Breaking News

Bentrokan dan Ledakan Semakin Meningkat

JURU Bicara Gubernur Provinsi Herat, Afghanistan, Jailani Farhad, mengatakan, Taliban sempat menyerang sebuah pos keamanan

Editor: hasyim
HOSHANG HASHIMI/AFP
Seorang petugas pemadam kebakaran berjalan di tengah puing-puing kapal tanker gas setelah kecelakaan kebakaran di Islam Qala di pinggiran Herat, di perbatasan antara Afghanistan dan Iran, Minggu (14/2/2021). 

JURU Bicara Gubernur Provinsi Herat, Afghanistan, Jailani Farhad, mengatakan, Taliban sempat menyerang sebuah pos keamanan di dekatnya tak lama setelah kebakaran hebat terjadi di pelabuhan Islam Qala.

Pasukan keamanan telah dikerahkan di sekitar pelabuhan untuk mencegah penjarahan. Selain itu, sebuah delegasi telah dikirim dari ibu kota Kabul untuk menyelidiki kebakaran tersebut.

Afghanistan masih terus dilanda gelombang kekerasan. Pertumpahan darah terjadi ketika perundingan damai antara Taliban dan perwakilan pemerintah Afghanistan yang ditengahi Amerika Serikat di Qatar berlangsung terhuyung-huyung dalam beberapa bulan terakhir.

Serangkaian pemboman di pinggir jalan yang terjadi hampir setiap hari dalam beberapa pekan terakhir telah menewaskan sejumlah pejabat pemerintah, hakim, jurnalis, dan aktivis.

Pada Jumat (12/2/2021) lalu, sedikitnya empat anggota pasukan keamanan Afghanistan, termasuk seorang komandan, tewas dan tujuh lainnya luka parah dalam beberapa ledakan di provinsi timur dan selatan, kata pejabat Afghanistan pada Sabtu. Selain anggota pasukan keamanan, peristiwa ledakan itu juga melukai tiga warga sipil di provinsi timur Afghanistan.

Tidak ada kelompok militan yang segera mengklaim bertanggung jawab atas tiga serangan ledakan itu, yang terjadi di tengah meningkatnya kekerasan di Afghanistan saat bentrokan meningkat antara pasukan pemerintah dan gerilyawan Taliban.

Seorang juru bicara polisi di provinsi Kandahar selatan mengatakan ledakan di sana disebabkan oleh sebuah kendaraan beroda multiguna bermobilitas tinggi (Humvee) yang berisi bahan peledak menargetkan sebuah pos polisi, dan melukai tujuh personel polisi.

Kementerian Pertahanan Afghanistan mengatakan 18 anggota kelompok Taliban tewas dan 9 lainnya cedera dalam operasi di distrik Arghandab di provinsi Kandahar pada Jumat malam (12/2/2021).

Sebuah ledakan, yang menargetkan komandan polisi di distrik Chapa Dara di provinsi Kunar timur, telah menewaskan empat personel polisi setempat, termasuk komandan tersebut, kata seorang juru bicara polisi provinsi Itu. Sementara itu, sebuah ledakan bom di pinggir jalan melukai tiga warga sipil di Jalalabad, ibu kota provinsi Nangarhar timur.

Tim Presiden AS Joe Biden kini sedang meninjau kembali perjanjian pembangunan perdamaian yang diteken oleh pemerintahan presiden pendahulunya Donald Trump dengan Taliban pada Februari 2020. Kesepakatan tersebut mengharuskan semua pasukan Amerika Serikat dan sekutunya untuk meninggalkan Afghanistan pada 1 Mei.

Amerika Serikat telah mengurangi jumlah pasukan di Afghanistan menjadi 2.500 dari sebelumnya sebanyak 12.000, dan hal itu dilakukan AS saat perjanjian pembangunan perdamaian ditandatangani. Namun, jumlah aksi kekerasan tetap tinggi di negara itu, di mana pemerintah AS dan Afghanistan sebagian besar menyalahkan hal itu kepada kelompok Taliban.(kompas.com/dtc/*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved