Luar Negeri

Dirjen WHO Dukung Olimpiade Tokyo, Sebut Dapat Satukan Dunia Akhiri Pandemi Covid-19

Olimpiade, kata Tedros, diharapkan menjadi momen yang menyatukan dunia, menyulut solidaritas dan tekad yang dibutuhkan untuk mengkahiri pandemi bersam

Editor: Faisal Zamzami
zoom-inlihat foto Dirjen WHO Dukung Olimpiade Tokyo, Sebut Dapat Satukan Dunia Akhiri Pandemi Covid-19
FOR SERAMBINEWS.COM
TEDROS ADHANOM GHEBREYESUS, Direktur Jenderal WHO

SERAMBINEWS.COM - Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Tedros Adhanom Ghebreyesus telah mendukung Olimpiade Tokyo 2020, yang diselenggarakan di tengah lonjakan varian virus corona (Covid-19) Delta.

Berbicara kepada Komite Olimpiade Internasional (IOC) di Tokyo, Tedros mengakui skala masalah yang ditimbulkan oleh pandemi.

Namun, dengan semangat Olimpiade, diharapkan virus yang mewabah di berbagai negara itu dapat dikalahkan.

Olimpiade, kata Tedros, diharapkan menjadi momen yang menyatukan dunia, menyulut solidaritas dan tekad yang dibutuhkan untuk mengkahiri pandemi bersama.

Tedros juga berharap, target 70 persen populasi di setiap negara sudah divaksinasi pada pertengahan tahun depan, capat tercapai.

"Semoga Olimpiade ini menjadi momen yang menyatukan dunia, dan menyulut solidaritas dan tekad yang kita butuhkan untuk mengakhiri pandemi bersama, dengan memvaksinasi 70 persen populasi setiap negara pada pertengahan tahun depan," kata Tedros pada Rabu (21/7/2021) sebagaimana dilansir Al Jazeera.

"Semoga obor Olimpiade menjadi simbol harapan yang melintasi planet ini. Dan semoga sinar harapan dari negeri Matahari Terbit ini menerangi fajar baru untuk dunia yang lebih sehat, lebih aman, dan lebih adil," sambung Tedros.

Untuk diketahui, Olimpiade Tokyo akan dibuka pada 23 Juli dan ditutup pada 8 Agustus 2021.

Olimpiade Tokyo semula dijadwalkan diselenggarakan di Tokyo, Jepang, pada 24 Juli hingga 9 Agustus 2020.

Namun, ajang olahraga internasional itu terpaksa mengalami penundaan yang belum pernah terjadi sebelumnya setelah WHO menyatakan pandemi pada Maret tahun lalu.

Pada tahun ini, penyelenggara telah memperkenalkan sejumlah tindakan, yang dirancang bersama dengan WHO, untuk mengurangi risiko penularan Covid-19 dan memastikan Olimpiade tetap aman dan terjamin.

Namun meningkatnya kasus di seluruh dunia termasuk di Jepang, telah merusak kepercayaan publik, meningkatkan penentangan terhadap acara yang akan berlangsung.

Pada Mei lalu, sebuah petisi online yang menyuarakan agar Olimpiade Tokyo dibatalkan telah mengumpulkan ratusan ribu tanda tangan.

Lebih lanjut, Jepang mencatat 1.387 kasus baru pada hari Selasa, sehingga totalnya sejak pandemi mulai lebih dari 840.000 kasus.

Sekitar 15.055 orang di Jepang telah meninggal karena virus ini dan lebih dari 4,1 juta orang meninggal di seluruh dunia.

Adapun lusinan kasus telah dikaitkan dengan Olimpiade, termasuk sejumlah atlet, yang semakin merusak kepercayaan publik dalam upaya mitigasi virus corona.

"Pandemi adalah ujian. Dan dunia sedang gagal," kata Tedros pada pertemuan IOC.

"Lebih dari empat juta orang telah meninggal dan lebih banyak lagi yang terus meninggal. Sudah tahun ini, jumlah kematian lebih dari dua kali lipat total tahun lalu."

"Dalam waktu yang saya perlukan untuk membuat pernyataan ini, lebih dari 100 orang akan kehilangan nyawa mereka karena COVID-19."

"Dan pada saat api Olimpiade padam pada 8 Agustus, lebih dari 100.000 orang akan binasa," kata Tedros.

Baca juga: WHO Ingatkan Lonjakan Kasus Covid-19 di Dunia, Khawatir Muncul Varian Baru Lebih Kuat dan Berbahaya

Baca juga: WHO Peringatkan Lebih Banyak Varian Baru Corona yang akan Menyebar ke Seluruh Dunia

Muak dan lelah dengan Covid-19

Tedros mencatat, orang-orang di seluruh dunia 'muak dan lelah' dengan virus corona dan ingin pandemi berakhir.

Namun, dia mengatakan ini tidak dapat terjadi sampai lebih banyak orang di banyak negara divaksinasi.

"Ancaman belum berakhir di mana saja sampai berakhir di mana-mana,” kata Tedros.

"Siapa pun yang berpikir pandemi sudah berakhir karena tempat mereka tinggal sudah berakhir, dia hidup di surga orang bodoh," sambungnya.

Menyinggung negara-negara berpenghasilan tinggi, Tedros mengatakan, dunia belum memanfaatkan vaksin yang telah dikembangkan dengan sebaik-baiknya, dengan 75 persen suntikan diberikan hanya di 10 negara.

Di negara-negara berpenghasilan rendah, hanya 1 persen orang yang telah menerima setidaknya satu dosis, dibandingkan dengan lebih dari setengah populasi di negara-negara berpenghasilan tinggi, katanya.

"Vaksin telah terkonsentrasi di tangan dan lengan segelintir orang yang beruntung," kata Tedros.

Menurut Tedros, kegagalan untuk berbagi vaksin, tes, perawatan telah menyebabkan kemarahan moral dan risiko meningkatnya kemunculan varian baru, yang mungkin lebih mematikan.

"Tragedi pandemi ini adalah bisa dikendalikan sekarang, jika vaksin dialokasikan lebih adil," katanya.

Ia menambahkan, perusahaan farmasi harus menempatkan keuntungan dan paten di urutan kedua untuk memastikan akses yang lebih luas ke vaksin

WHO, Dana Moneter Internasional, Bank Dunia dan Organisasi Perdagangan Dunia mendukung dorongan global untuk memvaksinasi setidaknya 10 persen dari populasi setiap negara pada bulan September, setidaknya 40 persen pada akhir tahun ini, dan 70 persen pada pertengahan 2022.

Tedros juga menegaskan kembali pentingnya langkah-langkah kesehatan masyarakat di luar vaksin, termasuk testing, tracing, dan karantina, untuk mengendalikan penyebaran virus.

Banyak dari langkah-langkah tersebut merupakan bagian dari aturan yang termasuk dalam Playbook Olimpiade, yang seharusnya membantu menjaga keselamatan atlet, offisials, dan media saat mereka berada di Jepang dan meminimalkan risiko penularan virus corona.

Sebagian besar acara akan diadakan di tempat kosong.

Tedros mengatakan, tanda keberhasilan bukanlah kasus nol tetapi kasus-kasus itu diidentifikasi, diisolasi, dilacak, dan dirawat.

Sekitar 79 kasus telah dilaporkan sehubungan dengan acara tersebut sejauh ini, menurut laporan resmi.

"Dalam sejarah 125 tahun permainan modern, mereka telah diadakan dalam bayang-bayang perang, krisis ekonomi, dan gejolak geopolitik. Tetapi belum pernah mereka diorganisir dalam bayang-bayang pandemi."

"Dan meskipun COVID-19 mungkin telah menunda pertandingan, itu tidak mengalahkan mereka," kata Tedros.

Baca juga: Bentrok Antarkampung di Medan Belawan, Warga Saling Serang, Rumah Ibadah Nyaris Dibakar

Baca juga: Korem 011/Lilawangsa Sembelih 20 Ekor Hewan Kurban

Baca juga: Rektor UI Boleh Rangkap Jadi Komisaris BUMN, Harta Kekayaan Ari Kuncoro Capai Rp 52 Miliar Lebih

(Tribunnews.com/Rica Agustina)

Tribunnews.com dengan judul Dirjen WHO Dukung Olimpiade Tokyo, Sebut Olimpiade Dapat Satukan Dunia untuk Akhiri Pandemi Covid-19

BACA BERITA OLIMPIADE LAINNYA

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved