Internasional
Perang 11 Hari Hamas-Israel Mengubur Mimpi Pernikahan Ratusan Pemuda dan Pemudi Gaza, Ini Kisahnya
Rencana pernikahan yang telah direncanakan ratusan pasangan muda-mudi Jalur Gaza, Palestina harus dikubur dalam-dalam.
SERAMBINEWS.COM, KOTA GAZA - Rencana pernikahan yang telah direncanakan ratusan pasangan muda-mudi Jalur Gaza, Palestina harus dikubur dalam-dalam.
Pandemi virus Corona yang merajalela dalam dua tahun terakhir ini, diperparah dengan perang 11 Hamas dan Israel.
Seperti pasangan satu ini, Salwa Nofal dan Sobhi Ziad terpaksa mengadakan pernikahan diam-diam setelah operasi militer Israel di Jalur Gaza.
Rencana pernikahan mereka sudah dua kali ditunda karena merebaknya pandemi virus Corona dan kematian anggota keluarga.
Dilansir AP, Jumat (28/5/2021), keluarga pasangan itu sudah menetapkan 18 Mei 2021.
Sebagai tanggal ketiga untuk hari besar mereka.
Akhirnya menjadi hari kedelapan pertempuran Hamas-Israel.
Pasangan muda itu memutuskan membatalkan pesta pernikahan.
Baca juga: AS akan Bangun Kembali Gaza, Hamas Janji Takkan Sentuh Bantuan Internasional Satu Sen Pun
Sebagai gantinya memulai hidup mereka bersama dengan diam-diam di sebuah rumah yang telah disiapkan Nofal sebelum dimulainya perang 10 Mei 2021.
Ziad menulis di Facebook:
"Kami pergi ke rumah dengan membawa semua cinta satu sama lain di hati kami."
"Dengan harapan, rumah kami akan dipenuhi dengan kegembiraan dan kebahagiaan "
"Saya berharap Anda semua benar-benar aman."
Mereka termasuk di antara pasangan yang lebih beruntung, tetapi banyak lainnya yang kurang beruntung.
Dunia Anas Al-Yazji jatuh menimpanya ketika tunangannya Shaima Abu Al-Ouf tewas dalam serangan udara Israel.
Rumah keluarganya di Jalan Al-Wehda di Kota Gaza hancur terkena rudal jet tempur Israel.
Dia telah berada di tahun ketiga universitas, dan ditetapkan untuk menjadi seorang dokter gigi.
Profesor dan koleganya mengatakan dia cerdas, dan memimpikan hari kelulusannya dan sangat ingin memulai karirnya.
Telah ditetapkan , Shaima dan Anas akan menikah setelah Idul Fitri 1442 H.
Tetapi serangan Israel menghancurkan segalanya.
Yang tersisa adalah darah, puing-puing, dan banyak hadiah pertunangan yang berserakan.
Baca juga: Menlu Inggris Harapkan Siklus Kekerasan Berakhir, Menlu AS Janjikan Galang Bantuan ke Jalur Gaza
Setelah kisah cinta yang berlangsung hampir tiga tahun, kata-kata terakhir Al-Ouf kepada Al-Yazji, di telepon, adalah "Saya takut," katanya.
“Saya memintanya untuk mengungsi di tempat yang aman, kemudian terjadi ledakan besar dan dia tewas.
"Dia ada di surga,” tambahnya.
Muhannad Al-Nawati (20) dan istrinya Hiba Harzullah, kehilangan semua hadiah pernikahan mereka.
Mulai dari pakaian, peralatan, hadiah di reruntuhan rumah keluarga Harzullah.
Di samping gedung Kuhail, yang menjadi sasaran serangan udara Israel yang meratakan seluruh bangunan.
Pasangan itu berdiri memandang dengan tidak percaya pada apa yang tersisa dari gedung tujuh lantai.
Telah runtuh di rumah sederhana Harzullah, mengubur impian sederhana mereka.
Al-Nawati mengatakan pesta pernikahan yang dijadwalkan setelah Idul Fitri ditunda tanpa batas waktu.
Ahmed Al-Masry (21) sedang mempersiapkan pernikahannya pada hari kedua Idul Fitri.
Tetapi tewas dalam serangan pertama konflik, bersama dengan saudara perempuannya Rahaf (10).
Keponakannya Yazan (18 bulan) dan tujuh lainnya, sebagian besar kerabatnya.
Baca juga: PBB Luncurkan Bantuan Darurat ke Jalur Gaza, Bangun Kembali Gedung yang Hancur Dirudal Israel
“Sekarang tidak mungkin bagi Ahmed menjadi pengantin pria di dunia ini ," kata ayahnya, Abu Atallah.
"Dia sekarang adalah pengantin pria di surga,” tambahnya.
"Dia bergabung dengan ibunya, yang menjadi martir dalam serangan Israel selama perang pertama di Jalur Gaza pada 2018," ungkapnya.
Keluarga itu telah menderita sebelumnya di tangan serangan Israel di Gaza: Rumah mereka diratakan selama perang 2014.
"Rudal itu merobek hatiku sebelum mengambil nyawa Ahmed dan membunuh kegembiraan kami," katanya dengan getir.(*)