Bom di Makassar
Pasca Insiden Bom Bunuh Diri di Makassar, Ini 3 Poin Instruksi Kapolri Soal Pengamanan
Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo mengeluarkan tiga instruksi pasca ledakan bom bunuh diri di Gereja Katedral, Makassar, Minggu (29/3/2021).
SERAMBINEWS.COM - Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo mengeluarkan tiga instruksi pasca ledakan bom bunuh diri di Gereja Katedral, Makassar, Minggu (29/3/2021).
Instruksi ini diterbitkan bagi anggotanya agar meningkatkan keamanan.
Kadiv Humas Mabes Polri Inspektur Jenderal Argo Yuwono mengatakan, ada 3 poin instruksi Kapolri, yang termuat pada surat telegram secara internal.
"TR tertanggal 28 Maret 2021. Ada tiga poin yang diperintahkan Pak Kapolri," ucap Argo, dikutip dari laman NTMC Polri, Selasa, 30 Maret 2021.
Argo menuturkan, tiga poin itu terdiri dari pengamanan terbuka hingga meningkatkan partisipasi masyarakat.
"Tiga instruksi itu adalah pengamanan terbuka tertutup di tempat ibadah dan tempat lain."
"Kemudian, berkoordinasi dengan stakeholder lain seperti TNI, Pemerintah Daerah, atau Satpol PP. Terakhir, tingkatkan partisipasi warga,” lanjut Argo.
Sebelumnya diketahui, Listyo Sigit Prabowo mengungkap fakta terkait pelaku bom bunuh diri di Gereja Katedral Makassar, Sulawesi Selatan, Minggu (28/3/2021).
Listyo Sigit mengungkapkan, identitas pelaku pengeboman tersebut telah terungkap, yakni sepasang suami istri berinisial L dan YSF.
"Terkait dengan identitas pelaku, berdasarkan hasil identifikasi yang dilakukan oleh tim pengecekan DNA labfor, maka identik pelaku laki-laki betul bernama saudara L dan ini sedang kita cocokan dengan keluarganya."
"Sedangkan yang perempuan adalah saudara YSF, perempuan ini adalah istri saudara L dan sudah kita identifikasi, identik dengan sidik dari yang kita dapatkan," kata Sigit, seperti pemberitaan Tribunnews sebelumnya, Senin (29/3/2021).
Sigit juga menerangkan, kedua pelaku tersebut baru saja melangsungkan pernikahan sekitar enam bulan lalu.
Di sisi lain, Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Kepolisian Daerah Sulawesi Selatan, Kombes E Zulpan mengatakan, pelaku laki-laki berinisial L merupakan bagian dari jaringan kelompok Jamaah Ansharut Daulah yang terafiliasi dengan ISIS.
Bahkan, L pernah membantu aktivitas teror di Filipina.
"L pernah bantu aktivitas teror di Filipina," kata Zulpan dalam wawancaranya dengan Kompas TV, Senin (29/3/2021).
Menurut Zulpan, L juga terkait dengan terduga teroris yang ditangkap di Villa Mutiara Makassar pada Januari 2021.
Sebagai informasi, bom bunuh diri terjadi di depan Gereja Katedral Makassar pada Minggu (28/3/2021) sekitar 10.30 Wita.
Saat menjalankan aksinya, pelaku masuk ke halaman gereja melalui pintu gerbang.
Namun, mereka dihalau petugas keamanan gereja. Tidak lama setelah dihalau, bom meledak.
Kedua pelaku bom bunuh diri itu diketahui mengendarai sepeda motor bernomor polisi DD 5984 MD.
Dari hasil pemeriksaan, sepeda motor matic tersebut atas nama H yang beralamat di Pampang, Kecamatan Panakukang, Makassar.
Selain dua pelaku yang tewas, ada 20 korban lain yang mengalami luka.
Dari jumlah itu, tinggal 13 di antaranya yang masih menjalani perawatan di Rumah Sakit Bhayangkara.
Baca juga: Polisi Tangkap Tiga Wanita Terduga Teroris, Ini Peran Ketiganya Terkait Bom Bunuh Diri di Makassar
Baca juga: Kapolri Keluarkan 3 Instruksi Pasca Insiden Bom Bunuh Diri di Makassar, Minta Meningkatkan Keamanan
IPW Sarankan Polres-Polda Perkuat Wilayahnya
Indonesia Police Watch (IPW) menyoroti kasus teror bom di halaman Gereja Katedral Makassar pada Minggu (28/3/2021) kemarin.
IPW mencatat ini merupakan kasus teror bom pertama di era Kapolri Jenderal Listyo Sigit.
"Kasus bom bunuh diri ini juga merupakan peringatan buat jajaran kepolisian bahwa akan ada teror-teror susulan lainnya," kata Ketua Presidium IPW Neta S Pane dalam siaran pers yang diterima Tribunnews, Senin (29/3/2021).
Neta berharap kasus teror bom yang menyerang rumah ibadah ini merupakan yang pertama dan terakhir di era kapolri Sigit.
Adapun dirinya menilai hal ini dikarenakan masih adanya kelompok kelompok teror dan kelompok radikal yang belum berhasil diciduk jajaran kepolisian, seperti di Poso atau tempat lainnya.
"Sementara para teroris yang sudah selesai menjalani hukuman, kini bebas melakukan aktivitas tanpa terpantau jejaknya," katanya.
Kondisi ini, dikatakan Neta, tentu menjadi tugas berat Kapolri Sigit.
Apalagi saat ini menjelang ramadhan dan Idulfitri dimana aktivitas dan kebutuhan sosial masyarakat kian meningkat.
"Untuk itu, Kapolri perlu mengkonsolidasikan jajarannya mulai dari jajaran intelijen hingga ke aparatur babinkamtibmas sebagai ujung tombak untuk mempertajam telinga maupun penciuman jajaran kepolisian agar senantiasa mampu meningkatkan deteksi dan antisipasi dini," katanya.
"Kapolda dan Kapolres harus mampu memanage wilayahnya agar jarum jatuh pun di wilayah tugasnya terdengar olehnya. Tujuannya agar Polri tidak kecolongan dan teror bom terjadi," tambah Neta
Sebab jika teror bom sudah terjadi, Neta menyebut korban tewas atau luka tidak hanya diderita pelaku, tapi juga masyarakat luas menjadi korban akibat teror tersebut.
"Seperti teror bom di gereja di Makassar, korban luka adalah petugas gereja dan jemaat. Tragisnya ledakan bom terjadi pada peringatan Minggu Palma."
"Minggu Palma merupakan awal dari pekan suci sebelum umat kristiani merayakan Paskah pada pekan depan," katanya.
"Kapolri yang diperkuat oleh para Kapolda dan Kapolres harus melakukan pagar betis agar para teroris tidak mendapat celah untuk beraksi."
"Dalam pantauan IPW, selain Sulsel, masih ada sembilan daerah lain yang tergolong rawan teroris, yakni Sulteng, Jatim, Jateng, Jogja, Jabar, Jakarta, Banten, Lampung, dan Sumut," pungkas Neta.(Tribunnews.com/Shella/Maliana/Reza Deni)
Baca juga: Mengenal Mayjen Andi Sumangerukka, Jenderal Bersahaja dan Sederhana, Punya Jiwa Sosial Tinggi
Baca juga: Bupati Bireuen Resmikan Museum Kota Juang di Gampong Baro
Baca juga: Presiden Turki Erdogan Pecat Wakil Gubernur Bank Sentral, Pasar Global Terguncang
Tribunnews.com dengan judul 3 Poin Instruksi Kapolri Soal Pengamanan Pasca Insiden Bom Bunuh Diri di Makassar
Baca juga: Kapolres Lhokseumawe Tinjau Gampong Tangguh, Cek Sejumlah Sarana di Ulee Madon