Kudeta Militer di Myanmar
Situasi di Myanmar Berstatus Siaga II, Pemerintah Indonesia Imbau WNI Pulang ke Tanah Air
WNI beserta keluarganya yang berada di Myanmar dan tidak memiliki keperluan mendesak, diimbau kembali ke tanah air.
SERAMBINEWS.COM, YANGON - Pemerintah Indonesia melalui Kedutaan Besar yang berkantor di Yangon mengimbau Warga Negara Indonesia (WNI) beserta keluarganya yang berada di Myanmar dan tidak memiliki keperluan, untuk kembali ke tanah air.
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Indonesia Teuku Faizasyah mengatakan, WNI diimbau untuk pulang dengan memanfaatkan penerbangan komersial yang saat ini masih tersedia.
Sementara untuk WNI yang masih berada di Myanmar untuk tetap tenang dan berdiam diri di kediaman masing-masing, menghindari bepergian termasuk ke tempat kerja jika tidak ada keperluan mendesak.
"Kemlu dan KBRI Yangon terus memantau perkembangan situasi di Myanmar. Saat ini dipandang belum mendesak untuk melakukan evakuasi WNI," ujar Faizasyah, Jumat (5/3/2021).
Faizasyah menyatakan memperhatikan situasi terakhir saat ini KBRI Yangon menetapkan status siaga II.
Sebelumnya, NGO pengawas tahanan politik di Myanmar menyampaikan lebih dari 50 tewas dan hampir 1.500 orang telah ditangkap sehubungan dengan kudeta militer sejak 1 Februari hingga 1 Maret 2021.
Baca juga: Jaringan Aneuk Syuhada Langsa Tolak Rencana Aksi Turunkan Wali Nanggroe Malik Mahmud Al-Haytar
Baca juga: Massa AHY Babak Belur, Bentrokan Berdarah di KLB Partai Demokrat
Baca juga: Pembunuhan Cewek Muda di Kediri, Berawal Prostitusi Online Hingga Ojek Online Jadi Petunjuk
Asosiasi Pendamping untuk Tahanan Politik (AAPP) melansir sampai dengan 3 Maret, total 1.498 orang telah ditangkap, didakwa atau dijatuhi hukuman sehubungan dengan kudeta militer.
“Hingga saat ini, lebih dari 50 orang tewas terbunuh karena kekerasan dan penumpasan sewenang-wenang,” ujar AAPP dalam pernyataannya di Myanmar pada Kamis (4/3/2021).
AAPP juga mengatakan sebanyak 1.192 orang masih dipenjara atau menghadapi tuntutan, termasuk 4 orang yang telah divonis.
“AAPP memberikan penghormatan kepada para pahlawan yang mengorbankan nyawa dan kebebasannya untuk memperjuangkan demokrasi dan hak asasi manusia,” ujar pihak AAPP.
Baca juga: Harga Emas Naik, Berikut Rincian Lengkap Harga Emas Hari Ini Sabtu 6 Maret 2021
Baca juga: Ustaz Abdul Somad Kembali ke Aceh, Hanya Kunjungan ke Dayah dan Takziah
Baca juga: Jual Udara Segar Seharga Rp 1,4 Juta per Botol, Perusahaan Ini Sebut Ambil Udara di Lokasi Terpencil
AAPP mengungkapkan meskipun junta Myanmar melancarkan aksi “terorisme” terhadap pengunjuk rasa, para demonstran terus melanjutkan protes damai mereka terhadap kudeta militer di seluruh negeri.
AAPP mengatakan militer melancarkan serangan kepara pengunjuk rasa damai di Yangon, Mandalay, Pyin Oo Lwin, Myingyan, Monywa, Mawlamyine, Loikaw, Yay, Myitkyina, Hpakant, Pyay, Pathein, Taung Twin Gyi, Shwebo, Myan Aung dan Salin.
“Selama penumpasan, warga berhadapan dengan granat kejut, bom asap, gas air mata, peluru karet, dan peluru tajam,” terang AAPP.
Utusan PBB untuk Myanmar Christine Schraner Burgener mencatat sudah 38 orang tewas menyusul protes massa antikudeta di Myanmar.(AnadoluAgency)