Berita Banda Aceh

Target PAA dari Ayam Petelur di Blang Bintang Rp 12,5 M, Sudah Setor Rp 5,6 M, Apakah akan Tercapai?

Rahmandi menyebutkan industri di bawah Pembinaan BLUD Balai Ternak Non Ruminansia (BTNR) Dinas Peternakan Aceh ini sudah menyetor PAA ke Badan Pengelo

Penulis: Herianto | Editor: Mursal Ismail
SERAMBINEWS.COM/HERIANTO
Industri ayam petelur milik Pemerintah Aceh di Blangbintang, Aceh Besar, Jumat (16/7/2021). 

Rahmandi menyebutkan industri di bawah Pembinaan BLUD Balai Ternak Non Ruminansia (BTNR) Dinas Peternakan Aceh ini sudah menyetor PAA ke Badan Pengelolaan Keuangan Aceh (BPKA) Rp 5,6 miliar.

SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Target Pendapatan Asli Aceh (PAA) dari industri ayam petelur di Blang Bintang, Aceh Besar, tahun 2021 ini mencapai Rp 12,5 miliar. 

Kepala Dinas Peternakan Aceh, drh Rahmandi MSi, menyampaikan hal ini ketika menjawab Serambinews.com, Jumat (16/7/2021).

Rahmandi menyebutkan industri di bawah Pembinaan BLUD Balai Ternak Non Ruminansia (BTNR) Dinas Peternakan Aceh ini sudah menyetor PAA ke Badan Pengelolaan Keuangan Aceh (BPKA) Rp 5,6 miliar.

"Ini membuktikan pengelolaan 50 ribu ayam petelur serius dan profesional, sehingga menghasilkan PAD/PAA untuk satu semester ini mencapai Rp 5,6 miliar,” kata Rahmandi kepada Serambi, Jumat (16/7) di Banda Aceh.

Didampingi Kepala BLUD Balai Ternak Non Ruminansia, drh Yessy Fandiba MM, target setoran PAD dari sektor ini tahun 2021 sekitar Rp 12,5 miliar.

Artinya dengan sudah disetor Rp 5,6 miliar berarti sudah mencapai 44,89 persen. 

Penjualan per hari 41 ribu butir

Rahmandi mengatakan setoran PAA ini akan terus bertambah sehingga optimis target itu akan tercapai. 

Hal ini seiring penjualan telur ayam ini per harinya 41 ribu butir dari 47.363 ekor ayam yang masih hidup dan produktif.

Rahmandi menyebutkan lokasi industri ayam petelur BLUD Balai Ternak Non Ruminansia milik Pemerintah Aceh di dua lokasi.

Pertama di Blang Bintang dengan sistem peternakan terbuka. 

Sedangkan satu lagi di Saree, Aceh Besar, dengan sistem peternakan tertutup. 

Jumlah ayam petelur di Saree masih ada sekitar 16.919 ekor.  

Per harinya menghasilkan telur sekitar 15.312 butir telur atau sebesar  91 persen dari jumlah ayam yang masih hidup.

Industri peternakan ayam petelur yang ada di Saree dan Blang Bintang, kata Rahmandi merupakan andalan bagi Disnak Aceh sebagai penyumbang  PAA

Sumber PAA dari Disnak Aceh

Rahmandi menyebutkan sumber PAA dari Disnak Aceh juga ada dari sektor lainnya, antara lain dari penjualan sapi di Saree dan Krueng Raya.

Rahmandi mengatakan sapi yang sudah tidak produktif lagi dan sudah saatnya harus dijual untuk jadi sapi potong dan dijual bertahap dengan harga sesuai yang teLah ditetapkan dalam qanun. 

Rahmandi mengatakan sesuai laporan dari bendahara pembukuan penjualan sapi, dari penjualan sapi  Januari – Juli 2021 ini uangnya sudah terkumpul Rp 694 juta dan segera disetorkan untuk kas daerah.

Selain dari penjualan sapi, kata Rahmandi, masih ada sumber lainnya, yaitu dari retribusi jasa pemeriksaan ternak.

"Tapi berapa jumlahnya, kami belum mendapat laporan dari Laboratorium Kesehatan Ternak Disnak Aceh yang ada di Batoh, Banda Aceh," kata Rahmandi. 

Masjid Raya Baiturrahman setor PAA Rp 726,6 Juta 

Seperti diberitakan sebelumnya, Masjid Raya Baiturrahman Banda Aceh sudah menyetor penghasilannya untuk Pendapatan Asli Aceh (PAA) semester I Januari - Juni 2021 senilai Rp 726,6 juta.

Penghasilan ini disetor sebagai PAA ke Badan Pengelolaan Keuangan Aceh atau BPKA.

"Secara persentase nilai ini telah mencapai 42,75 persen dari target Rp 1,7 miliar tahun 2021," kata Kepala BPKA, Azhari Hasan, SE, MSi melalui Kabid Pendapatan, Saumi Elfiza, menjawab  Serambinews.com, Jumat (16/7/2021). 

Masjid Raya Baiturrahman yang menjadi salah satu destinasi wisata di Banda Aceh, bahkan ikon Aceh ini adalah Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) milik Pemerintah Aceh di bawah Dinas Syariat Islam. 

Saumi menyebutkan selain Masjid Raya Baiturrahman, BLUD lainnya milik Pemerintah Aceh yang sudah menyetor PAA semester I 2021, yakni BLUD Balai Ternak Non Ruminansia (BTNR) di bawah Dinas Peternakan Aceh. 

Nilainya mencapai Rp 5,6 miliar.

Kemudian BLUD Rumah Sakit Umum Zainoel Abidin atau RSUZA Banda Aceh, Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA) dan Rumah Sakit Jiwa Aceh, Banda Aceh. 

"Itu BLUD yang nilai PAA-nya besar," kata Saumi. 

Sedangkan BLUD Mekanisasi Pertanian di bawah binaan Dinas Pertanian dan Perkebunan Aceh, setorannya masih rendah, baru 368,9 juta dari targetnya Rp 2 miliar. 

Saumi Elfiza mengatakan, ke depan Pemerintah Aceh perlu memperbanyak jumlah BLUD yang yang produktif seperti BLUD Balai Ternak Non Ruminansia (BTNR).

APBA yang dikucurkan ke BLUD tersebut telah memberikan hasil dalam bentuk penerimaan PAA.

Baca juga: Aceh Targetkan PAA Rp 2,4 T, Pada Tahun 2021

"Sifat BLUD tidak konsumtif, melainkan produktif. Kalau pada tahun 2020 lalu, Pemerintah Aceh mengalokasikan dana untuk pengadaan 50 ribu ayam petelur dan biaya operasinya senilai Rp 10 miliar.

Tapi dalam waktu enam bulan berjalan sudah mulai menyetorkan PAA senilai Rp 5,6 miliar," kata Saumi.

Bahkan menurut laporan dari Kepala Balai BLUD Ternak Non Ruminansia (BTNR) nya, drh Yessy Fandiba , MM, jumlah penerimaannya hingga bulan Juli 2021 ini telah mencapai Rp 6,4 miliar.

"Itu artinya, setiap bulan setoran penerimaan PAA dari BLUD tersebut terus meningkat sesuai kemampuan produksi telur ayamnya.

Semoga saja, pihak manajemen BLUD BNTR tersebut mengurus dan mengelola industri peternakan ayam petelurnya dengan bagus, transparan, akuntabilitas dan professional.

Dengan demikian kegiatan usaha peternakan ayam petelur itu bisa bertahan lama sebagai andalan penerimaan PAD/PAA Pemerintah Aceh dari sub sektor peternakan ayam petelur," jelas Saumi. (*)

     
 

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved