Jurnalisme Warga

Rasa Pahit Menjadi Khas Ikan Depik Tanoh Gayo

Dataran Tinggi Gayo di Aceh terkenal sebagai salah satu penghasil kopi terbaik di Indonesia. Karakter rasa kopi Gayo adalah body dan aromanya

Editor: bakri
zoom-inlihat foto Rasa Pahit Menjadi Khas Ikan Depik Tanoh Gayo
FOR SERAMBINEWS.COM
RIDWANSYAH, traveller dan penikmat kuliner Gayo, melaporkan dari Takengon, Aceh Tengah

OLEH RIDWANSYAH, traveller dan penikmat kuliner Gayo, melaporkan dari Takengon, Aceh Tengah

Dataran Tinggi Gayo di Aceh terkenal sebagai salah satu penghasil kopi terbaik di Indonesia. Karakter rasa kopi Gayo adalah body dan aromanya yang kuat. Tingkat keasamannya pun rendah dengan sedikit rasa rempah (spice).

Rasa kopi Gayo yang kuat, tapi tidak pahit, membuatnya sangat digemari terutama di Amerika Serikat dan Eropa. Karakter yang ‘clean’ membuatnya laku sebagai campuran ‘house blend’.

Berkunjung ke Tanoh Gayo selain menikmati seduhan secangkir kopi khas Tanah Gayo, pengunjung juga bisa menikmati kuliner yang dihasilkan dari danau air tawar, berupa hidangan gurih masakan khas tanoh Gayo, yakni ikan depik. Ada depik masam jing, depik pengat, ada pula depik dedah.

Ikan depik merupakan ikan khas Danau Laut Tawar di Takengon, Aceh Tengah. Ikan kecil ini sejenis ikan bilis (bilih) yang ada di Danau Singkarak, Sumatera Barat.

Ikan dengan ukuran panjang 7-8 cm ini memiliki rasa gurih, tidak anyir sewaktu akan dimasak/diolah, dan tak perlu dibersihkan sisiknya. Bagian perut depik biasanya dibelah dan nyaris tak ada kotorannya lantaran depik hanya memakan hydrilla yang hidup di dasar danau.

Ikan depik segar maupun kering mudah didapat di pasar-pasar tradisional atau dijajakan di pinggir jalan di lokasi yang dekat dengan Danau Laut Tawar. Ketika matahari mulai terbit kita juga bisa menjumpai para nelayan yang ada di sekitaran danau terbesar di Aceh itu.

Ikan depik biasa ditangkap oleh nelayan setempat menggunakan jaring atau didisen (perangkap ikan depik tradisional di pinggir Danau Laut Tawar), cangkol (jaring yang dikaitkan dengan empat bilah bambu), muraun (depik digiring menggunakan lampu petromaks), dan lain-lain.

Depik dapat diolah menjadi berbagai masakan, seperti depik goreng telur, depik balado, depik tangkap, peyek depik, depik dedah, depik pepes, dan sebagainya. Namun, olahan masakan berbahan dasar ikan depik yang paling populer dan digemari masyarakat Gayo maupun para pengunjung adalah depik pengat dan depik dedah.

Rasa gurih depik dipadu dengan paduan bumbu dan rempah, membuat rasa depik pengat menjadi spesifik dan tak akan didapati di daerah lain. Cara membuatnya pun tidak terlalu sulit dan bumbu-bumbunya juga mudah didapatkan.

Untuk mendapatkan depik dalam keadaan segar, kita harus menjumpai nelayan di pagi hari sebelum matahari terbit. Agak sulit diperoleh jika kita menjumpai nelayan setelah matahari terbit dikarenakan ikan hasil tangkapan mereka langsung dijual ke tauke yang sudah antre menunggu.

Rasa yang tak bisa dilupakan dari ikan depik, entah itu saat dimasak jadi masam jing, pengat, dedah, selalu ada rasa pahitnya. Kebanyakan orang jika mendengar kata pahit langsung enggan melahap masakan tersebut. Akan tetapi, berbeda dengan masakan ikan depik di Dataran Tinggi Gayo justru rasa pahitnya yang menjadikan ciri khas masakan tersebut. Apalagi jika disajikan dengan menu masam jing, rasa pahit kepala depik dengan sendirinya terabaikan.

Menikmati kuliner khas Gayo ini, kita akan mendapatkan “bonus” menikmati berbagai keindahan alam sebagai pesona wisata Gayo, salah satu destinasi wisata utama di Aceh. Ibaratnya, kita biasa sambil menyelam, minum air.

Depik yang ada di Danau Laut Tawar tidak setiap hari bisa kita jumpai di pinggir danau. Soalnya, tidak setiap hari ikan depik tertangkap jaring nelayan. Ada selang waktu yang kita sendiri tak tahu kapan mereka akan datang. Namun, para nelayan di sekitaran danau bisa mengetahui dan meramal kapan depik akan mengenai jaring, cangkol, dan meraun mereka.

Ikan depik bisa diolah menjadi berbagai jenis masakan. Di antaranya, masam jing, pengat, dan dedah. Pengolahan depik masam jing akan lebih istimewa jika dimasak dalam kuali tanah. Di samping memberikan rasa yang lebih istimewa, juga memunculkan kesan tradisional.

Berikut resep dan cara memasak depik khas Gayo.

1. Depik pengat

Bahan utamanya 250 gram depik segar. Rempah yang diperlukan di antaranya 10 buah cabai merah, 5 siung bawang merah, 5 cm kunyit segar, 3 buah jeruk sayur atau jeruk nipis, 5 buah tomat cherry/tomat kecil, 1 sendok buah andaliman, dan garam secukupnya.

Cara memasaknya: Cuci bersih ikan depik segar, lalu tiriskan, kucuri dengan sebuah air jeruk nipis, lalu giling halus cabai, bawang merah, dan kunyit. Susun ikan depik di atas belanga (kalau ada lebih bagus belanga tanah), lalu tuangkan bumbu giling. Tambahkan air jeruk, andaliman, dan tomat kecil (bulat-bulat, tidak dipotong) dan garam, lalu tuangkan 300 cc air. Boleh juga ditambahkan buang kecombrang atau rebung yang dicincang halus. Masak dengan api sedang sampai airnya kering (tapi ikannya tidak gosong). Siap untuk disajikan.

2. Depik dedah

Bahan: Ikan depik 250 gram, kunyit satu potong, cabai hijau 4 biji, cabai merah 1 biji, bawang merah dan bawang putih 2 siung, dan sebiji tomat.

Cara memasaknya: Sediakan kuali, masukkan air 500 ml. Kemudian, masukkan semua bumbu, masukkan ikan depik yang sudah dibersihkan. Lalu, masak sampai airnya mengering. Sukses. dan untuk siap disajikan.

3. Depik masam jing

Bahan: 250 gram ikan depik segar, 10 buah cabai merah, 5 siung bawang merah, 5 cm kunyit segar, 3 buah jeruk nipis, 5 buah tomat cherry/tomat kecil, 1 sendok buah andaliman, dan garam secukupnya.

Cara memasaknya: Cuci bersih ikan depik segar, lalu tiriskan. Kucuri dengan sebuah air jeruk nipis, giling halus cabai, bawang merah, dan kunyit. Susun ikan depik di atas belanga (kalau ada belanga tanah lebih bagus), dan tuangkan bumbu giling. Tambahkan air jeruk, andaliman, dan tomat kecil (bulat-bulat, tak dibelah) dan garam, lalu tuangkan 300 cc air. Masak hingga matang. Selamat menikmati. Mudah kan cara memasak kuliner khas Gayo yang berbahan dasar ikan depik?

Sumber: Pos Kupang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved