Pemerintah Rekrut 2.000 Dokter Baru, Bantu Tangani Pandemi Covid-19
Pemerintah akan merekrut 2.000 dokter yang baru lulus. Mereka nanti akan dilatih untuk bisa membantu menangani pasien Covid-19
JAKARTA - Pemerintah akan merekrut 2.000 dokter yang baru lulus. Mereka nanti akan dilatih untuk bisa membantu menangani pasien Covid-19. Untuk diketahui, kasus harian positif Covid-19 di Indonesia setiap hari terus memecahkan rekor. Seperti pada Kamis (15/7/2021), kasus baru Corona mencapai 56.757. Jumlah itu memecahkan rekor sehari sebelumnya yakni sebanyak 54.517 kasus.
Tsunami kasus corona yang melanda Indonesia saat ini tak lepas dari peran varian delta yang begitu cepat menyebar dan menjangkiti warga. Menurut Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves), Luhut Binsar Pandjaitan, kondisi saat ini berbeda dengan masa Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat berskala mikro (PPKM mikro). Kini, hampir semua wilayah di Jawa didominasi oleh virus Corona varian Delta.
"Anda bisa lihat PSBB 1, PSBB 2, PPKM kabupaten/kota, dan PPKM mikro, semuanya relatif baik. Meski sebenarnya kasus Covid-19 terus meningkat, tapi masih terkendali. Namun, begitu masuk varian Delta, peningkatan kasus Covid-19 didominasi oleh varian Delta,” kata Luhut Panjaitan dalam siaran persnya, Kamis (15/7/2021).
Luhut mengatakan, pemerintah sudah merancang strategi penanganan Covid-19 jika menghadapi skenario terburuk penambahan kasus hingga 100 ribu kasus per hari. Berbagai sarana dan prasarana disiapkan sedini mungkin sebelum kemungkinan terburuk itu terjadi. Mulai dari oksigen, kesiapan tempat tidur, hingga fasilitas bagi warga yang menjalani isolasi mandiri.
Meski demikian, pemerintah tak berharap Indonesia mengalami skenario terburuk itu. "Kita tidak berharap sampai ke 100 ribu, tapi itu pun kami sudah rancang sekarang kalau sampai terjadi ke sana," ungkapnya.
Luhut menyampaikan, pemerintah akan menjalankan skenario 60 ribu kasus sehari dalam waktu dekat. Ia pun memaparkan respons kesehatan yang kini dijalankan dengan skenario 60 ribu orang terinfeksi dalam sehari. Di antaranya, pemerintah sudah menyiapkan rumah sakit untuk menghadapi lonjakan jumlah pasien. Pemerintah juga meminta setiap rumah sakit mengalokasikan 40 persen tempat tidurnya untuk pasien Covid-19.
Selain itu, pemerintah mengubah sejumlah gedung seperti rumah susun menjadi rumah sakit darurat. Pemerintah juga akan menggunakan seluruh fasilitas kesehatan TNI-Polri untuk merawat pasien Covid-19. Pemerintah juga sudah memerintahkan TNI-Polri untuk mendirikan rumah sakit lapangan. Pemerintah pun meminta gedung-gedung pemerintahan digunakan sebagai pusat isolasi. Berbagai kantor pemerintah dialihkan menjadi tempat isolasi dan RS Darurat Covid-19, seperti Asrama Haji Pondok Gede.
Luhut menambahkan, setiap kementerian dan lembaga diperintahkan Presiden Jokowi menyiapkan tempat isolasi pasien Covid-19. Hal ini untuk mengantisipasi jumlah pasien yang makin melonjak. "Presiden perintahkan semua kementerian/lembaga harus punya masing-masing tempat isolasi sendiri (untuk pasien gejala) yang ringan sehingga tak lagi membebani pusat," ujarnya.
Upaya lain adalah menambah tenaga kesehatan. Luhut menyampaikan, ada 20 ribu lebih perawat yang akan dilatih dalam beberapa hari, baru kemudian dipekerjakan. Tenaga dokter juga akan direkrut sebanyak 2.000 orang yang baru lulus dan akan dilatih. “Semua data menunjukkan kami on the right track,” kata dia.
Di sisi lain Indonesia juga telah mengamankan stok vaksin sebesar 480,7 juta. Pada bulan ini, pemerintah menargetkan vaksinasi rata-rata 1 juta per hari. Kemudian, pemerintah juga mendorong komitmen industri dalam dan luar negeri dalam pemenuhan suplai obat terapi Covid-19. Misalnya, Tocilizumab dan IVIg dengan cara mendorong produsen global untuk memprioritaskan suplainya ke Indonesiaa.
Pemerintah juga akan membagikan 300 ribu paket obat Covid-19 untuk pasien gejala ringan dan tanpa gejala. Komposisinya, 10 persen paket untuk OTG, 60 persen paket untuk gejala demam dan anosmia, serta 30 persen paket untuk gejala ringan demam dan batuk.
Terkait persediaan oksigen, pemerintah akan merealokasi produksi oksigen untuk industri 90-100 persen difokuskan ke medis. Kemudian, alih guna isotank industri untuk oksigen cair di RS. Untuk isotank ini, pemerintah sedang berupaya meminta bantuan dari Singapura, Cina, dan Uni Emirat Arab.Kemudian membangkitkan pabrik oksigen yang sudah mati di Cilegon dengan kapasitas 100 ton, mencari pasokan dari industri non produsen oksigen, dan melakukan impor dan bantuan internasional.
Pemerintah juga akan menggunakan oksigen konsentrator. Oksigen konsentrator ini diperuntukkan bagi pasien rawat isolasi. Oksigen konsentrator dapat menghisap oksigen dari lingkungan sekitar dan menghasilkan oksigen murni lebih dari 90 persen yang dapat disalurkan untuk membantu pasien yang alami kesulitan napas.
Menurut Luhut, dengan melakukan substitusi penggunaan tabung oksigen menjadi oksigen konsentrator, maka suplai oksigen cair dapat difokuskan untuk pasien rawat intensif yang menggunakan ventilator dan high flow nasal canule (kebutuhan oksigen 60 liter per menit).
Terkait penerimaan bantuan dari dunia internasional, sejumlah negara seperti Jepang, Singapura, Uni Emirat Arab, Cina, Australia, dan Amerika turut memberi bantuan berupa vaksin dan alat kesehatan. "Kami sudah terima bantuan internasional. Mereka sudah jalan dari Singapura, United Emirat Arab saya sudah bicara dengan menterinya, juga dari Tiongkok, Australia," ujar Luhut.