Konflik Palestina
Mohammad Deif, Panglima Perang Hamas Berjuluk Kucing 9 Nyawa, Selalu Lolos dari Upaya Pembunuhan
Saat bepergian dia dikawal ketat oleh pasukan keamanan secara terpisah berisikan orang-orang yang sangat dipercayainya.
Pada dini hari 12 Juli 2006, pesawat F16 Israel mengebom sebuah rumah tempat para pemimpin tingkat tinggi Hamas bertemu.

Deif selamat dari ledakan tersebut, tetapi tulang punggungnya terluka parah. Setelah peristiwa ini, Ahmed Jabari menjadi penjabat komandan Brigade Al Qassam.
Pada 19 Agustus 2014, Angkatan Udara Israel melakukan serangan udara di sebuah rumah di lingkungan Sheikh Radwan di Kota Gaza.
Serangan ini menewaskan istri Deif yang berusia 27 tahun. Selain itu putranya, Ali, yang berusia 7 bulan serta Sara, 3, meninggal.
Tiga warga sipil juga menjadi korban.
Pada April 2015, media Israel mengutip sumber-sumber intelijen, menyebut Deif selamat dari upaya pembunuhan tersebut.
Menurut berbagai laporan, Deif juga dikenal sebagai ahli menyamar.
Saat bepergian dia dikawal ketat oleh pasukan keamanan secara terpisah berisikan orang-orang yang sangat dipercayainya.
Keberadaan dua pasukan keamanan ini ditengarai untuk mengelabui musuh.
Mereka menjadi tidak tahu di mana sesungguhnya keberadaan Deif.
Menurut Global Research, hanya dua tokoh penting Hamas yang tahu di mana dia berada dan hanya satu orang yang bisa kontak langsung dengannnya.
Pria terakhir yang dimaksud yakni Ismail Haniyeh, Petinggi Hamas yang juga PM Palestina.
Situs haaretz.com melaporkan Mohammed Deif menjadi buronan Israel selama sekitar 20 tahun, telah dianggap sebagai pemimpin kelompok ini sejak pertengahan 1990-an.
Israel, yang melakukan beberapa kali percobaan dalam hidupnya selama waktu itu, meningkatkan upayanya untuk melenyapkannya ketika intifada kedua .
Deif pulih dari luka-lukanya dan kembali memimpin sayap militer Hamas setelah komandannya, Ahmed Jabari, tewas dalam serangan Angkatan Udara Israel pada hari pertama Operasi Pilar Pertahanan pada November. 2012.