Internasional
Kisah Warga Jeddah Sambut Jamaah Haji Tempo Dulu, Datang dengan Kapal Layar
Selama berabad-abad, haji telah menjadi pengalaman sekali seumur hidup bagi jutaan Muslim yang melakukan perjalanan ke Kota Suci Mekkah, Arab Saudi.
Oleh karena itu Jeddah merupakan tempat perhentian singkat dalam perjalanan haji tempo dulu.
“Ini akan memakan waktu beberapa hari bagi para jamaah untuk mempersiapkan barang-barang sebelum berangkat ke Mekkah dengan makanan, pakaian, dan persediaan mereka,” kata Badeeb.
“Unta disewa untuk membawa barang-barang jamaah dan kadang-kadang howdah atau tempat duduk di belakang unta juga dibawa untuk membawa para wanita," jelasnya
"Butuh satu hari untuk mencapai Mekkah," ujarnya.
Durasi tinggal seorang jamaah di Jeddah bervariasi tergantung pada pengaturan yang dibuat antara "bangun" di Jeddah dan "mutawif" di Mekkah yang akan menjadi tuan rumah jamaah saat tiba di sana.
“Populasi Jeddah akan tumbuh secara eksponensial dengan setiap musim haji,” tambah Badeeb.
“Ini membantu pertumbuhan ekonomi kota dan juga membantu para jamaah haji, karena mereka akan menjual barang-barang dan rempah-rempah kepada penduduk kota yang selalu ramah," jelasnya.
Selain meningkatkan ekonomi lokal, haji juga membentuk arsitektur Jeddah.
Sejarawan percaya karena keluarga makmur di kota tua menampung begitu banyak jamaah, menjadi umum bagi rumah mereka untuk memasukkan beberapa cerita , sebanyak tujuh.
Mereka memiliki banyak kamar yang disisihkan untuk tujuan tertentu.
Sering menampilkan balkon rowshan yang menonjol.
Semakin tinggi dan semakin rumit dekorasi rumah, semakin tinggi status penghuninya.
Di dalam bangunan yang menjulang tinggi ini, pemiliknya akan menyiapkan kamar untuk para jamaah yang mereka tampung.
Para tamu biasanya diberi megad di lantai dasar dan dilengkapi dengan tikar dan bantal.
Berasal dari kata “duduk”, megad adalah ruangan besar yang biasanya digunakan untuk menyambut keluarga dan teman dekat.