Olimpiade Tokyo 2020
Tinggalkan Olimpiade Tokyo, Atlet Australia Rusak Kamar Hingga Ribut di Pesawat
Sementara itu, atlet Australia lainnya menunjukkan prilaku tak terpuji saat dalam penerbangan pulang.
SERAMBINEWS.COM, TOKYO - Atlet Australia merusak kamar Desa Atlet Olimpiade Tokyo saat hendak pulang ke negerinya.
Sementara itu, atlet Australia lainnya menunjukkan prilaku tak terpuji saat dalam penerbangan pulang.
Demikian dilaporkan Komite Olimpiade Australia sebagaimana dilansir Antaranews, Selasa (3/8/2021).
Sejumlah atlet merusak tempat tidur dan melubangi dinding kamar.
Hanya saja, tak ada yang dikenai hukuman setelah mereka meminta maaf.
Ketua Tim Australia, Ian Chesterman tak mengungkapkan nama-nama atau cabang olahraga asal atlet-atlet itu.
"Sejumlah anak muda berbuat salah, mereka meninggalkan kamar dalam kondisi yang tak dapat diterima," kata Chesterman.
Namun, dia menambahkan kerusakan itu kecil. "Kamar-kamar itu tidak sepenuhnya berantakan."
Dia mengungkapkan, bahwa anak-anak muda itu mengaku menyesal telah melakukan kesalahan.
Rugby Australia menyatakan telah meluncurkan penyelidikan setelah diberitahu oleh ofisial tim tentang perilaku "tak dapat diterima".
Itu dilakukan oleh pemain rugby dan sepakbola dalam penerbangan pulang dari Olimpiade.
"Rugby Australia sudah diberitahu mengenai insiden yang melibatkan tim rugby tujuh Australia setelah diberitahu oleh Komite Olimpiade Australia," kata badan rugby Australia itu.
"Rugby Australia telah memulai penyelidikan internalnya sendiri mengenai masalah ini. Rugby Australia mengharapkan adanya standar tertinggi dari semua staf, meneladani nilai-nilai olahraga kami - respek, integritas, semangat, dan kerja tim."
Chief Executive Officer Komite Olimpiade Australia, Matt Carroll mengaku sudah menerima laporan dari CEO rugby dan sepak bola guna menyelidiki laporan perilaku gaduh dalam penerbangan ke Sydney pekan lalu.
"Ini sangat mengecewakan, tetapi baik (badan pengelola) rugby maupun sepakbola telah memberi tahu saya bahwa perilaku seperti itu tentu saja tak dapat diterima, dan dengan tulus meminta maaf kepada Tim Olimpiade Australia.
"Kedua CEO telah mengambil tindakan yang tepat dan melaporkan kembali kepada kami," kata Carroll seperti dikutip Reuters.
Baca juga: Kisah Nurul Akmal dari Mengembala Ternak, Dijuluki Tyson hingga Terkenal di Pentas Angkat Besi Dunia
Baca juga: Raih Peringkat Lima, Lifter Nurul Akmal Ungguli Atlet Transgender di Angkat Besi Olimpiade Tokyo
Baca juga: Wasekjen Demokrat Tersentuh dengan Perjalanan Nurul Akmal: Kami Bangga Padamu
Baca juga: Nurul Akmal Ikut Jejak Alkindi, Ulangi Sejarah 32 Tahun Lalu
Atlet Israel Rusak Tempat Tidur dari Kardus
Delapan atlet Olimpiade Jepang 2020 asal Israel merusak tempat tidur dari kardus yang dipersiapkan panitia Jepang untuk atlet dalam even olahraga empat tahunan itu.
Aksi mereka yang merusak tempat dari kardus di Desa Olimpiade Jepang itu mendapat kecaman dari warga Jepang.
Panitia mengatakan meski terbuat dari kardus, tempat tidur tersebut memiliki kekuatan hingga 200 kilogram atau Kg.
Namun para atlet Israel sengaja mencoba kekuatan tempat tidur itu hingga akhirnya jebol.
"Apa yang dilakukan adalah lelucon dan tindakan yang tidak termaafkan, tetapi sebaliknya, daya tahan yang dipatahkan oleh delapan pria kuat itu bagus sebagai bukti kekuatan bed," kata Nami Honda, seorang netizen Jepang.
"Itu tindakan barbar. Pendidikannya kayak apa ya mereka itu, keterlaluan sekali," papar Akiyama, warga Tokyo.
Namun ada juga yang melihat aksi atlet Israel tersebut sebagai promosi bagi pembuat tempat tidur dari kardus tersebut.
"Sebaliknya, bukankah itu iklan yang bagus? Setelah olimpiade, sepertinya akan laris di Jepang dan luar negeri (tampaknya mudah dipindahkan), jadi sepertinya kita bisa membuat yang ke-2 dan ke-3. Tidak apa-apa untuk ditiduri oleh 8 orang!" papar Aosora, netizen lainnya.
Sindiran lain juga disampaikan Azuma Sho.
"Bagaimanapun, kemampuan teknologi perusahaan Jepang luar biasa. Terima kasih telah memberi tahu dunia tentang daya tahan tempat tidur kardus," tulis Azuma.
Pembuat video akhirnya menghapus video tersebut dan telah meminta maaf kepada dunia atas perbuatan yang dilakukannya bersama 8 orang Israel tersebut.
Hingga saat ini video tersebut sudah diakses lebih dari 650.000 kali di Youtube.
Di luar kasus itu, beasiswa ke Jepang dan upaya belajar bahasa Jepang yang lebih efektif melalui aplikasi zoom terus dilakukan bagi warga Indonesia secara aktif dengan target belajar ke sekolah di Jepang.
Info lengkap silakan email: info@sekolah.biz dengan subject: Belajar bahasa Jepang.
Baca juga: Menantu Hantam Ayah Mertua dengan Linggis hinga Tewas, Emosi Disebut Pengangguran Tidak Punya Harta
Baca juga: Mengandung Probiotik, Ini Minuman Super Enzim dari Madu Bantu Lawan Covid-19 Ala dr Zaidul Akbar
Baca juga: Kisah Pilu Dua Tahun Menanti Buah Hati, Istri Kirim Kabar Positif Hamil, Nahas Suami Meninggal Dunia
Baca juga: Hendak Transaksi Sepmor Hasil Curian di SPBU, Warga Pidie Diringkus Polisi
Kritik Pelatih, Sprinter Belarusia Dipulangkan Paksa
Salah satu sprinter Belarusia mengaku dibawa ke bandara di luar keinginannya untuk diterbangkan pulang ke negaranya setelah dia secara terbuka mengkritik pelatih nasional di Olimpiade Tokyo.
Krystsina Tsimanouskaya, yang akan bertanding di nomor 200 meter putri mengatakan kepada Reuters bahwa dia tidak berencana untuk pulang ke negaranya.
Dia telah mencari perlindungan kepada polisi Jepang di bandara Haneda Tokyo sehingga dia tidak jadi naik pesawat.
"Saya tidak akan kembali ke Belarusia," katanya kepada Reuters dalam pesan melalui Telegram.
Komite Olimpiade Belarusia belum menanggapi permintaan komentar.
Tsimanouskaya menjelaskan, staf pelatih datang ke kamarnya dan menyuruhnya untuk berkemas.
Dia dibawa ke bandara sebelum dia berlaga di nomor 200 meter dan estafet 4x400 meter pada Kamis.
Dia mengatakan telah dikeluarkan dari tim karena "fakta bahwa saya berbicara di Instagram saya tentang kelalaian pelatih kami".
Tsimanouskaya sebelumnya mengeluh karena dia masuk nomor estafet 4x400 m setelah beberapa anggota tim tidak memenuhi syarat untuk bersaing di Olimpiade karena mereka tidak menjalani tes doping.
"Beberapa atlet tidak bisa terbang ke sini untuk bertanding nomor estafet 4x400 m karena terkendala tes doping," kata Tsimanouskaya kepada Reuters dari bandara.
"Dan pelatih memasukkan saya ke estafet tanpa sepengetahuan saya. Saya berbicara tentang ini di depan umum. Pelatih kepala datang kepada saya dan mengatakan ada perintah dari atas untuk mengeluarkan saya."
Tsimanouskaya menambahkan dirinya berdiri di samping polisi Jepang di bandara dan dia telah menghubungi seorang anggota diaspora Belarusia di Jepang untuk menjemputnya di bandara.
Polisi Haneda mengaku tidak ada seorang pun yang dapat dimintai komentar, demikian laporan Reuters.(*)
Baca juga: VIDEO Air Laut di Banyuwangi Mendadak Jadi Merah Seperti Darah, Diduga Akibat Kematian Makhluk Ini
Baca juga: VIDEO Viral Seorang Pria Uji Kebaikan Bapak Penjual Bensin: Masih Banyak Orang Baik di Sekitar Kita
Baca juga: VIDEO Viral Aksi Sopir Bus Oleng Kanan Kiri di Jalan Raya, Malah Bikin Penumpang Girang
Baca juga: VIDEO - Bentrokan Meletus antara Hizbullah dan Suku-suku Badui di Lebanon