Tanam Padi Gadu
Realisasi Tanam Padi Gadu Capai 116.813 Ha, Daya Serap Pupuk Urea dan NPK Subsidi Cukup Tinggi
Misalnya Kabupaten Aceh Besar, target tanam padi musim gadunya, sekitar 15.468 hektare, sampai minggu ketiga bulan Agustus ini, realisasi tanam
Penulis: Herianto | Editor: Ansari Hasyim
Laporan Herianto I Banda Aceh Aceh
SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Dinas Pertanian dan Perkebunan Aceh menyatakan, sampai minggu ketiga Agustus 2021, realisasi tanam padi di berbagai daerah di wilayah Aceh sudah mencapai 116.813 hektare, dari target 168.585 hektare.
“Sisanya seluas 51.772 hektare lagi, penanamannya akan dilanjutnya secara bertahap, bila curuh hujan yang turun dari langit, sampai bulan September 2021, mampu memenuhi kebutuhan air untuk sawah-sawah yang telah direncanakan akan ditanami padi,” kata Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Aceh, Ir Cut Huzaimah MP, melalui Kabid Produksi Ir Syafrizal kepada Serambinews.com, Jumat (20/8) di Banda Aceh.
Safrizal mengatakan, animo petani di Aceh untuk menanam padi pada musim tanam gadu ini sangat tinggi.
Hal itu bisa dilihat dari data laporan realisasi tanam padi gadu dari daerah yang masuk ke Kantor Dinas Pertanian dan Perkebunan, ada yang realisasi tanamnya sudah melampui target.
Misalnya Kabupaten Aceh Besar, target tanam padi musim gadunya, sekitar 15.468 hektare, sampai minggu ketiga bulan Agustus ini, realisasi tanam padinya sudah mencapai 17.498 hektare.
Kemudian Kabupaten Aceh Tamiang, target tanam padinya 8.281 hektare, realisasi tanam padinya sudah mencapai 8.694 hektaer. Selanjutnya, Nagan Raya, target tanam padinya seluas.6.705 hektare, realisasi tanam padinya sudah mencapai 7.965 hektare.
Baca juga: Begini Aturan Memakai Masker Dobel untuk Mencegah Terpapar Virus Corona Varian Delta
Baca juga: Begini Kronologis Tiga Anggota DPRA Adu Jotos, Disela-sela Rapat Paripurna, Dipicu Interupsi
Di daerah kepulauan, juga ada yang realisasi tanam padinya telah melampui targetnya, yaitu Simeulue, target tanam padinya 1.000 hektare, realisasi tanam padinya sudah mencapai 1.322 hektare.
Tapi ada juga beberapa daerah, realisasi tanam padinya masih rendah. Di antaranya Kota Subulussalam, baru terealisir 61 hektare dari targetnya 455 hektare. Kemudian Aceh Selatan baru terealisir seluas 301 hektare, dari targetnya 6.098 hektare.
Realisasi tanam padi gadu terluas sementara ini, ada di daerah Aceh Utara seluas 22.095 hektare dari targetnya 36.554 hektare, kemudian Aceh Besar realisasi tanam padinya sudah mencapai 17.498 hektare, dari target tanam padinya 15.468 hektare.
Selanjutnya Aceh Timur sudah terealisir seluas 13.069 hektar, dari target 15.835 hektare. Sementara Pidie realisasi tanam padinya baru seluas 12.983 hektare dari target tanam padinya 18.691 hektare.
Kabupaten Bireuen, realisasi tanam padinya baru seluas 7.516 hektare dari targetnya 14.638 hektare, Pijay baru terealisir seluas 5.214 hektare dari targetnya 7.902 hektare, Abdya realisasinya baru seluas 7.346 hektare, dari targetnya 8.299 hektare, Aceh Tenggara realisasinya baru seluas 3.614 hektare, dari targetnya 8.639 hektare, Aceh Barat realisasinya baru seluas 3.430 hektare dari targetnya 7.343 hektare.
Sedangkan untuk daerah pegunungan, seperti Bener Meriah, Aceh Tengah dan Gayo Lues, realisasi tanam padinya belum mencapai targetnya.
Kabupaten Bener Meriah targetnya seluas 418 hektare, realisasinya baru 127 hektar, kemudian Aceh Tengah targetnya seluas 1.307 hektare, realisasinya baru 400 hektare dan Gayo Lues targetnya seluas 3.678 hektare, realisasinya baru 1.125 hektare.
Safrizal mengatakan, pelaksanaan tanam padi gadu di berbagai daerah masih terus berlanjut, terutama di sawah-sawah yang airnya dinilai sudah cukup untuk ditanami padi.
"Kita harapkan, sampai bulan depan, hujan masih tetap turun, sehingga padi yang telah ditanam pada bulan Juni dan Juli lalu, bisa dipanen pada bulan September mendatang," ujarnya.
Alasannya, menurut Safrizal, jika pada saat tanaman padi sedang bunting, atau sedang mau berbuah bulir padi, air di sawah mengalami kekeringan, batang padinya bisa kering, sehingga tanaman padinya bisa terancam puso.
"Tapi sampai saat ini, belum ada laporan kekeringan sawah yang masuk kepada kami dari daerah,”ujar Safrizal.
Ketika ditanya soal penyaluran pupuk subsidi urea, NPK, ZA, SP-36 dan organik, Safrizal mengatakan, menurut info dari Kabid Pupuk, Fahrurrazi kepada suplai pupuk subsudi kepada kelompok tani melalui aplikasi e-RDKK masih berjalan.
Anggota kelompok tani yang ingin menebus pupuk subsidi harus membawa KTP asli ke kios pengecer pupuk subsidi, untuk dicocokan identitas diri dan nomor KTP dalam daftar e-RDKK.
Setelah nama dan nomor KTP cocok, petani yang yang bersangkutan, boleh menebus dan membayar kuota pupuk subsidinya di kios pengecer dengan harga subsidi.
Kabid Penyalur Pupuk Distanbun Aceh Ir Fahrurrazi yang dikonfirmasi mengatakan, daya serap pupuk subsidi, sampai minggu ketiga bulan Agustus ini, sudah tinggi.
Jumlah pupuk urea subsidi yang sudah tersalur mencapai 39.658 ton, atau sebesar 52,18 persen dari kuota yang diberikan Kementan untuk Aceh sebanyak 76.006 ton.
Sementara pupuk NPK/Phonska subsidi penyalurannya sudah mencapai 29.236,10 ton, dari kuota yang diberikan Kementan untuk Aceh 45.020 ton, atau sudah sebesar 64,96 persen.
Pupuk jenis SP-36 sudah mencapai 5.356,40 ton, dari kuotanya 17.019 ton, pupuk ZA realisasinya sudah mencapai 3.831,45 ton, dari kuotanya 12.437 ton, dan pupuk organik realisasinya 3.979 ton, dari kuotanya 7.939 ton.
Untuk penyaluran pupuk subsidi, kata Fahrurrazi, sampai kini belum ada masalah. Alasannya, produsen pupuk subsidi urea, yaitu PT PIM, dan produsen pupuk subsidi NPK/Phonska, SP-36, ZA dan Organik yaitu PT Petro Kimia Gersik, sudah menyediakan stok yang cukup di berbagaia daerah.
Jadi, kata Fahrurrazi, begitu penyalur dan pengecer pupuk subsidi mengajukan tebusan pupuk subsidi milik kelompok tani di sebuah daerah, produsen dan penyalur pupuk subsidi, sudah siap menyediakan barang dan mengantar ke kios pengecernya.
“Penebusan pupuk subsidi dari kios pengecer untuk anggota kelompok tani, menggunakan aplikasi e-RDKK,” ujar Fahrurrazi.(*)