Pemkab Aceh Timur Bangun Jalan ke Lokasi Suaka Badak

Pemkab Aceh Timur,akan segera membuka akses jalan ke lokasi Suaka Badak Sumatera di Desa Rantau Panjang, Kecamatan Simpang Jernih

Editor: hasyim
SERAMBINEWS.COM/MUHAMMAD NASIR
Sebanyak enam perusahaan yang beroperasi di wilayah hulu Aceh Tamiang secara patungan membangun jalan alternatif sepanjang satu kilometer di Kecamatan Pulau Tiga, sejak tiga hari lalu. 

IDI - Pemkab Aceh Timur,akan segera membuka akses jalan ke lokasi Suaka Badak Sumatera di Desa Rantau Panjang, Kecamatan Simpang  Jernih, Aceh Timur. Sabtu (29/5/2021), Bupati Aceh Timur yang diwakili Asisten Bidang Ekonomi dan Pembangunan, Aiyub SKM MSi, didampingi sejumlah kepala OPD bersama Forum Konservasi Leuser (FKL), dan tim dari Aliansi Lestari Rimba Terpadu (ALERT), meninjau lokasi pembangunan jalan tersebut.

Sebelumnya, lokasi ini sudah ditetapkan sebagai tempat penangkaran Badak Sumatera di Aceh, sekaligus sebagai tempat pengembangbiakan bagi satwa langka yang hampir punah tersebut. Aiyub berharap pembangunan jalan menuju lokasi suaka badak ini dapat berjalan sesuai rencana.

Kadis Lingkungan Hidup Aceh Timur, M Yunus, mengatakan,  untuk pengembangan kawasan suaka badak ini, Pemkab Aceh Timur juga akan berkoordinasi dengan Pemerintah Aceh dan Pemerintah Pusat, terkait kebutuhan di lapangan. Kadis PUPR Aceh Timur, Muslem ST MSi, menambahkan akses jalan itu akan segera diupayakan.

Sementara itu, Koordinator Program SRS dari FKL, Dedi Yansyah, melalui Koordinator Perizinan Program SRS, Hertanto mengatakan, tempat perlindungan badak Sumatera ini sangat penting untuk menjaga safwa langka tersebut agar tidak punah. "Lokasi ini nanti juga akan dijadikan tempat perkembangbiakan Badak Sumatera," ujar Hertanto.

Sebelumnya, Bupati Aceh Timur juga sudah meninjau kawasan ini, sekaligus turut memasang papan nama (pelang) pada kawasan pembangunan Suaka Badak Sumatera atau Suaka Rhino Sanctuary (SRS). Pembangunan lokasi suaka badak ini bagian dari rencana aksi darurat penyelamatan Badak Sumatera dari kantong populasi yang sudah tidak sintas (tidak viable), populasi serta habitatnya sudah terisolasi di kawasan hutan Aceh. (c49)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved