Internasional
Mantan Sipir Wanita Penjara Sanaa Ungkapkan Kekejaman Milisi Houthi ke Tahanan Wanita, Ini Kisahnya
Milisi Houthi yang menguasai sebagian wilayah Yaman, terutama Ibu Kota Sanaa memperlakukan tahanan wanita dengan sangat kejam.
Fawzia mengatakan tokoh Houthi yang paling dibenci dan ditakuti adalah Mohammed Al-Makhethi, direktur Penjara Sanaa dan banyak pejabat lain yang memiliki nama panggilan seperti Abu Ammar, Abu Terab dan Abu Raid.
“Al-Makhethi adalah orang paling provokatif, mengunjungi penjara pada jam 2 pagi atau 3 pagi dan mulai menanyai tahanan sendirian di kamar sampai pagi," ujatnya.
"Dia meneriaki kami dan mengusir kami dari kamar ketika kami menolak kehadirannya,” tambahnya.
Fawzia mengatakan tak lama setelah kedatangan kelompok baru wanita yang diculik ke penjara, kerabat bergegas ke penjara, kantor polisi, pejabat Houthi dan bahkan jaksa agung, dengan panik mencari informasi.
“Houthi dengan tegas menyangkal pernah mendengar atau melihat mereka, bahkan Jaksa Agung memberi tahu keluarga untuk membawa bukti bahwa mereka dipenjara,” katanya.
Houthi membawa anak-anak dari wanita yang dipenjara ke medan perang untuk melawan pasukan pemerintah dan menjaga anak-anak yang lebih kecil dengan ibu mereka yang dipenjara sampai dewasa.
Suatu hari, Fawzia melanggar aturan dan memberi tahu seorang ibu dari seorang wanita yang diculik bahwa putrinya berada di dalam penjara.
Ketika Houthi mengetahui dia membagikan informasi rahasia tentang seorang tahanan, mereka menginterogasinya dengan keras dan memenjarakannya selama tiga bulan.
“Saya mengatakan kepada mereka untuk menahan saya di dalam kantor saya dan membawa kedua putri saya karena tidak ada yang akan merawat mereka," ungkapnya.
Houthi membebaskannya setelah setuju untuk melatih polisi wanita dan tinggal di Sanaa serta tidak menghubungi siapapun.
“Mereka berpikir untuk mengeksekusi saya, setelah meretas ponsel dan menggunakan nomor WhatsApp saya, menyita rumah, bahkan buku anak-anak saya," tambahnya.
Ketika dia dibebaskan, dia tidak menonjolkan diri di Sanaa sampai diberitahu bahwa Houthi bersenjata dengan kendaraan militer sedang mencarinya.
Dia pindah dari satu rumah ke rumah lain di Sanaa sebelum menyelinap keluar dari Sanaa ke Aden.
Dua aktivis hak asasi manusia Yaman, Zafaran Zaid dan Nora Al-Jarawi, menanggapi permintaan bantuannya.
Satu membantunya melarikan diri dari Sanaa dan yang lainnya membantu membayar tiket penerbangan dan akomodasi di Mesir.
Baca juga: Direktur WFP Puji Arab Saudi, Membantu Warga Paling Rentan Kelaparan di Yaman