Pra Pora III Cabor Drum Band Ditutup, Ini Juaranya

Laporan Yusmandin Idris | Bireuen 

SERAMBINEWS.COM, BIREUEN - Ajang prakualiaifasi atau Pra Pora III cabang olahraga Drum Band yang berlangsung di Bireuen sejak Kamis (26/08/2021) resmi ditutup pukul 17.00 WIB,  Minggu (29/08/2021), atlet Bireuen selaku tuan rumah urutan kedua lolos ke Pora III Pidie 2022 mendatang. 

Penutupan ajang yang diikuti 12 kabupaten/kota berlangsung di GOR Geulumpang Payong Jeumpa Bireuen oleh Sekdakab Bireuen Ir Ibrahim Ahmad MSi.

Koordinator dewan juri, H Apri Sugiarto SE dalam laporannya sebelum menyebutkan tujuh tim yang lolos diumumkan juara masing masing cabang lomba. 

Pertama Lomba Unjuk Gelar (LUG) juara pertama kontingen Banda Aceh, juara dua Bireuen dan juara tiga Aceh Besar. Kemudian Lomba Ketahanan dan Ketepatan Berbaris (LKKB) 2000 meter juara pertama Bireuen, juara dua  Banda Aceh dan juara tiga Sabang. 

Kemudian, cabang Lomba Berbaris Jarak Pendek  (LBJP) Putra juara pertama Aceh Besar, juara dua Lhokseumawe dan juara tiga Banda Aceh.

Terakhir cabang LBJP putri juara pertama Aceh Besar, juara dua Aceh Tengah dan juara tiga Lhokseumawe.

Baca juga: Babak Pertama, Bhayangkara Solo FC Vs Persiraja 2-1, N’Duoasel Borong 2 Gol, Skor Sempat 1 - 1

Baca juga: Kronologis Adik Usia 15 Tahun di Pidie Hamili Kakak Kandung, 3 Kawan Terlibat Hingga Hampir Diusir

Usai prosesi pengalungan medali emas, perak dan perunggu kepada masing masing juara diumumkan kontingen yang lolos ke Pidie sebanyak tujuh kontingen.

Adapun tujuh kontingen yaitu  pertama Aceh Besar, urutan kedua tuan rumah Bireuen dan urutan ketiga Banda Aceh.

Berikutnya Lhokseumawe, Aceh Tengah, Sabang dan terakhir kontingen Langsa. Sedangkan Aceh Utara, Bener Meriah, Aceh Timur, Aceh Taminag  dan Aceh Tenggara tersingkir dalam perebutan tujuh utusan ke Pora III Pidie tahun 2022 mendatang.

Bupati Bireuen Dr H Muzakkar A Gani SH MSi yang diwakili Sekdakab Bireuen, Ir Ibrahim Ahmad MSi pada penutupan mengharapkan tim lolos untuk terus berlatih dan tim yang belum berhasil untuk tidak patah semangat berlatih agar lebih baik dan dapat berhasil di event lainnya.

Prosesi penutupan tanpa penonton diakhiri dengan foto bersama para atlet, dewan juri  panitia dan juga para pejabat.(*)