Mualem Minta BPMA Perketat Pengawasan, Kasus Warga Keracunan Gas
Ketua Komite Peralihan Aceh (KPA), H Muzakir Manaf atau Mualem meminta Badan Pengelolaan Migas Aceh (BPMA) untuk memperketat pengawasan
IDI – Ketua Komite Peralihan Aceh (KPA), H Muzakir Manaf atau Mualem meminta Badan Pengelolaan Migas Aceh (BPMA) untuk memperketat pengawasan terhadap operasional seluruh perusahaan Migas di Aceh, termasuk PT Medco di Aceh Timur.
Permintaan itu disampaikan Mualem dalam keterangan tertulis yang diterima Serambi, Rabu (7/7/2021) sore. Dalam rilis itu, Mualem mengaku, mengikuti perkembangan peristiwa warga Desa Panton Rayeuk T, Kecamatan Banda Alam, Aceh Timur, yang harus mengungsi ke kantor camat setempat pada 9 April dan 29 Juni 2021 lalu.
Mereka diduga mencium bau gas beracun di desanya yang tak jauh dari sumur migas Medco. “Peristiwa ini, menyangkut keselamatan masyarakat dan lingkungan. Karena itu, hal ini adalah persoalan yang harus disikapi dengan serius, jangan sampai masyarakat tidak nyaman dan ketakutan hidup di lingkar tambang,” ungkap Mualem.
Karena itu, ia meminta BPMA sebagai lembaga pengawas harus memperketat pengawasan terhadap operasional perusahaan yang melakukan ekplorasi migas, karena rentan resiko termasuk PT Medco E&P Malaka. “Jangan sampai peristiwa yang sama terulang kembali apalagi sampai jatuh korban jiwa. PT Medco harus mengedepankan SOP (Standar Operasional Prosedure) dan profesionalitas dalam menjalankan operasionalnya,” pinta Mualem yang juga Ketua Umum Partai Aceh (PA) itu.
Selain menjaga keselamatan lingkungan, harap Mualem, PT Medco juga diharapkan dapat mensejahterakan masyarakat, apalagi kondisi ekonomi rakyat di masa pandemi covid-19 sangat terjepit.
“PT Medco harus bisa membantu ekonomi rakyat di sekitar operasi. BPMA harus bisa menjadi jembatan antara masyarakat dengan perusahaan dalam menyelesaikan setiap masalah yang timbul dari kegiatan operasi Migas. Hal itu sesuai dengan fungsi dan tugas BPMA sebagaimana amanat MoU Helsinki dan UUPA,” harap mantan Panglima GAM itu.(c49)