hari ini menjadi sorotan warganet Indonesia, termasuk Aceh.
Pasalnya, si gadis yang pernah berkunjung ke Indonesia, termasuk Aceh, dalam rangka pertukaran pelajar, dipinang oleh pemuda asal Jambi, Senin (8/2/2021).
Kisah cinta mereka menjadi sorotan karena Muhammad Mutawalli Asshidiqiy (27), pemuda asal Jambi, nekat pergi sendirian ke Turki, untuk melamar Edanur Yildiz (22), yang tinggal di Inegol, kota yang berjarak sekitar 195 kilometer dari Istanbul.
Acara pertunangan mereka disiarkan melalui videoconference yang disaksikan oleh keluarga Mutawalli di Indonesia, demikian dirilis Kantor Berita Turki, Anadolu Agency, Selasa (9/2/2021).
Khusus bagi warganet di Aceh, sosok Edanur Yildiz mendapat perhatian karena pernah ikut terlibat dalam kegiatan mempromosikan wisata Aceh.
Yildiz hadir dalam serangkaian acara yang dilaksanakan oleh Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) Turki di Aceh, pada bulan Agustus 2019.
Salah satu kegiatanya adalah peringatan 480 tahun hubungan Aceh Turki di makam Baba Daud Rumi, Kampung Mulia, Banda Aceh, Selasa (20/8/2019).
• Gadis Turki yang Dipinang Pemuda Jambi Pernah Jumpa Erbakan dan Erdogan di Aceh, 2 Putra T Zulkhairi
• Pergi Sendirian ke Turki, Mutawalli Pinang Edanur Yildiz, Si Gadis Ternyata Pernah ke Aceh
Elif Kubra, Selebgram Asal Istanbul
Ditelisik lebih dalam, Edanur Yildiz ternyata bukan satu-satunya gadis Turki yang hadir pada acara tersebut.
Satu lainnya adalah Elif Kubra (30), selebgram Turki yang memiliki akun bercentang biru di Instagram.
Bersama Yildiz, Elif Kubra, gadis asal Istanbul, Turki ini menghabiskan waktu selama seminggu berpetualangan di Aceh.
Bersama para pengurus PPI asal Aceh, kedua blogger, vlogger, dan selebgram asal Turki ini berkunjung hingga ke Menara William Torren di Gampong Meulingge, di ujung Pulo Breuh, Kecamatan Pulo Aceh.
Bahkan, kisah dan profil Elif Kubra ini pernah diangkat di halaman 1 edisi cetak Harian Serambi Indonesia edisi 21 Agustus 2019.
Elif yang ditemui Serambinews.com pada peringatan 480 tahun hubungan Aceh Turki di makam Baba Daud Rumi, Kampung Mulia, Banda Aceh, Selasa (20/8/2019), mengaku sudah berkelana hingga ke-10 negara.
480 Tahun Persaudaraan Aceh-Turki, Dulu Hubungan Militer, Sekarang Budaya

Ia sangat mengagumi keindahan alam Aceh yang sangat indah.
Salah satu tempat berkesan yang ia kunjungi adalah Pulo Aceh, salah satu pulau terluar yang berjarak sekitar 1,5 jam dari Banda Aceh.
Elif bercerita, selama beberapa hari di Aceh, sudah mengunjungi sejumlah tempat wisata, mulai di Banda Aceh, Sabang, hingga Pulo Aceh.
Tampaknya, Elif begitu menaruh decak kagum terhadap hamparan pantai Aceh yang berwarna tosca dengan paduan pantai dan gunung.
Terlihat, ia memposting sejumlah foto Pantai Aceh di instagram pribadinya yang memiliki lebih dari 150 ribu pengikut.
Ia juga sempat diajak berkunjungi Gampong Melingge, salah satu desa terjauh di Pulo Aceh.
Di desa itu, Elif berbaur dengan masyarakat saat pelaksanaan bakti sosial.
Itu juga tampak sangat menikmati suasana pantai di desa yang pernah disapu gelombang tsunami ini.
Diakui olehnya, Pulo Aceh sangat indah dan ia menyukainya.
Di mata Elif, Pulo Aceh memang memiliki alam yang indah, terutamanya pantainya.
Namun ia memiliki catatan, ke depan harus lebih dijaga kebersihan Pulo Aceh.
Menurutnya, kawasan pulau yang menghadap ke Samudera Hindia itu sangat cocok dikembangkan menjadi objek wisata alam dan sejarah.
Ia berharap Pulo Aceh juga dapat berkembang seperti Sabang yang sudah lebih dulu maju.
Dalam postingannya, ia mengaku perjalanan ke Aceh merupakan perjalanan terjauh dalam hidupnya, karena ia harus transit di beberapa negara sebelum mendarat di Aceh.
Selama di Sabang, ia juga merasakan menimba air langsung dari sumur serta bisa menikmati buah-buahan baru.
Selama di Aceh, Elif beserta temannya Adanur memang memiliki masalah, lidah mereka tak cocok dengan makanan Aceh yang banyak rempah dan pedas.
Terbukti, di Makam Baba Daud Rumi, tampak elif hanya duduk bersimpuh di hadapan hidangan nasi putih dan kuah beulangong khas Aceh.
Ia seperti tak berhasrat mencicipi makanan yang digemari oleh masyarakat Aceh tersebut.
Elif tampak kurang bersemangat untuk menghabiskan hidangan di hadapannya, ia hanya berhasil menelan beberapa suap, lalu berhenti.
Elif memang mengaku merasa asing dan kurang bisa beradaptasi dengan makanan Aceh yang kaya bumbu rempah dan pedas.
“Makanannya terlalu pedas,” ujar Elif yang didampingi temannya Adanur.
Sebagai solusi, untuk mengisi perut ia banyak mengkonsumsi buah selama di Aceh.
Bahkan ia mengaku banyak menemukan buah-buahan jenis baru di Aceh, yang biasanya tak ada di Turki.
Kedatangan Elif salah satunya untuk memperingati 480 tahun hubungan Aceh Turki.
Mahasiswa magister jurusan tourism/pariwisata ini sudah banyak mengetahui tentang hubungan Aceh dan Turki di masa lampau melalui artikel di internet
“Saya sangat senang berada di Aceh, saya melihat setelah tsunami banyak hal yang baru di Aceh, orang-orang Aceh sangat ramah, agamis, dan mudah bergaul,” ujar Elif.
• VIDEO AHY Ucapkan Selamat HUT ke-32 Serambi Indonesia: Teruslah Menjadi Media yang Menginspirasi
Gadis yang berdomisili di Istanbul ini, juga menyempatkan berziarah ke makam leluhurnya yang ada di Aceh, seperti Makam Baba Daud Rumi dan Kompleks Makam Bitai.
Selama berada di Aceh, Elif banyak memposting suasana di Aceh, sehingga sejumlah teman dan followernya di Turki banyak merespons dengan bertanya dengan karakter orang Aceh maupun orang Indonesia umumnya.
Sebab, cerita Elif, selama ini orang Turki sering bertemu orang Indonesia saat ibadah haji atau umrah di tanah suci.
Di mata orang Turki, orang Indonesia sangat santun dan beradab.
Sebelum kembali ke Turki, Elif bersama temannya Adanur yang berasal dari Bursa memiliki satu keinginan, yaitu bertemu dengan gajah.
Sehingga sejumlah mahasiswa Aceh di Turki berniat mengajak dua gadis Negeri Ottoman ini berkunjung ke CRU Sampoiniet, Aceh Jaya untuk bermain bersama gajah.(*)