Berita Aceh Timur

Bupati Aceh Timur Minta Gubernur Tegur Perusahaan yang HGU-nya Menghutan Hingga Bersarang Gajah Liar

Semua gajah yang mati di Aceh Timur selama ini ditemukan di dalam HGU perusahaan, hal ini karena HGU perusahaan itu dibiarkan semak, menghutan, dan ja

Penulis: Seni Hendri | Editor: Mursal Ismail
SERAMBINEWS.COM/SENI HENDRI    
Bupati Aceh Timur, H Hasballah Bin HM Thaib SH, bersama Kapolres Aceh Timur, AKBP Eko Widiantoro SIK MH, Kepala BKSDA Aceh, Kajari, dan Dandim, memperlihatkan gading gajah yang telah dipotong dan diolah menjadi aksesoris oleh perajin yang membeli gading gajah dari Aceh. Foto direkam dalam konferensi pers, Kamis (19/8/2021) 

Semua gajah yang mati di Aceh Timur selama ini ditemukan di dalam HGU perusahaan, hal ini karena HGU perusahaan itu dibiarkan semak, menghutan, dan jadi sarang gajah.

Laporan Seni Hendri Aceh Timur

SERAMBINEWS.COM, IDI - Bupati Aceh Timur, H Hasballah Bin HM Thaib SH atau Rocky, meminta Gubernur Aceh, turun tangan menertibkan perusahaan-perusahaan pemilik Hak Guna Usaha (HGU) yang tidak terawat di Aceh Timur.

Bupati Aceh Timur, H Hasballah Bin HM Thaib SH, menyampaikan hal ini seusai konferensi pers di Mapolres Aceh Timur, Jumat (20/8/2021).

"Semua gajah yang mati di Aceh Timur selama ini ditemukan di dalam HGU perusahaan, hal ini karena HGU perusahaan itu dibiarkan semak, menghutan, dan jadi sarang gajah.

Karena itu, saya minta Gubernur Aceh turun tangan menertibkan HGU perusahaan yang tidak dirawat dan dibiarkan menghutan itu agar konflik gajah segera teratasi," kata Hasballah. 

Perusahaan pemilik HGU di Aceh Timur, juga diminta benar-benar mengelola HGU agar tidak menjadi hutan dan menjadi sarang gajah.

HGU yang berbatasan dengan hutan, Bupati meminta perusahaan agar membangun barrier atau parit isolasi gajah, jika di luar HGU barrier dibangun bersama Pemkab Aceh Timur.

Perusahaan yang HGU-nya menjadi hutan dan sarang gajah, Bupati meminta agar bercontoh dengan perusahaan perkebunan sawit yang aktif, dan berdampak baik terhadap ekonomi masyarakat sekitar.

Misalnya PT PPP, PT Tualang Raya, yang bisa menyerap lapangan kerja bagi masyarakat sekitar dan bertanggungjawab terhadap lingkungannya.

"Tolong perusahaan yang punya HGU benar-benar mengelola HGU-nya, agar tidak menjadi sarang gajah, membuka lapangan kerja bagi masyarakat, sehingga konflik segera teratasi, dan ekonomi masyarakat juga bangkit.

Kita  minta Gubernur turun tangan menegur perusahaan yang tidak merawat HGU-nya," pinta Rocky.

Lindungi Satwa Liar

Bupati Aceh Timur, bersama BKSDA Aceh, Dandim, dan Kajari Aceh Timur, mengapresiasi keberhasilan Satuan Reskrim Polres Aceh Timur, yang menangkap pelaku pembunahan gajah. 

Gajah itu ditemukan tanpa kepala di dalam kawasan perkebunan PT Bumi Flora, pada 11 Jul 2021 lalu.

Polisi tidak hanya menangkap pembunuh gajah, tapi juga menangkap pembeli gading dan perajinnya.

Bupati Aceh Timur, mengimbau warga tidak menyakiti satwa liar, apalagi karena tergiur mahalnya harga jual. 

Pasalnya perbuatan itu melanggar, sehingga Bupati menyarankan warga lebih baik bercocok tanam saja. 

"Jangan tergiur dengan harga mahal. Mari kita lindungi kelestarian satwa liar dan hutan kita yang memiliki potensi luar biasa. 

Bahkan Aceh Timur memiliki Gunung Rocky dengan ketinggian 3.000 mdpl yang di dalamnya terdapat banyak satwa liar," pinta Rocky.

Apresiasi  kepada Polres Aceh Timur, juga disampaikan Kepala BKSDA Aceh, Agus Rianto, yang mana tim Satreskrim Polres Aceh Timur, tidak hanya menangkap pelaku pembunuhan gajah liar, tapi juga menangkap penampung dan perajinnya.

"Ini suatu hal yang luar biasa, kami sangat mengapresiasinya.

Mudah-mudahan kerja sama ini akan terus berlanjut, tidak hanya dalam penegakan hukum, tapi juga dalam hal pencegahan, dalam rangka menjaga kelestarian satwa liar, dan habitatnya," ungkap Agus.

Meski konflik satwa gajah dengan manusia di Aceh tinggi, jelas Agus, tapi perkembangbiakan satwa gajah di Aceh sangat baik.

Di mana pada habitatnya gajah juga terus berkembang biak melahirkan anaknya hingga dewasa dan gajah di Aceh tidak hanya bermain di hutan, tapi juga di luar hutan.

"Karena itu, perlu peran serta semua pihak untuk menjaga kelestarian satwa liar ini," harap Agus. (*)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved