Berita Bireuen
Pukat Darat Masih Menjadi Andalan Nelayan Tradisional Bireuen Walaupun Hasil Tangkapan Sedikit
Pukat darat hingga saat ini masih menjadi andalan utama bagi puluhan nelayan tradisional di Kuala Bireuen
Penulis: Yusmandin Idris | Editor: Muhammad Hadi
Laporan Yusmandin Idris I Bireuen
SERAMBINEWS.COM, BIREUEN – Pukat darat hingga saat ini masih menjadi andalan utama bagi puluhan nelayan tradisional di Kuala Bireuen.
Ini sebagai kegiatan melaut untuk menangkap ikan walaupun hasil tangkapan dengan pukat darat sangat kecil.
Amatan Serambinews.com, belasan nelayan di Ujong Blang, Kuala Bireuen sejak seminggu terakhir kembali menarik pukat darat sebelumnya menurut para nelayan tidak melaut atau tidak tarek pukat karena ombak besar.
Belasan nelayan seperti biasa mulai pukul 07.00 WIB mulai menarik pukat darat, pekerjaan tersebut baru selesai sekitar satu jam atau dua jam ke depan.
Baca juga: Lanal Lhokseumawe Kembali Vaksin Nelayan dan Masyarakat Pesisir Pusong
Namun hasilnya tidak seberapa, bahkan untuk bawa pulang ke rumah saja tidak cukup.
“Sudah seminggu inilah para nelayan kembali melaut tarek pukat darat, hasilnya tidak menentu, kadang-kadang-kadang untuk kopi dan rokok saja tidak cukup,” ujar M Nur seorang nelayan di Ujong Blang, Kuala Bireuen, Minggu (05/09/2021).

Para nelayan kawasan Ujong Blang setiap hari tarik pukat kecuali hari Jumat atau ada kemalangan di desa.
Hasil yang diperoleh kadang-kadang tidak sebanding dengan peluh keringat saat menarik pukat.
Baca juga: Profil Jenderal Andika Perkasa, Calon Kuat Panglima TNI, Lama di Kopassus dan Punya 3 Gelar S2 di AS
Tapi hasil tangkapan biasanya hanya ikan kecil dengan jumlah terbatas, bila dihitung dengan rupiah sekali tarik hanya memperoleh sekiatr Rp 100 ribu.
Sedangkan para nelayan yang ikut menarik pukat termasuk pawang minimal 10 orang dan maksimal 20 orang.
"Kadang kadang hanya dapat sedikit ada juga memperoleh hasil lumayan, namun lebih sering sedikit," ujar M Nur salah seorang nelayan usai tarik pukat, Minggu (05/09/2021).
Walaupun hasil dari pukat darat tidak seberapa, para nelayan tradisional tetap berusaha dengan menarik pukat darat setiap hari, kecuali hari Jumat maupun ombak besar untuk kebutuhan rumah tangga. (*)
Baca juga: Di Lhokseumawe, Guru yang Belum Divaksin tak Boleh Mengajar
Baca juga: Lima Hari Bertambah 69 Orang Warga Bireuen Positif Covid-19