Berita Banda Aceh

Diklaim Bisa Akses Data Secara Realtime, Banda Aceh Pasang Alat Mitigasi Tsunami di Ulee Lheu

Ia mengklaim, alat ini lebih unggul karena kecepatan perolehan data yang dapat diakses secara real-time.

Penulis: Muhammad Nasir | Editor: Nurul Hayati
Shutterstock/Kompas.com
Ilustrasi tsunami. 

Ia mengklaim, alat ini lebih unggul karena kecepatan perolehan data yang dapat diakses secara real-time.

Laporan Muhammad Nasir I Banda Aceh

SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Pemko Banda Aceh menggelar pertemuan dengan tim Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BRSDMKP) di Balai Kota Banda Aceh, Jumat (25/6). 

Pertemuan yang melibatkan beberapa OPD terkait ini, membahas terkait alat ukur early warning system tsunami Inexpensive Device for Sea Level Measurement (IDSL) yang telah dipasang di Gampong Ulee Lheue beberapa waktu lalu.

Plt Asisten II Setda Kota Banda Aceh, Drs Samsuar MSi mengatakan, pertemuan ini dilakukan juga untuk mensosialisasi salah satu alternatif alat mitigasi tsunami ini kepada masyarakat melalui OPD terkait, perihal fungsi dan kegunaannya.

"Yang paling penting sebenarnya dengan kehadiran alat ini masyarakat harus tahu fungsi dan manfaat alat yang dipasang ini," jelasnya.

Sebelumny,a kata Samsuar, tim BRSDMKP telah melakukan penelitian, dasar penelitian ini timbul gagasan bahwa Kota Banda Aceh yang merupakan salah satu kota yang rawan bencana perlu dipasang alat ini.

Kepala Loka Riset Sumber Daya dan Kerentanan Pesisir BRSDMKP, Nia Naelul Hasanah Ridwan menjelaskan, alat ukur early warning system tsunami Inexpensive Device for Sea Level Measurement   (IDSL) merupakan alat mitigasi bencana yang sudah dipasang di Banda Aceh.

Baca juga: Menteri Lingkungan Hidup Republik Ceko Puji Banda Aceh karena Mampu Bangkit Cepat dari Tsunami

Katanya, alat yang juga diberi nama PUMMA atau Perangkat Ukur Murah untuk Muka Air Laut ini menjadi salah satu alat yang digunakan untuk mitigasi tsunami.

Ia mengklaim, alat ini lebih unggul karena kecepatan perolehan data yang dapat diakses secara real-time.

"Keunggulannya alat ini murah dan juga mudah untuk dioperasikan dan datanya sangat real-time. Jadi kita langsung tahu datanya, kalau misal ada anomali apakah lautnya di situ tenang-tenang saja atau tiba naik dari muka lautnya," jelasnya.

Awalnya, kata Nia, alat ini dikembangkan bersama Joint Research Center (JRC) di Italia.

Lalu kembali dikembangkan secara mandiri oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan.

"Jadi yang ini kita pasang benar-benar kita kembangkan sendiri dari dulu alat awal yang dulu kita buat dengan Itali," sebutnya.

Baca juga: Kisah Pria Tionghoa Jadi Mualaf Setelah Lihat Malaikat Menjaga Masjid saat Tsunami Aceh

Ia meminta, agar pemerintah daerah dapat memberdayakan SDM lokal untuk melakukan pengembangan terhadap alat ini.

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved