Luar Negeri
2 Pedemo Myanmar Tewas Ditembak Polisi, Satu Korban Tertembak di Kepala
Sebanyak dua orang tewas akibat luka tembak, setelah aparat keamanan menembaki para demonstran di Mandalay
Orang-orang yang ditembak itu adalah demonstran yang menentang kudeta militer Myanmar.
Hari ini ratusan polisi dan tentara berjaga di galangan kapal Yadanarbon di Mandalay, Sungai Irrawaddy.
Kehadiran mereka memicu kekhawatiran warga sekitar, yang curiga akan ditangkap karena ikut gerakan anti-kudeta.
Para pengunjuk rasa pun mulai meneriaki polisi agar pergi, dengan memukul panci dan wajan sebagai bentuk protes.
Namun, polisi kemudian menembaki mereka dengan peluru tajam, peluru karet, dan bola ketapel.
"Enam pria dengan luka tembak di tim kami. Dua terluka parah," kata seorang asisten medis dokter di tempat kejadian, kepada AFP.
Ia menolak menyebutkan nama karena alasan keamanan.
” Blokade Jalan-jalan Salah satu korban pria dipukul di bagian perut dan sekarang dalam kondisi kritis, lanjutnya.
"Kami memindahkan mereka yang terluka parah dan kritis ke tempat lain untuk perawatan intensif, tetapi kami tidak bisa bilang di mana."
Dokter di lokasi kejadian memastikan bahwa para pedemo itu ditembak oleh timah panas.
"Kami tidak punya cukup obat untuk merawatnya di sini," katanya saat menjelaskan tentang pemindahan pasien.
Di sekitar lokasi unjuk rasa, ditemukan selongsong peluru dan amunisi ketapel termasuk bola logam.
Sebuah video di Facebook yang ditayangkan live oleh warga setempat menunjukkan suara tembakan tanpa henti.
"Mereka menembak dengan kejam," kata warga itu yang tampaknya berlindung di lokasi proyek dekat TKP.
Sebelumnya seorang pedemo anti-kudeta yang ditembak di kepala pada 9 Februari di Naypyidaw, meninggal pada Jumat (19/2/2021).