Nadiem Makarim Beri Sinyal PBM Tatap Muka Terbatas, Tapi IDAI belum Rekomendasikan, Ini Alasannya
Bahkan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbud Ristek), Nadiem Makarim dalam siaran YouTube Kemendikbud RI, Rabu (2/6/2021)
Bahkan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbud Ristek), Nadiem Makarim dalam siaran YouTube Kemendikbud RI, Rabu (2/6/2021) sudah memberikan sinyal untuk PMB tatap muka terbatas ini.
SERAMBINEWS.COM - Persiapan sekolah untuk proses belajar mengajar atau PBM tatap muka akan dimulai pada bulan Juli 2021 ini.
Bahkan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbud Ristek), Nadiem Makarim dalam siaran YouTube Kemendikbud RI, Rabu (2/6/2021) sudah memberikan sinyal untuk PMB tatap muka terbatas ini.
"Tidak ada tawar-menawar untuk pendidikan, terlepas situasi yang kita hadapi.
"Kenyataannya adalah mal, bioskop, dan semua tempat kerja sudah dibuka untuk tatap muka.
Jadinya, sudah saatnya sekolah-sekolah kita melakukan tatap muka terbatas," kata Nadiem dalam siaran YouTube Kemendikbud RI, seperti dilansir dari Kompas.tv.
Lantas, mengapa IDAI belum merekomendasikan mulai sekolah tatap muka bulan Juli 2021?
Ternyata ini karena alasan situasi dan kondisi Covid-19 di Indonesia.
Meski vaksin sudah diberikan, beberapa daerah menunjukkan penurunan kasus, dan angka kesembuhan semakin baik, namun nyatanya virus corona ini masih ada.
Hal ini tentu memunculkan kekhawatiran jika saja anak berisiko tertular atau terinfeksi ketika ia sudah aktif kembali bersekolah tatap muka.
Hal ini sesuai dengan rilis resmi IDAI yang dimutakhirkan 27 April 2021.
Dalam rilis tersebut, IDAI menyatakan bahwa pihaknya belum merekomendasikan sekolah tatap muka, dengan pertimbangan situasi dan penyebaran Covid-19 di Indonesia saat ini.
Kalaupun sekolah tatap muka tetap dimulai, maka pihak penyelenggara harus menyiapkan blended learning.
Blended learning adalah suatu cara dalam proses belajar mengajar yang menggabungkan, mengombinasikan, dan memadukan sistem pendidikan konvensional dengan sistem serba digital.
Di samping itu, orang tua dan anak diberikan kebebasan memilih metode pembelajaran luring atau daring.
Nantinya, anak yang mengikuti proses belajar luring maupun daring akan mendapatkan hak dan perlakuan yang sama.
Nah sekarang, pertimbangan dan keputusan ada di tangan Kawan Puan sebagai orang tua. Apakah akan mengizinkan buah hati sekolah tatap muka atau tidak.
Sebab, banyak orang tua yang masih ragu apakah aman membolehkan anak untuk kembali sekolah offline.
Namun tidak sedikit juga yang menyambut gembira pembelajaran tatap muka ini karena dengan begitu buah hatinya bisa beraktivitas dan berinteraksi dengan guru serta temannya.
Kalau Kawan Puan masih belum mengambil keputusan perihal ini, ada baiknya untuk menanyakan detail pembelajaran tatap muka bulan depan kepada pihak sekolah.
Tanyakan pula bagaimana protokol kesehatan yang akan diterapkan demi memastikan semuanya sehat.
Pastikan sebagai ibu kamu tahu bagaimana proses belajar mengajar di sekolah buah hati akan dilaksanakan nanti, mengingat kondisi virus yang masih ada.
Kalau butuh saran dan masukan, obrolkan perihal ini dengan pasangan, teman, saudara, keluarga, atau juga ibu dari teman buah hati di sekolah.
Lihat pula kondisi kasus Covid-19 di lingkungan rumah dan sekolah sebagai pertimbangan untuk mengambil keputusan.
Mumpung masih ada waktu satu bulan ke depan, pertimbangkan segala hal dari berbagai sudut pandang, agar keputusan yang diambil tepat. (*)
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Ini Alasan IDAI Belum Merekomendasikan Sekolah Tatap Muka di Indonesia