Antisipasi Hari 'Kiamat', Korea Selatan Simpan 100 Ribu Benih dalam 'Bahtera Nuh'

Upaya tersebut dilakukan untuk menanggapi peringatan para peneliti, mengenai kepunahan tanaman yang kini berkembang pada level mengkhawatirkan.

Editor: Amirullah
AFP PHOTO/JUNG YEON-JE
Gambar ini diambil pada 21 Mei 2021 menunjukkan seorang peneliti menampilkan paket sampel benih di sebuah terowongan di Pusat Gudang Benih Arboretum Nasional Baekdudaegan di daerah pegunungan tenggara Bonghwa 

Adapun tingkat kelembaban di atur 40 persen agar simpanan tetap layak.

Sampel lemari besi sebagian besar merupakan flora dari semenanjung Korea.

Namun, dengan kapasitas dua juta benih, Korea Selatan membuat ruangnya tersedia untuk negara lain seperti Kazakhstan dan Tajikistan yang telah menerima tawaran itu.

Keduanya mempertahankan kepemilikan sampel mereka, dan memiliki kontrol atas penarikan benihnya.

"Kubah itu menyimpan benih untuk mencegah kepunahannya, jadi skenario terbaiknya adalah benih itu tidak perlu dikeluarkan," ujar Lee.

Baca juga: Alvin Faiz Sempat Mengakui Belum Berniat Menikah Saat Usia 17 Tahun

Terlepas dari perannya untuk mengantisipasi “hari kiamat”, fasilitas itu dibangun Korea Selatan yang pada 1950 diserbu oleh Korea Utara.

Pyongyang sejak saat itu mulai mengembangkan persenjataan nuklir dan rudal.

Fasilitas yang dibangun di "tempat teraman" di Korea Selatan itu sengaja dirancang untuk menahan gempa berkekuatan 6,9 dan serangan bom atom.

"Secara geografis sangat aman. Dan kami membangun terowongan bawah tanah sedalam 46 meter untuk memastikannya aman dari perang dan ancaman nuklir," ujar Lee.

Bahtera Nuh

Gudang benih terbesar di dunia terkubur jauh di dalam bekas tambang batu bara di Svalbard, kepulauan Norwegia Arktik.

Letaknya sekitar 1.300 kilometer (sekitar 800 mil) dari Kutub Utara.

Dijuluki "Bahtera Nuh" tanaman pangan, Global Seed Vault fokus pada pertanian dan tanaman terkait, menyimpan lebih dari satu juta sampel benih dari hampir setiap negara.

Namun para peneliti mengatakan, meski melestarikan benih tanaman liar, sumber asli dari tanaman yang kita konsumsi hari ini, tidak boleh diabaikan.

“Banyak kerabat tanaman di alam liar yang dapat memberikan keragaman genetik untuk membantu ketahanan pangan jangka panjang ‘kurang perlindungan yang efektif’,” menurut laporan PBB.

Halaman
123
Sumber: TribunnewsWiki
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved