Breaking News

Peremajaan Sawit

30 Hektare Lahan yang Sudah Ditanami Sawit PSR di Aceh Timur Dirusak Gajah Liar

Namun, dari 350 hektare lahan yang telah ditanami sawit, sekitar 30 hektare di Desa Seumanah Jaya, Kecamatan Ranto Peureulak, Aceh Timur, gagal tumbuh

Penulis: Seni Hendri | Editor: Eddy Fitriadi
Dok Koperasi Aceh Berkat
Saiful SE, selaku pengawas Koperasi Perkebunan Kakao Aceh Berkat, di Aceh Timur, meninjau sawit yang ditanam melalui program peremajaan sawit rakyat (PSR) di Desa Seumanah Jaya, Kecamatan Ranto Peureulak, Aceh Timur. 

Laporan Seni Hendri | Aceh Timur

SERAMBINEWS.COM, IDI - Koperasi Perkebunan Kakao Aceh Berkat di Aceh Timur, mendapatkan bantuan dana peremajaan sawit dari Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDKS) sebesar Rp 9,4 miliar, untuk melakukan replanting sawit tua seluas 379 hektare.

Sejak dimulainya pembersihan tanaman sawit tua pada Januari 2020, dan penanaman telah dimulai sejak Juni 2020, hingga Agustus 2021 ini, realisasi penanaman sawit sudah mencapai 92 persen atau seluas 350 hektare dari target 379 hektare. 

"Sisanya masih proses penanaman. Insya Allah sebelum habis kontrak, November 2021 mendatang, penanaman sudah selesai," ungkap Mukhlidar, Ketua Koperasi Perkebunan Kakao Aceh Berkat, kepada Serambinews.com, Senin (23/8/2021).

Namun, dari 350 hektare lahan yang telah ditanami sawit, sekitar 30 hektare di Desa Seumanah Jaya, Kecamatan Ranto Peureulak, Aceh Timur, gagal tumbuh karena dimakan kawanan gajah liar.

"Jadi gangguan gajah ini menghambat proses pertumbuhan sawit petani yang sudah ditanami tanaman baru melalui program peremajaan sawit rakyat (PSR),"ungkapnya.

Selain hama gangguan gajah liar, jelas Mukhlidar, hama lainnya yang mengganggu yaitu babi, landak, tapi hama ini bisa diantisipasi dengan pagar seng pada tanaman sawit.

"Sebenarnya jika tidak ada hama gajah, petani berani tidur di ladang mereka menjaga tanaman sawit ini, tapi kalau ada gajah, waktu datang gajah bukan tanaman sawit aja beresiko dimakan, tapi petani juga beresiko dicelakai oleh gajah tersebut," ungkap Mukhlidar.

Di Seumanah Jaya, jelasnya, lahan petani yang dapat program peremajaan sawit berbatasan dengan hak guna usaha perusahaan sawit yang mana lahannya semak dan menghutan serta menjadi tempat bermain gajah, sehingga lahan petani yang ditanami sawit juga setiap saat juga berisiko dimasuki kawanan gajah.

"Karena itu, kita berharap kepada pemerintah dan dinas terkait benar-benar mencari solusi penanganan gajah liar, agar tanaman sawit petani bisa bangkit, dan diperkiraan tahun 2022, sawit yang ditanam melalui program PSR yang telah ditanam sejak Juni 2020 diperkirakan sudah mulai berbuah," ungkap Mukhlidar.

Jika tanaman sawit sudah dimakan gajah, maka koperasi tidak ada dana lagi untuk membantu program penanamannya.

"Kami juga mengimbau petani yang dapat program PSR dan lahannya sudah ditanami agar menjaga dan merawat sawitnya agar tumbuh subur hingga panen, sehingga harapan kita ekonomi masyarakat bisa bangkit setelah sawit mulai berbuah nanti," ungkap Mukhlidar.

Sementara pihak koperasi, jelas Mukhlidar, hanya mengawasi dan menghimbau petani agar benar-benar merawat sawitnya pasca panen hingga berhasil.

Ardiansyah salah satu petani penerima program peremajaan sawit rakyat (PSR) di Desa Seumanah Jaya, Kecamatan Ranto Peureulak, Aceh Timur, mengaku sangat senang mendapatkan bantuan dana peremajaan sawit.

"Kami merasa sangat puas dengan bantuan program PSR ini dimana lahan kami telah produktif kembali, di samping telah ditanami sawit yang saat ini tumbuh subur. Selain itu di lahan produktif ini kami bisa menanam aneka tanaman campuran baik cabai, pisang, jagung, yang juga memiliki hasil lumayan di samping menunggu sawit berbuah," ungkap Ardiansyah.

Ancaman gangguan hama gajah, jelas Ardiansyah memang menjadi kekhawatiran besar petani sawit, karena itu diharapkan pemerintah dapat segera mencari rumusan yang efektif dalam menangani gangguan gajah, sehingga ekonomi petani berbasis pertanian bisa bangkit, dan gajah juga dapat berkembang biak dengan baik pada habitatnya. (*)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved