Video

VIDEO - Dua Hewan Ikonik di Kenya Mati dalam Dua Tahun Terakhir, Satu Singa dan Satu Gajah

Singa yang lahir tahun 2008 dan dikenal sebagai pemimpin hebat dalam keluarga "Four Musketeers", bersama dengan saudaranya Hunter, Sikio dan Morani.

Penulis: Yuhendra Saputra | Editor: Zaenal

SERAMBINEWS.COM, NAIROBI - Scarface, salah satu singa paling terkenal dan ikonik di cagar alam di Kenya, mati pada 11 Juni saat memerintah hutan.

Scarface, dinamai karena bekas luka di mata kanannya, ditemukan oleh penjaga hutan Kenya saat berpatroli di Cagar Nasional Maasai Mara di barat daya Kenya, tercatat sebagai salah satu suaka margasatwa terbesar di Afrika.

Pihak berwenang memutuskan kematian Scarface sebagai kematian yang normal, tidak terganggu oleh manusia atau satwa liar.

Singa yang lahir tahun 2008 dan dikenal sebagai pemimpin hebat dalam keluarga "Four Musketeers", bersama dengan saudaranya Hunter, Sikio dan Morani.

Keempatnya merebut wilayah dari singa lain saat menguasai hutan seluas 400 kilometer persegi di Maasai Mara sejak 2012, menurut pejabat Kenya Wildlife.

Scarface pernah selamat setelah tertombak prajurit Maasai yang sedang membela ternaknya.

Karena intervensi dari Kenya Wildlife Service dan pemangku kepentingan lainnya, singa itu kembali sehat dalam waktu singkat.

Satu hewan ikonik lain yang juga mati dalam dua tahun ini adalah Big Tim.

Big Tim yang diakui sebagai harta nasional oleh Kenya adalah seekor gajah dengan gading besar yang mengikis tanah saat ia berjalan di Taman Nasional Amboseli yang luas.

Perburuan di Afrika terhadap gajah dengan gading besar masih marak.

Namun Big Tim menjalani seluruh hidupnya sebagian besar tidak terganggu dan mati karena sebab alami di kaki Gunung Kilimanjaro yang berpuncak salju.

Paula Kahumbu, seorang konservasionis satwa liar dan Chief Executive Officer dari Wildlife Direct memuji Big Tim dalam sebuah pernyataan.

Dia mungkin gading terbesar di Afrika, katanya. “Tim membawa begitu banyak kegembiraan bagi banyak orang. Saya tahu setidaknya satu orang yang tujuan hidupnya adalah pencarian untuk bertemu Tim. Banyak orang menyukainya.”

Seekor gajah Afrika jantan dewasa dengan bobot 7 ton sementara betina dewasa berbobot 4 ton.

Tim, yang meninggal pada tahun 2020, dan pendahulunya, Ahmed gajah besar yang memiliki gading besar juga. Ahmed tinggal di Taman Nasional Marsabit antara 1919-1974 dan diabadikan sebagai monumen nasional.(Anadolu Agency)

Baca juga: Demam Batu yang Diduga Berlian, Ribuan Warga Afrika Selatan Berburu di Lokasi Penggalian 

Baca juga: Luar Biasa, Seorang Wanita Afrika Selatan Melahirkan 10 Bayi Kembar, Catat Rekor Baru Dunia

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved