Tim SAR belum Temukan 2 Nelayan, Sudah Sepekan Hilang Saat Melaut

Sudah lima hari hilang, nasib dua nelayan asal Pulau Baguk, Kecamatan Pulau Banyak, Kabupaten Aceh Singkil, belum jelas hingga Rabu

Editor: bakri
Dok: Yudistira
Speed ambulans milik Desa Pulau Baguk, Kecamatan Pulau Banyak, Aceh Singkil, melakukan pencarian nelayan hilang, Selasa (4/8/2021). 

SINGKIL - Sudah lima hari hilang, nasib dua nelayan asal Pulau Baguk, Kecamatan Pulau Banyak, Kabupaten Aceh Singkil, belum jelas hingga Rabu. Upaya pencarian yang dilakukan tim gabungan sama sekali belum menemukan jejak apa pun.

Sekretaris Satgas SAR Kepulauan Banyak Yudistira, Rabu (4/8/2021), mengatakan, pencarian terakhir sudah dilakukan hingga ke Buluseuma, Aceh Selatan. Sementara untuk proses pencarian hari berikutnya masih menunggu koordinasi dengan pihak keluarga korban.

"Sementara kita hold sebentar, masih menunggu koordinasi dengan pihak keluarga korban. Kemarin kita sudah sampai Buluhsema," kata Yudistira.

Sebagaimana diberitakan sebelumnya, dua nelayan asal Desa Pulau Baguk, Kecamatan Pulau Banyak, Aceh Singkil, hilang kontak sejak pergi melaut, Jumat (30/7/2021) lalu.

Kedua nelayan tersebut Zakaria (68) dan Syafrizal (39). Mereka berangkat melaut menggunakan perahu kayu. Belum pulangnya dua nelayan membuat cemas keluarga. Sebab, saat malam kejadian turun badai berupa hujan disertai angin yang memicu terjadinya gelombang tinggi.

Biasanya nelayan pergi melaut sore,  lantas pulang malam. Namun hingga siang belum juga pulang. Kecemasan kian bertambah, lantaran diketahui hanya sedikit perbekalan yang mereka bawa.

Nahasnya lagi Zakaria dan Syafrizal tidak membawa telpon seluler. Sehingga keberadaanya sulit terlacak. "Pada hari Jumat 30 Juli 2021 sekira pukul 17.30 WIB, kedua nelayan berangkat melaut malam. Sekitar pukul 23.00 WIB, turun badai dengan cuaca angin kencang dan hujan deras," kata Yudistira, Satgas Search dan Rescue (SAR) Kepulauan Banyak.

Salah satu upaya membantu nelayan adalah dengan mengasuransikan. Profesi ini dinilai sangat berisiko. Dengan asuransi bisa meringankan keluarga jika sewaktu-waktu terjadi kecelakaan saat melaut. Sayangnya, sudah dua tahun nelayan di Kabupaten Aceh Singkil tak diasuransikan. Penyebabnya, tak tersedia lagi anggaran pembayaran premi asuransi yang bersumber dari Kementerian Kelautan dan Perikanan. "Asuransi nelayan untuk tahun 2020 dan 2021 tidak ada lagi karena anggaran kena refocusing. Sumber dananya dari Kementerian KP," kata Kepala Dinas Perikanan Aceh Singkil, Saiful Umar, Rabu (4/8/2021).

Menurut Saiful Umar, premi asuransi nelayan yang ditanggung pemerintah hanya berlaku setahun pertama. Selanjutnya, bisa diperpanjang, tapi dengan biaya sendiri. Naasnya, dalam dua tahun terakhir, tidak ada nelayan yang melakukan perpanjangan asuransi secara mandiri. "Kalau tidak keliru terhadap nelayan yang hilang di Pulau Banyak, tidak ada asuransinya. Kalau pun pernah ada, sudah habis masa berlakunya, karena dua tahun terakhir ini tidak ada asuransi baru atau perpanjangan mandiri," ujar Saiful Uamar.(de)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved