Video
VIDEO - Wajah Kota di Suriah Setelah 10 Tahun Perang Saudara Berkecamuk, 300 Ribu Warga Mengungsi
Mencap orang-orang yang menuntut perubahan sebagai teroris, rezim Assad memobilisasi tentara dan pasukan keamanan untuk melindunginya.
Penulis: Yuhendra Saputra | Editor: Mursal Ismail
Mencap orang-orang yang menuntut perubahan sebagai teroris, rezim Assad memobilisasi tentara dan pasukan keamanan untuk melindunginya.
SERAMBINEWS.COM, SURIAH - Berbagai tembakan serangan yang menargetkan daerah permukiman sipil di Suriah antara 2016-2021.
Perang saudara Suriah yang menelan korban ratusan ribu warga sipil, berkecamuk selama 10 tahun.
Sekitar 300 ribu warga sipil mengungsi di Idlib, Suriah Barat laut karena serangan rezim Assad dan para pendukungnya bisa kembali ke rumah mereka, setahun setelah kesepakatan penting antara Turki dan Rusia.
Perang dimulai dengan pemberontakan protes pada tanggal 15 Maret 2011, di selatan provinsi Deraa, ketika sekelompok siswa menulis di dinding sekolah.
"Giliranmu selanjutnya, dokter!" - referensi ke karir awal pemimpin rezim Bashar Al-Assad.
Ketika ribuan orang turun ke jalan menuntut reformasi, demonstrasi segera menyebar ke provinsi lain di negara itu.
Mencap orang-orang yang menuntut perubahan sebagai teroris, rezim Assad memobilisasi tentara dan pasukan keamanan untuk melindunginya.
Penggunaan kekuatan rezim menyebabkan demonstrasi publik yang damai berubah menjadi perang saudara.
Konflik bersenjata antara pasukan rezim Assad dan kelompok oposisi militer berkumpul di bawah bendera Tentara Pembebasan Suriah (FSA) dimulai pada 2012.
Melalui serangan intens dan blokade brutal, selama bertahun-tahun kelompok teroris yang didukung Iran dan pasukan rezim yang didukung oleh Rusia telah mendapatkan kembali sebagian besar wilayahnya. (Anadolu Agency)
Baca juga: Bikin Sedih! 388 Ribu Nyawa Terenggut Selama 10 Tahun Perang Saudara Suriah, 22.000 Anak-anak
Baca juga: VIDEO - Maya Ghazal, Pengungsi Cantik Suriah yang Kini Jadi Pilot di Inggris