Sandi Sebut Potensi Besar Wisatawan Muslim Berasal dari Indonesia

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) RI, Sandiaga Salahuddin Uno menyatakan siap mendukung pengembangan wisata halal di Aceh

Editor: hasyim
FOTO HUMAS PEMKO BANDA ACEH
Menparekraf RI, Sandiaga Salahuddin Uno berdialog dengan Wali Kota Banda Aceh, Aminullah Usman pada kegiatan Diskusi Pengembangan Pariwisata Aceh Sebagai Destinasi Wisata Halal di Aula Mawardy Nurdin, Balai Kota Banda Aceh, Minggu (2/5/2021). 

* Menparekraf Dukung Pengembangan Wisata Halal di Aceh

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) RI, Sandiaga Salahuddin Uno menyatakan siap mendukung pengembangan wisata halal di Aceh. Menurutnya, Aceh dan Banda Aceh sangat cocok kembangkan destinasi wisata halal. 

MENPAREKRAF RI, Sandiaga Salahuddin Uno atau akrab disapa Sandi mengatakan bahwa potensi wisata halal sangat besar. Selama ini, wisatawan muslim yang datang ke Aceh bukan dari timur tengah, tapi didominasi oleh Malaysia dan Singapura.

Meski demikian, Sandi mengungkapkan, potensi wisatawan muslim terbesar sebenarnya bukan dari dua negara tetangga tersebut, melainkan dari Indonesia. "Tapi yang paling besar potensi wisatawan muslim adalah dari Indonesia," imbuhnya.

Pernyataan itu disampaikan Sandi saat mengisi kegiatan Diskusi Pengembangan Pariwisata Aceh Sebagai Destinasi Wisata Halal di Aula Mawardy Nurdin, di Balai Kota, Minggu (2/5/2021). Sandi datang ke Balai Kota setelah sebelumnya melihat Pantai Lampuuk dan melakukan peletakan batu pertama pembangunan mushala berukuran 8x10 meter di pantai tersebut.

Menparekraf dan rombongan tiba di Balai Kota sekitar pukul 10.30 WIB dan disambut Wali Kota Banda Aceh, Aminullah Usman. Turut hadir bersama Sandi, Deputi Industri dan Investasi, Fadjar Hutomo dan Direktur Kelembagaan Kemenparekraf, Reza Fahlevi yang juga pernah menjabat sebagai Kepala Dinas Pariwisata Kota Banda Aceh dan Provinsi Aceh.

Selain itu, ikut juga bersama rombongan Anggota Komisi X DPR-RI, Illiza Sa’aduddin Djamal yang juga mantan Wali Kota Banda Aceh, serta Rektor Universitas Syiah Kuala (USK) Banda Aceh, Prof Samsul Rizal.

Dalam pertemuan di Balai Kota, Sandi mengatakan, selama ini banyak masyarakat muslim Indonesia memilih berwisata ke Turki. Sementara wisata halal di Indonesia, khususnya Aceh, belum tersentuh dengan baik sehingga perlu perhatian khusus untuk menggarapnya.

"Kenapa nggak ke sini, padahal potensinya masya Allah... Tadi kita lihat Pantai Lampuuk (di Aceh Besar). Kemarin kita ke Sabang lihat Pulau Rubiah, betul-betul Serambi Mekkah karena dulu berangkat haji dari sana," ujar Sandi.

Potensi-potensi yang ada tersebut, lanjut dia, harus digarap dengan baik sehingga bisa mendatangkan wisatawan muslim domestik. Selain itu, penting juga mempersiapkan atraksi dan infrastruktur yang mendukung wisata halal.

Masih dalam kesempatan itu, Menparekraf, Sandiaga Uno juga mengatakan akan ada beberapa program khusus antara Kemenparekraf dengan Pemko Banda Aceh berkaitan dengan even, program khusus peningkatan kapasitas SDM ekonomi kreatif, dan program khusus pengembangan destinasi.

“Nanti ada tiga program khusus dengan Pemko Banda Aceh, yakni berkaitan dengan even, peningkatan SDM ekonomi kreatif dan pengembangan destinasi,” ungkap alumni Wichita State University di Kansas, Amerika ini.

Terkait dengan SDM, ia mengatakan, akan menawarkan SDM terbaik yang dimiliki Banda Aceh dan Aceh untuk dikirim ke Politeknik Pariwisata (Poltekpar) terdekat. “Ada Poltek di Bali, Palembang dan Bandung. Dan lulusan-lulusan Poltek yang kita kelola ini jadi incaran pelaku ekonomi kreatif dan pariwisata. Tentunya nanti kita akan lakukan penyandingan daripada program sehingga penyiapan daripada SDM ini bisa secara terukur akan kita tingkatkan,” tambah Sandi.

Sementara Wali Kota Banda Aceh, Aminullah Usman dalam sambutannya berharap dukungan penuh pemerintah pusat dalam hal ini Kemenparekraf dalam rangka memajukan pariwisata Banda Aceh. Sejalan dengan konsep wisata halal yang kini digaungkan Kemenparekraf, kata Aminullah, Banda Aceh memiliki sejumlah wisata favorit yang kerap menjadi incaran wisatawan domestik maupun mancanegara.

Ada lima objek wisata yang dimiliki ibu kota provinsi ini yaitu wisata religi, budaya dan sejarah, edukasi tsunami, alam, dan wisata kuliner. Kelima destinasi wisata tersebut terbukti mampu menarik minat wisatawan mancanegara, terutama dari Malaysia dan Singapura.

"Pada 2019, kita berhasil tingkatkan kunjungan wisata hingga 500 ribu lebih wisatawan. Naik signifikan dari tahun-tahun sebelumnya. Per tahunnya ada kenaikan hingga 200 ribu wisatawan," ungkap Wali Kota yang mulai menjabat 7 Juni 2017 ini.

Namun, saat pandemi kunjungan wisata ke 'Kota Gemilang' menurun drastis. Persentase penurunan hingga 65%. Pandemi Covid-19 sangat berdampak signifikan bagi para pelaku pariwisata di Banda Aceh dan tempat-tempat kuliner.  “Namun di awal 2021, Banda Aceh telah menerima wisatawan lokal maupun domestik nusantara. Perkembangan di Awal 2021, Pariwisata Banda Aceh sudah bangkit kembali, terutama untuk wisatawan domestik nusantara dan lokal atau warga Aceh sendiri," sebut Aminullah.

Disisi lain, Pemko Banda Aceh saat ini juga sedang menata kawasan Pantai Ulee Lheue untuk dikembangkan menjadi destinasi wisata, lengkap dengan fasilitas pendukung seperti fasilitas ibadah yang direncanakan akan dibangun miniatur dari Masjid Baiturrahman. Kemudian di Ulee Lheue juga sudah dilengkapi dengan Ulee Lheue Park yang menyediakan aneka kuliner khas Aceh plus taman bermain bagi anak.

Kemudian di kawasan Gampong Pande, Pemko juga akan mengembangkan kawasan tersebut sebagai destinasi wisata sejarah, dimana di kawasan tersebut terbentuknya peradaban Islam di Aceh pada abad ke-13. Ia pun mengusulkan kepada Menteri Sandiaga Uno untuk mendukung proses revitalisasi kedua kawasan tersebut, yakni kawasan Ulee Lheue dan Gampong Pande.

                                                                                    Peletakan batu pertama

Sebelum menyampaikan sambutan di Balai Kota, Sandi bersama rombongan melihat Pantai Lampuuk dan melakukan peletakan batu pertama pembangunan mushala berukuran 8x10 meter di pantai tersebut, Minggu (2/5/2021) pagi. Dalam kegiatan itu, Sandi turut didampingi Kadisbudpar Aceh Jamaluddin MSi dan Sekdakab Aceh Besar Drs Sulaimi MSi, serta sejumlah pejabat Kemenparkraf dan Pemkab Aceh Besar.

Menparekraf dalam sambutan singkatnya menyampaikan bahwa mushala ini dibangun untuk memudahkan para wisatawan melaksanakan beribadah disaat berwisata. “Di samping sambil bertabaruj dengan alam, terlebih lagi pembangunan mushala ini juga sebagai wujud pengembangan wisata halal yang berbasis extension of service yang saat ini sedang digerakkan oleh Kemenparekraf RI,” ujar Sandi.

Dalam kunjungan itu, Sandi menyanjung keindahan Pantai Lampuuk yang sangat bersih serta pasirnya yang putih. Menurutnya, ini merupakan satu kesatuan dengan historism yaitu pariwisata berbasis sejarah. Dia meminta masyarakat sekitar untuk terus menjaga dan merawat pantai ini.

“Kita akui kondisi pandemi Covid-19 ini membuat sejumlah usaha wisata terpuruk. Namun insya Allah setelah wabah ini berlalu, saya yakin ekonomi pariwisata bangkit kembali. Apalagi pantai di Aceh cantik dan indah, khususnya Lampuuk,” ucap Sandi.(*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved