Internasional

Taliban Minta Dunia Buka Hubungan Baik, Siap Menjaga Kemerdekaan, Kebebasan dan Nilai-nilai Islami

Penguasa defacto Afghanistan, Taliban meminta dunia untuk membuka hubungan baik dengan pihaknya. Taliban juga berjanji akan terus menjaga kemerdekaan

Editor: M Nur Pakar
AP
Pasukan Khusus Taliban memasuki Bandara Internasional Hamid Karzai di Kabul, Afghanistan, Selasa (31/8/2021). 

SERAMBINEWS.COM, KABUL - Penguasa defacto Afghanistan, Taliban meminta dunia untuk membuka hubungan baik dengan pihaknya.

Taliban juga berjanji akan terus menjaga kemerdekaan, kebebasan dan nilai-nilai Islami.

Taliban telah menyatakan Afghanistan sebagai negara bebas dan berdaulat.

Juga berjanji untuk membuka hubungan baik dengan seluruh dunia setelah keberangkatan pasukan terakhir AS dari bandara Kabul pada Selasa (31/8/2021).

Dilansir ArabNews, Rabu (1/9/2021), kelompok itu menguasai bandara ibu kota setelah AS pada Senin (30/8/2021) mengakhiri 20 tahun pendudukannya.

Sekaligus, memperkuat kembalinya Taliban ke tampuk kekuasaan setelah penggulingan mereka pada tahun 2001.

Baca juga: Jurnalis Wanita, Pembuat sejarah Mewawancarai Juru bicara Taliban Juga Kabur dari Afghanistan

Tembakan perayaan bergema di sekitar Bandara Internasional Hamid Karzai ketika juru bicara Taliban Zabihullah Mujahid memuji penarikan Washington sebagai momen bersejarah.

Dia berjanji keamanan negeri akan lebih baik lagi.

Berbicara kepada wartawan di bandara Kabul, dia berkata:

“Kami tidak memiliki keraguan, Imarah Islam Afghanistan sebagai negara yang bebas dan berdaulat."
"Amerika Serikat telah dikalahkan."

Dia juga berjanji kepada warga Afghanistan akan melindungi kebebasan, kemerdekaan, dan nilai-nilai Islam.

Taliban menguasai Kabul dalam serangan kilat dua minggu lalu.

Baca juga: Bentrokan Sengit Pecah di Lembah Panjshir, Delapan Anggota Taliban Tewas

Menggulingkan pemerintah dalam pengepungan tak berdarah saat Presiden Ashraf Ghani meninggalkan negara itu.

Sejak itu, ribuan orang berkemah di luar bandara yang dikuasai AS.

Mulai dari diplomat, pekerja bantuan asing, dan warga sipil yang putus asa untuk meninggalkan negara itu.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved