Berita Banda Aceh
Setahun Menjabat, Kapolda Aceh Berhasil Ungkap Hampir 1 Ton Sabu-sabu, DPRA Beri Apresiasi
Setahun Irjen Pol Wahyu Widada menjabat Kapolda Aceh atau sejak 2 Februari 2020, hampir satu ton sabu-sabu yang berhasil diungkap.
Penulis: Masrizal Bin Zairi | Editor: Safriadi Syahbuddin
Kasus tersebut makin heboh karena sejak pagi foto-foto penemuan narkotika itu beredar media sosial dan sejumlah grup WhatsApp (WA).
Tak lama setelah ditemukan, sabu tersebut diamankan ke Polres Bireuen.
Sementara kapal tak bertuan itu ditarik ke daratan sebagai barang bukti.
Informasi lain yang diperoleh Serambinews.com menyebutkan, jumlah sabu-sabu yang diamankan aparat Polres Bireuen dari boat nelayan tak bertuan itu diperkirakan mencapai 343 kilogram (Kg).
Sumber tersebut menjelaskan, pada Selasa (26/1/2021) sekitar Pukul 05.30 WIB, masyarakat setempat melihat ada satu boat ikan sandar di Kuala Desa Nasee Me, Kecamatan Pandrah, Bireuen.
Mesin boat itu dalam kondisi hidup namun di dalamnya tidak ada orang.
Karena curiga dengan keberadaan boat tersebut, warga setempat menghubungi anggota Polsek Jeunieb.
Selanjutnya, boat itu diarahkan dan dibawa ke Kuala Matang Bangka, Kecamatan Jeunieb.
Lalu, pada Rabu (27/1/2021) sekitar pukul 07.00 WIB, anggota Polres Bireuen tiba di Kuala Desa Matang Bangka, untuk menggeladah boat tersebut.
Hasilnya, ditemukan sabu-sabu dalam boks fiber berwarna biru dengan terbungkus karung yang diperkirakan beratnya mencapai 343 Kg.
Sebanyak 343 kotak Tupperware dengan berat satu kilogram per kotak itu dimasukkan dalam 24 karung.
Kabarnya, dalam boat tersebut juga diamankan delapan karung berisi kotak Tupperware kosong, satu karung berisi baju, dan satu handphone (Hp).
Sekitar Pukul 09.00 WIB, kemarin, personel Polres Bireuen meminta bantuan masyarakat setempat agar mengangkat karung berisi sabu-sabu tersebut ke mobil dinas jenis double cabin dan rantis barakuda untuk selanjutnya dibawa atau diamankan ke Mapolres Bireuen.
Sumber tersebut menambahkan, penemuan sabu dalam jumlah banyak itu mengindikasikan bahwa bandar narkoba jaringan internasional sering memanfaatkan nelayan sebagai kurir.
Caranya, nelayan menjemput barang haram yang dipasok dari luar negeri dan melakukan barter di tengah laut dengan menggunakan kapal boat-boat kecil menuju ke muara atau pesisir yang jauh dari pantauan aparat keamanan dan pemukiman masyarakat.(*)
